DIRTY BABY-09

349K 16.8K 793
                                    

Rex yang sudah berada di lantai atas mendengar suara yang familiar ditelinganya. Ia panik mendengar suara teriakan Litzi. Sumber suara itu terarah ke kamar yang terhubung dengan kamar Kharel. Ia pun berlari di sepanjang lorong.

Kharel yang mendengar suara teriakan memekik di dalam kamarnya lantas menatap ke depan dan terkejut melihat Litzi. Tampak Litzi membelalak matanya dengan mulutnya yang ternganga menatap Kharel. Putera ke empat Allard itu menatap bawah, tepat ke tangannya yang memegang towel. Untung saja dia baru membuka ikatan handuknya, bagaimana jika ia telanjang sepenuhnya di depan Litzi, pasti jadi masalah besar.

"Apa yang kau lakukan di dalam kamarku?!" kata Litzi dengan was-was.

Kharel mengernyit. Saat ia berjalan mendekati Litzi, gadis itu menggerakan tangan ke depan dan menggelengkan kepalanya berulang-ulanh kali.

"Hey! Jangan macam-macam! Jangan dekat-dekat! Atau aku akan berteriak!" ancam Litzi dengan waspada.

Kharel semakin mengerutkan dahinya, bingung dengan ucapan Litzi. Kharel melanjutkan langkah kakinya dengan cepat.

"Aaaa!!!" teriak Litzi, "Tolong!!" tambahnya dengan suara memekik.

Kharel lantas menutup mulutnya dengan kuat lalu menariknya menjauh dari pintu. Kemudian membanting gadis remaja itu ke atas kasur. Lalu posisinya merangkak diatas Litzi masih membekap mulut gadis itu. Litzi membelalak matanya dan mencekal salah satu tangan Kharel dan menahan dada Kharel. Bahkan demi mencegah pria itu lebih mendekat, salah satu kaki Litzi bertekuk sampai dengkulnya menyentuh perut Kharel.

"Em..em...," Litzi sulit mengeluarkan suara.

"Diam!" tekan Kharel, "Apa kau sudah gila berteriak seperti itu heh?" tambahnya.

Pintu kamar terbuka secara otomatis dan berdirilah Rex di ambang pintu. Pemandangan intim yang disaksikannya, membuat amarah mendidih di aliran darahnya. Kedua tangan Rex mengepal dan ia mengetatkan rahangnya. Rex melangkah cepat mendekati ranjang tidur itu dan tanpa berpikir panjang, ia langsung menarik pundak Kharel dengan kasar. Setelah Kharel berdiri sepenuhnya, Rex lantas mencekik Kharel dengan satu tangan.

"Apa yang kau lakukan?!" suara hentakan yang Rex keluarkan mengejutkan Litzi dan Kharel.

Dengan kedua tangannya, Kharel berusaha melepaskan cengkeraman tangan Rex. Nafasnya terasa tercekat. Litzi yang saat itu melihatnya, berusaha menghentikan Rex yang di luar kendali itu.

"Mr. Rex! Lepaskan dia! Lepaskan!" kata Litzi berusaha melepaskan cengkeraman tangan Rex.

"Beraninya kau! Lancang! Bahkan gadis remaja juga menjadi sasaran kebejatanmu!" geram Rex.

"Akk..., to..tolong... agh...," ucap Kharel dengan terbata-bata.

"Mr. Rex, lepaskan dia!" teriak Litzi dengan ketakutan.

Kharel dengan kekuatan penug mendorong kakak tertuanya itu hingga sedikit terpental. Kharel terbatuk-batuk dan tampak melemas. Rex menyorotkan tatapan tajam ke arah Kharel dan siap menyerangnya lagi.

"Stop it! Please!" teriak Kharel, "Kau hanya salah paham!" tambahnya.

Rex mencengkeram kuat kedua pundak Kharel dan masih menatapnya tajam. Litzi bergidik ngeri saat melihat kilatan tajam pada mata trillionaire itu.

"Lalu apa yang ku saksikan tadi?" tanya Rex dengan dingin.

"Apa yang kau pikirkan, tidak seperti kenyataannya," jawab Kharel.

"Kalau begitu, luruskan hingga aku tidak salah paham padamu," ucap Rex melepaskan cengkeramannya.

Kharel melirik Litzi sekilas, "Apa yang aku lakukan tadi supaya gadis itu tidak bertambah teriak. Aku tidak mau orang lain menuduhku yang tidak-tidak."

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang