05

92.3K 16.9K 1.5K
                                    

"Mark Lee!" tegur Yoon ssaem melihat Mark melamun dengan wajah pucat seakan-akan seluruh darah berhenti mengalir di urat-uratnya.
   
   
   

Esther menendang kursi Mark dari belakang, membuat Mark sadar dan mulai mengarang alasan pada gurunya yang bertanya tentang apa yang sedang mereka pelajari.
  
   

 
"Kamu sakit?" selidik Yoon ssaem.
  
  
Mark menggeleng.
"Nope, cuma gugup mungkin karena pagi ini Yoon ssaem cantik pakai baju biru. Hehe."
  
  

Mark bisa mendengar umpatan pelan Esther di belakangnya, tapi toh rayuan itu berhasil pada gurunya yang sekarang hanya menggeleng kesal dengan wajah tersipu.
  
  
 

Saat pelajaran mulai lagi, fokus Mark terbagi dua ㅡsebagian memperhatikan gurunya dan sebagian masih mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi?!
  
  
Setidaknya Mark yakin ini bukan mimpi karena sudah berkali-kali Esther memanfaatkan kaki panjangnya untuk menendang kaki Mark kalau melamun seperti tadi.
 
 
Mark kira Choi Esther hanya gila, tapi ternyata cewek itu juga sakti.
  
  
Sangat mengerikan.
  
   
   
  
 
  
   
   

"Hey, lo harus jelasin ya kenapa semua bisa kayak gini!"
Mark langsung menghadap ke bangku di belakangnya saat pergantian jam pelajaran.
  
  

"Nanti aja, guru dateng sebentar lagi," kilah Esther.
  
  
"Nggak mau, nggak sabar!"
  
  
"Kenapa sih seneng banget ngajak ribut?"
  
 
"Ya makanya kasih tau sekarang!"
  
   
  

Perdebatan itu berhenti saat nama mereka berdua disebut keras oleh guru yang sudah datang.
 
  
Mark dan Esther langsung memasang fake smile semanis mungkin dan ber-acting adegan meminjam penggaris.
  
  
 
Terpaksa Mark harus menunggu lagi 1 jam 45 menit sebelum bel istirahat berbunyi. Tidak ada pilihan selain bersikap normal, memerhatikan materi pelajaran dengan tenang ㅡjarang kan bisa begini.
   
    
    
    
    
   
   
 

🎶🎵🎶🎶🎵~~
 
  
Bel istirahat akhirnya berbunyi.
 
  
"Ayo!" Esther langsung mengemasi barang-barangnya dan memasukkan ke dalam loker sebelum memaksa Mark melakukan hal yang sama.
  
  
Dengan langkah cepat Esther menggiring Mark ke sisi sepi lain di sekolah.
  
  
 
Jangan-jangan sekarang Esther benar-benar akanㅡ ya ampun!
 
    
Mark memukul kepalanya sendiri, sekarang bukan waktunya berpikir mesum.
   
   
   
  
 

Esther berhenti di ujung koridor lalu langsung ambil posisi berdiri menghadap Mark. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan benda persegi tadi ㅡkotak musik aneh.
  
  
"Ini, benda paling berharga yang gue punya," ujar Esther. "Bayaran taruhan kita."
  
 
Mark menatap kotak musik itu takjub, tapi tidak berani menyentuhnya.
 
 
"Sebentarㅡ ini kebetulan atau takdir? Kenapa bisa pas sama kehidupan gue? Maksudnya... gue emang butuh waktu lebih dan benda ini..."
  
  
"Iya iya," ucap Esther. "Benda ini tau siapa yang membutuhkannya."
  
  
Mark semakin tertarik sekaligus agak takut.
"Jadi tadi kita bener-bener..."
  
 
"Iya," potong Esther karena tidak tahan melihat Mark hanya menggerak-gerakkan tangannya seperti topeng monyet tapi tidak sanggup berkata-kata.
"Ini time turner, dan ini sekarang punya lo."
  
  
"Tampar gue."
  
  
  
PLAKKK
  
  
  

"AW! ESTHER JAHAT!"
  
  
"Berisik!" lagi-lagi Esther membekap mulut Mark. "Lo pikir apa yang orang-orang pikirin kalo liat ada dua Mark dan Esther?"
  
  
 
Kepala Mark rasanya pusing.

  
Pipinya perih luar biasa karena tamparan Esther ㅡini jelas bukan mimpi.
Ini semua terlalu nyata!
  
  
Tangan Mark menyentuh kotak musik di tangan Esther, rasanya biasa saja seperti kotak musik usang.
  
 
Jadi sekarang Mark bisa menjelajah waktu?
INI KEREN!
  
  

"Putar secukupnya dan fokus ke waktu yang diinginkan," mulut Mark bergumam menirukan apa yang ia dengar empat jam lalu saat Esther menggunakan benda ini.
  
  

Esther dan Mark tersentak kaget saat bel masuk kelas bergema di koridor tempat mereka sedang bersembunyi.
  
  
 
"Ayo!" Esther menarik lengan blazer Mark lagi.
  
 
"Kemana lagi?" tanya Mark. Hari ini Esther senang sekali menarik paksa dirinya.
  
  
"Ke kelas lah, tolol! Esther dan Mark jam 12 kan udah menghilang ke jam 8!"
  
  
 
Mark hanya cengo, berlari di belakang Choi Esther sambil mencerna perkataan gadis itu.
  
  
 
Berbagai khayalan mulai memenuhi kepala Mark.
 
  
Apa dengan memiliki benda ajaib ini Mark bisa mengubah hidupnya mulai hari ini?
  
   
   
.

.
.
.
.
ㅡtbc

Backup ; mark lee ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang