"Qirani boleh minta singkong sama daun nya pak?"tanya Qirani sopan. "ambil aja neng, banyak juga nggak papa, dari pada di makan sama serangga."ucap si pemilik singkong itu.

"wah, makasih banyak yah pa, Qirani pasti nggak akan lupa sama kebaikan bapa, langsung cabut aja nih pa?"ucap Qirani kegirangan yang di balas anggukan oleh si bapak bapak itu.

Qirani sudah bersiap untuk mencabut pohon singkong itu, tapi dia tidak bisa mencabutnya karena kekuatan nya di bawah rata rata. Tanpa aba-aba seorang lelaki mencabutnya tanpa menghiraukan baju nya yang terkena tanah.

"kakak?"sontak Qirani bertanya. Hafidz hanya tertawa kecil.

Sebenarnya Qirani tidak mau, kalau dia ketahuan sedang butuh bantuan, dia harus berusaha sendiri. Karena orang yang seperti Qirani adalah seorang yang tidak gampang menerima bantuan apabila dia masih bisa melakukan nya, egois memang.

"kamu kok ada di sini sih?" tanya Hafidz kepada Qirani.

"harus nya aku yang nanya, kakak kenapa ada di sini?" tanya Qirani sambil mengambil pohon singkong itu dan mengambil daun dan singkong nya saja untuk di masak oleh nya.

Hafidz diam, dia sedang melihat bagaimana gadis itu dengan lihai nya memotong daun singkong dan membersihkan singkong nya dari tanah yang menempel. Di usia nya bermain adalah hal yang sangat menyenangkan, namun Qirani tidak seperti mereka anak-anak seusia nya. Dia berbeda. Pikir Hafidz.

"yah nggak dijawab.. yaudah, aku pulang dulu ya kak. Assalamualaikum."salam Qirani meninggalnya Hafidz yang diam di tempat seperti boneka menequin di tempat perbelanjaan.

Hafidz tersadar dalam lamunan nya, apakah dia melewatkan sesuatu?? Pikir Hafidz.

"eh Qirani, kamu mau kemana?" tanya nya sambil berteriak karena jarak nya dan Qirani yang tak dekat itu. Qirani berbalik dan hanya tersenyum.

Qirani tersenyum padaku! Astagfirullah, tersenyum! Baru kali ini di tersenyum padaku, biasa nya dia hanya menunduk. Dan aku tidak percaya senyuman nya itu memberikan efek luar binasa*ehh biasa tuk kesehatan jantung ku. Apa aku terlalu berlebihan? Yasudahlah lupakan.

Qirani terus berjalan sambil menenteng daun dan singkong untuk di buat makanan untuk ibu nya. Tanpa menghiraukan teriakan dari Hafidz. Tak di pungkiri sekarang Qirani sangat senang, bahwa dia berguna untuk ibu nya dan tak merepotka nya lagi, pikir Qirani.

"dasar, gadis kecil!" gerutu Hafidz karena dia merasa tak di hargai, baru kali ini dia berbuat seperti ini, baju koko putih nya kotor kena tanah! Huh menyebalkan! Tapi dia senang*ehh lha gimana?

"udahlah gus, jangan ngegerutu kayak gitu. Ayo kita pulang si mang udah selesai ngebersihin kebun bapak mu ini. Oh iya nanti kalau bapak mu pulang salam dari si mang terimakasih."ujar bapa bapa yang tadi memberikan singkong pada Qirani.

"abi kan udah ngasih setengah kebun ini buat si mang toh. Jadi nggak usah pake acara terima kasih an mang."ucap Hafidz ke pada bapak bapak yang di sebut mang oleh nya. Si mang hanya mengelurkan senyuman nya, sambil membawa Hafidz pulang.

****

"Assalamualikum bu..Qirani bawa makanan!"ucap Qirani senang.

Bruk!

"suara apa itu?"Qirani berlari menghampiri suara itu berasal.

Seketika, senyum Qirani memudar dan menghasilkan buliran buliran air mata yang jatuh tanpa diminta.

"ibuu!!!" teriak Qirani, sambil menghampiri ibu nya yang jatuh.

Kaka dan adik Qirani baru saja sampai dari pasar dan langsung menerima kejadian yang tak pernah mereka bayangkan.

"Qirani, ibu kenapa?" Arka--kaka Qirani bertanya sambil menampilkan wajah terkejut nya.

"nggk tau kak.."tangis Qirani pecah. Faqih yang dari tadi diam ikut menangis, sambil mengoyangkan tubuh ibu nya. Arka dengan sigap keluar untuk mencari bantuan karena ayah nya sudah pergi entah kemana.

Banyak warga yang langsung menolong ibu Qirani dan membawa nya ke tempat tidur. Salah satu warga memanggil dokter yang bekerja di pukesmas di daerah itu.

Setelah menggunakan alat alat medis nya dan mengecek nadi ibu nya Qirani, dokter itu berkata..

"inalilahi wainalillahi roji'un.. Mbak nti sudah di panggil oleh yang maha kuasa."dokter cantik itu mengucapkan dengan jelas. Tetapi Qirani tidak percaya itu.

"nggak! Nggak! Dokter pasti salah, bu.. Bangun bu! Bilang ke dokter itu kalau ibu baik baik aja! Ibu bilang kalau ibu mau liat Qirani jadi orang sukses!!! bu.. Hiks..hiks.. Maafin Qirani bu.. Be.. Lum.. Bi..sa.. Ja..di a..nak yang nge bangga.. In i.. Bu.." ucap Qirani terbata bata.. Tangis Arka dan Faqih pecah.

"ibu.. "

Tbc.
-------------------------------------------------------

Jeng jeng jengg! Aku datang 😂 part ini 65% nya kisah nyata lho! 😁 wkwk
Makasih yang udah baca, dan nungguin aku yang nggak pernah update 😌
Typo selalu mengintai mu gaje salalu ada di sekitarmu 😂 hahah..
Salam: Alya Nurkhalizah 😚
.
.

Aku bawa abang Hafidz nih! Wkwk.. Jaga pandangan nya yah!😌Qirani nya nanti yah 😊

 Jaga pandangan nya yah!😌Qirani nya nanti yah 😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ganteng nya pria berpeci itu bedakan?😂

Qirani (sudah Di Terbitkan) Where stories live. Discover now