Part-1

23.9K 422 11
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Kiara Putri Tanoto binti Tanoto dengan mas kawin tersebut tunai". Lantunan itu selalu terngiang-ngiang di dalam pikiranku. Di usiaku yang masih menginjak 18 tahun sudah di nikahkan dengan seorang CEO muda yang berusia lebih tua dari usiaku. Aku akui ia tampan namun, sikapnya yang dingin dan cuek merusak ke tampanannya.

Aku menikah dengannya karena bisnis papa ku yang mulai merugi, oleh karena itu perusahaannyalah yang membantu perusahaan papaku. Aku tidak seperti yang kalian bayangkan, aku juga tidak mau di nikahkan di usia muda hanya gara-gara masalah bisnis, aku masih ingin bersenang-senang dengan teman sebayaku, menghabiskan cerita di masa putih abu-abu yang sedikit lagi usai.

Ku mendengar suara bel yang berbunyi di apartemenku, eh maksudnya apartemen miliknya. Suamiku. Diriku langsung berjalan kearah pintu utama. Aku yakin itu adalah suamiku.

Kuraih knop pintu itu dan nampaklah wajah lelah nan lesu suamiku dengan dasi yang berantakan.  Tanpa sepatah kata ia langsung masuk dan menuju ke arah ruang tamu. Ku lihat ia menghempaskan bokongnya dengan kasar ke arah sofa. Diriku langsung menutup pintu dan berjalan ke arahnya.

Lalu aku pun berjalan menuju dapur  untuk membuatkannya teh hangat dan setelah itu aku berjalan ke ruang tengah untuk memberikan teh itu kepadanya.

Ku taruh teh itu di meja depan sofa yang berada tepat di hadapannya.

"Aku bawakan teh untukmu tuan"Ucapku gugup.

Tanpa sepatah kata ia langsung meraih cangkir itu dan mulai meminumnya, dan setelah meminumnya ia langsung menaruh kembali cangkir itu.

"Malam ini biar aku saja yang tidur disini dan kau tidur dikamar"

"Tak usah berlaga sok baik di depanku!"ucapnya dingin dan sedikit membentak.

"Sekeji apa aku di matamu tuan?!"ucap ku tercekat. "Sampai-sampai kau tega berbicara seperti itu?!"ucapku dengan suara bergetar menahan emosi dan air mata.

Dan sejurus kemudian aku langsung berlari kearah kamar sambil sesekali menghapus airmataku yang sudah tak terbendung lagi. Aku menenggelamkan wajahku di bantal tak sesekali aku sesenggukan. Sudah kesekian kalinya aku dibuat nangis olehnya. Perkataanya yang sangat menusuk hati, mengores luka yang keberkian kalinya tanpa mengobati luka lama membuat luka ini semakin dalan kurasakan.

Sudah sejam aku menangis dan kali ini aku merasa kantuk mulai menyerang dalam diriku dan kemudian semuanya gelap.

....

Pagi ini aku rasa ada yang berbeda, namun apa?. Aku langsung berjalan ke arah cermin untuk melihat wajahku.

Dan ternyata mataku bengap karena menangis semalam. Aku langsung berlari ke arah kamar mandi yang berada di luar kamarnya. Ternyata ada orang di dalam kamar mandi. Dan terpaksa aku harus menunggu orang itu keluar. Aku sudah tidak sabar untuk mencuci mukaku. Sudah lama sekali aku menunggu di ambang pintu kamar mandi, namun yang didalam tak kunjung keluar.

Ketika suara knop pintu kamar mandi terdengar aku yang tadi duduk kini mulai bangun dan nampaklah bentuk tubuh kotak-kotak yang tak terlapisi sehelai benang apapun di badannya, terkecuali bagian bawah tubuhnya yang terlapisi handuk sampai lutut.

Tampan?  Ia. Ganteng? Banget.

Ia menatapku dalam-dalam.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

6 detik

7 detik

8 detik

9 detik

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang