BAB 22 (Dufan #Part 2)

2.2K 106 0
                                    

"Aku berharap gak akan ketemu sama orang itu lagi, orang yang membuatku mempunyai kenangan yang aku yakin akan bisa melupakannya"

-Maura Veyra Marista-

~ ~ ~

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)

~ ~ ~

Happy Reading...

Kini Maura dan Raka sedang bingung ingin menaiki wahana yang mana, sebenarnya hanya Maura yang bingung, Raka tidak, daritadi Raka hanya mengikuti kemana Maura akan pergi. Sampai-sampai Raka hampir mengikutinya ke kamar mandi perempuan.

"Heh, lo ngapain?"

Raka melirik keadaan sekitar, Raka sadar kalau ia sedang di depan pintu kamar mandi perempuan. Inilah kali pertama ia berkunjung ke Dufan, ia kira Maura akan membeli minuman atau makanan.

Dengan langkah malu ia mulai keluar kamar mandi itu dan mulai menuju bangku yang tersedia di dekat situ. Karena bosan menunggu Maura, Raka memainkan game nya.

Maura menepuk bahu Raka sehingga membuat cowok itu cukup kaget.

"Ayo, naik wahana, lo gak punya usulan gitu mau naik apa?"

Raka menggeleng.

"Astaga, kenapa sifat lo beda banget sih dari pertama kali kita ketemu?"

Raka hanya mengedikkan bahunya.

Selanjutnya Raka menarik tangan Maura dan Maura hanya mengikuti kemana Raka menarik tangannya itu.

Maura tidak mengerti sepertinya ada perbedaan sifat sejak pertama kali bertemu dengan Raka. Saat itu ia merasa kalau Raka mempunyai sifat keterbukaan dan mudah bergaul.

Tidak seperti saat ini, ia justru lebih irit berbicara.

Raka tersenyum lalu menunjuk sebuah wahana namanya bianglala "gimana kita naik ini?"

Maura mengangguk bersemangat dengan mata yang berbinar.

Sampai akhirnya mereka naik bianglala berdua, saat itu Raka hanya tersenyum melihat tingkah Maura yang sepertinya telah move on dari mantan pacarnya itu.

Raka tersenyum "Cie udah move on ya?"

Maura bingung dengan sifat Raka, tadi ia pendiam dengan muka datar dan sekarang ia mendadak tersenyum yang membuat setiap orang yang berada di dekatnya akan meleleh.

Tapi tidak dengan Maura, Maura mempunyai prinsip kalau lebih baik berteman daripada mempunyai pacar karena ia juga harus fokus sekolah untuk menempuh jalur beasiswa ke luar daerah, salah satunya Jogja. Kota istimewa yang sangat ia kagumi kebudayaannya. Walaupun ia masih tinggal dikelas sepuluh yang gak lama lagi akan naik ke kelas sebelas.

Maura kembali membalas senyumnya dan mengedikkan bahunya.

"You can do it, kamu pasti bisa melakukanya. Aku yakin"

Maura tidak menyangka kalau Raka akan menyemangatinya.

Maura tersenyum lalu mengangguk.

MAURAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang