•Surat [21] : Ditampar

10.2K 1.7K 34
                                    


Lo nampar gue hari ini, karena gue bikin lo kesal. Iyalah.

Gue bikin lo marah banget, dengan bilang kalo gue udah nggak mau hidup. Gue mau suntik mati aja kayak di film-film. HAHA.

Tapi, percayalah, saat lo baca surat ini ... lo pasti udah ngerti alasan gue ngelakuin itu, Ra.

Gue cuma nggak mau lo berharap ada keajaiban yang bisa nyembuhin gue.

Gue mau lo bersyukur aja karena gue masih punya waktu bersama lo. Walau itu nggak lama.

Dan gue mau lo merelakan gue dengan ikhlas, saat gue pergi dengan terhormat nanti. Gue nggak mau ngedahuluin takdir.

Menurut gue, sombong banget manusia yang mau bunuh diri di saat bisa hidup lebih lama.

Maaf, ya?

Gue bikin lo kesal hari ini.
Dan sebenernya gue nggak marah saat lo nampar gue. Itu artinya, lo begitu ingin gue hidup dan nggak ngelakuin hal yang bodoh.

Makasih, Nara.
Gue nggak pernah marah sama lo.
Gue pura-pura aja, biar lo makin yakin sama akting gue.

Sekali lagi, maaf.

Dan sekarang ... gue yakin, hidup lo akan baik-baik aja tanpa gue.
Lo pinter, cantik, dan punya bakat nulis yang luar biasa.

Gue yakin lo akan jadi penulis yang sukses. Lalu gue janji, akan ikut tersenyum saat melihat kesuksesan lo. Walau dari jarak yang sangat jauh....

Semangat ya, Ra.
Jangan sedih lama-lama.
Gue nggak suka.

With Love,
Deeka.

Last Letters ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang