Tidak Semuanya Masih Sama

737 15 1
                                    

Sama kah dengan rasaku? Berbicalah lebih dulu, seperti kau pergi lebih dulu di waktu itu

"Aku gak nyangka bisa ketemu kamu disini,"

Syukurlah dia tau pembicaraan apa yang harus ia mulai. Jadi aku tidak perlu berfikir keras untuk mencari topik pembicaraan yang cocok untuk aku dan Nanda yang dipertemukan dalam keadaan yang tak terduga.

Hari ini Kuala Lumpur sangat cerah, Nanda mengajakku keluar untuk sekedar mampir di sebuah kedai kopi yang terletak tidak jauh dari perusahaan yang baru saja mempertemukanku dengan Nanda. Sepanjang jalan, masih belum ada hal yang bisa kita bicarakan.

"Ice coffe and strawberry milkshake please," pesannya tanpa bertanya apa yang akan aku pesan.

"Kamu gak tanya dulu aku mau apa?"

"Strawberry milkshake kan? Eh aku salah ya?"

"Ya enggak sih, cuma tanya aja dulu, siapa tau aku lagi mau yang lain,"

"Kamu itu selalu butuh waktu yang panjang untuk hal baru~"

Aku memilih tempat di luar ruangan karena cuacanya yang begitu cerah, kurasa akan sangat disayangkan jika melewatkan udara sejuk siang ini di Kuala Lumpur. Bersama dia, seseorang dari masa laluku dengan cerita yang belum usai.

"Aku inget banget loh waktu kita ke puncak, kamu metik strawberry paling banyak,"

"Iya lah, kan waktu itu bu guru bilang gak apa-apa kalau ambil banyak, yaudah aku petik banyak aja buat keluargaku sekalian,"

"Hahahaha Rara Rara, masih aja kayak gitu deh,"

"Tapi ada banyak hal yang berubah juga kok Nan, gak semuanya masih sama,"

Nanda terdiam sejenak, entahlah rasanya aku hanya tak nyaman ketika ia membahas masa lalu, meski itu terdengar menyenangkan. Mungkin akan menyenangkan untuknya, tapi tidak untuk aku, untuk aku yang menunggunya selama beberapa tahun.

Ia masih meminum ice coffe di hadapannya, sambil melihat sekeliling untuk sekedar menghilangkan rasa gugup yang juga tengah kurasakan saat ini. Namun, pertemuan ini, aku ingin menjadi pertemuan terbaik yang pernah aku dan Nanda lakukan, aku ingin tak ada hal lain yang membuatku atau Nanda terasa mengganjal.

"Jadi, udah berapa lama kamu disini Nan?"

"Baru setaun Ra, tapi aku bakal balik lagi ke Jakarta minggu depan, aku memang cuma sementara aja disini,"

Aku mengangguk, Nanda pun melemparkan pertanyaan yang sama denganku, dan aku memutuskan untuk menceritakan perjalanan karirku untuk menghilangkan rasa gugup yang menyelimuti aku dan Nanda.

"Wah work experience kamu banyak juga ya Ra, dari guru bisa jadi editor majalah fashion,"

"Iya Nan, jadi orang sukses memang gak gampang kan? Harus kuat, harus berani, meskipun itu semua gak pernah aku punya, dulu. Tapi karena keadaan yang menuntut aku untuk dewasa, akhirnya aku memutuskan untuk ngelawan rasa takut dan lemahku sendiri,"

Nanda tersenyum, ia mengangguk setuju dengan beberapa pernyataan yang kuceritakan kepadanya. Ia juga meyakini, bahwa kesuksesannya sekarang atau kesuksesanku hari ini, bukanlah hal yang mudah untuk dicapai.

Meski kita menghilang, namun akhirnya kita tau, kita sama-sama tengah berjuang.

Jadi, Inikah Kita Yang Sekarang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang