Bab 04 Nafsu!

15.4K 1.3K 23
                                    

Kevin terkejut saat masuk ke dalam rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin terkejut saat masuk ke dalam rumahnya. Hari sudah sangat malam. Dia terlalu lelah saat ini. Rapat dewan direksi menyita waktunya sampai malam begini.

Tapi saat ini menatap wanita yang berdiri hampir telanjang di dalam kamar membuat tubuhnya terasa panas. Sosok itu adalah Wina. Istrinya.

Wina sudah sembuh dari demamnya sejak 3 hari yang lalu. Selama Wina sakit Kevin memang sedikit melunak. Tapi saat tadi pagi melihat Wina sudah lebih sehat, dia akhirnya tidak akan melunak lagi. Pelajaran untuk Wina belum selesai.

"Apa yang kamu lakukan?"

Kevin menutup pintu kamarnya. Mengabaikan Wina yang saat ini berdiri di depan ranjang dengan hanya memakai lingerie warna merah menyala. Mempertontonkan kulit mulusnya yang putih dan halus itu.

Kevin melangkah ke arah ranjang, membuka jasnya dan menyampirkan di sandaran tempat tidur. Lalu melepas dasinya dan menggulung lengan kemejanya.

"Vin."

Wina kini menggodanya dengan duduk di atas kasur. Tapi salah satu kakinya agak di angkat sehingga pahanya yang mulus benar-benar terlihat di depan Kevin.

Saat menatap Wina. Wajah wanita itu menggoda. Dengan kerlipan matanya, dan menjilat bibirnya yang merah merona itu. Kevin mau tak mau melihat dada Wina yang tampak seksi itu. Menggodanya untuk memegang dan merasakan kelembutannya.

"Kalau kamu mau menggodaku dengan tubuhmu. Aku tidak akan tergoda."

Kevin kini membuka satu persatu kancing bajunya. Dan Wina menatapnya dengan kerlingan menggoda lagi.
Lalu saat Kevin melepas kemejanya. Tiba-tiba Wina bersimpuh. Dan ada di depannya persis. Lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh dadanya.

Tentu saja Kevin terkejut dengan skinship itu. Dia benar-benar belum pernah di sentuh di bagian itu. Dan gelenyar panas langsung tersulut di dalam tubuhnya.

"Win."

"Apa? Aku kan hanya ingin membuatmu rileks. Kamu toh sudah seharian penuh bekerja. Malam ini kita puaskan hasrat kita. Aku jamin, kamu akan merasa lebih baik."

Kevin memejamkan matanya. Sedikit menikmati belaian tangan Wina di kulit dadanya. Tapi dia mencoba untuk bertahan. Dia tidak akan tergoda oleh Wina. Dia tahu kalau Wina ingin memanfaatkan kelemahannya. Dia tidak akan sampai pada batas itu.

Tapi saat kemudian dia ingin mendorong tangan Wina. Kulit dadanya terasa lembab, Kevin terkejut saat menunduk dan membuka matanya dia melihat Wina tengah mengecup lembut kulit dadanya.

"Astaga!"

Kevin tidak menyadari kalau geramannya terdengar parau. Gelegak panas mulai meninggi saat ini. Sungguh, aroma manis tubuh Wina. Usapan lembut tangannya. Dan pemandangan seksi di depannya membuat Kevin tergoda. Dia pria normal. Dan lemah akan nafsunya.

Kevin mencengkeram bahu Wina. Membuat wanita itu terkesiap. Kevin langsung menyentuh wajah Wina. Lalu dengan cepat melumat bibir yang merekah merah itu. Dan dia tahu kalau Wina memang menyambutnya.

Jadi Kevin menuruti kemauan Wina. Dia saat ini akan melupakan semuanya. Menikmati buah manis yang di tawarkan oleh Wina.

Kevin mendorong tubuh Wina. Dan mereka terjatuh di atas kasur empuk. Tubuh Kevin menindih Wina. Wanita itu menggeliat tapi mendesah saat kedua tangannya kini menangkup kaki Wina. Membuat wanita itu tidak bisa berkutik

"Jadi kamu ingin bercinta denganku?"

Kevin mulai mengecup lembut leher Wina yang terpampang indah. Wanita ini memang tercipta dengan sempurna. Kevin tidak menutupi gelegak tubuhnya. Aroma tubuh Wina semakin menyulut gairahnya.

"Ahhhh Vin."

Desahan Wina makin membuat Kevin lupa dengan niatnya. Dia mulai mengulurkan tangan untuk membuka baju Wina. Membuat Wina makin mengerang dan mendesah.

"Aku akan membuatmu meneriakkan namaku."

Kevin menjilat telinga Wina sebelum melumat lagi mulut Wina yang kali ini sudah terengah. Memberikan kepasrahan diri.

******

Kevin tidak ingat dia berteriak untuk melepas semua rasa yang terasa begitu manis dan indah. Surga duniawi. Memang benar, dia menikmati kebersamaan dengan Wina.

Wanita ini pas dengan seleranya.

"Vin aku haus. Bisa minta ambilkan minum?"

Suara Wina yang mendesah itu membuat Kevin kini menoleh dan melihat Wina yang terbaring puas dengan hanya berbalut selimut. Mereka memang baru saja saling memuaskan diri.

Tapi saat ini Kevin sudah kembali ke akal sehatnya. Tidak mau membuat Wina di atas angin lagi.

"Aku ngantuk. Kamu bisa kan ambil sendiri. Jangan manja."

Ucapan dinginnya langsung membuat Wina mengernyit.

"Kamu..."

Kevin kini menyalakan lampu tidur yang tadi sempat di matikannya.

"Aku lapar. Sekalian aku di masakkan makanan."

Wina langsung beranjak untuk duduk. Dan menatap Kevin dengan terkejut.

"Kenapa kamu tega? Kita baru saja bercinta. Dan kamu bersikap seperti pecundang. Astaga Vin. Aku masih perawan sebelum ini, dan kamu orang pertama yang..."

Mata Wina sudah berkaca-kaca. Kevin tidak mau terjebak lagi. Dia mengesampingkan sisi kemanusiaannya. Wina belum berubah dan masih banyak pelajaran yang harus di lakukan nya.

"Jangan kira kamu bisa meluluhkanku dengan tubuhmu itu. Aku tidak akan lagi terjebak olehmu. Sekarang buatkan aku makanan. Kamu bisa berdiri kan? Tentu aku tidak membuatmu kesakitan kan?"

Dan lemparan bantal langsung mengenai wajah Kevin.

"Biadab kamu Vin!"

Bersambung

Ketik gak konsen. Laahhh lagi liat suca 3 hohohoho

Mean To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang