2 (Menantang Perasaan)

9.5K 490 3
                                    

"Dia dingin, seperti malam yang dihiasi hujan namun aku yakin dibalik itu ada rasa yang menghangatkan"

Hari minggu ini Zoya dan Belva sengaja menghabiskan waktu di rumah Aleena, mereka saat ini sudah berada dikamar Aleena

"eh Bel... Saga iu temennya kak Azzam?" tanya Aleena

Belva yang  sedang melahap pancake buatan mamanya Aleena pun menatap ke arah Aleena dan mengerutkan dahinya

"gue nanya aja kok" kata Aleena memperjelas

"oughh jhhasdii tuhh si kaa adzaagam ihtu" kata Belva sembari mengunyah

"ish! Telen dulu tuh makanan baru ngomong cabe!" bentak Aleena

"okee udah. Nih jadi tuh kak Azzam emang sahabatan sama Saga udah dari SMP sekarang mereka satu kampus tapi beda jurusan dan mereka masih sahabatan gitu" jelas Belva

"trus, kak Banez sama kak Azzam? Sama tuh cowok genit Kairan?" tanya Aleena lagi

"gini yah Al, jadi si Banez itu sama Saga satu jurusan di Teknik Arsitektur mereka berteman dekat dari semester 1 Cuma gue kaya gak ngeh aja kenal sama Saga habis dia orangnya dieman gitu semacam cowok cool lah, nah kalo kak Azzam satu jurusan sama kak Kairan di jurusan Hukum dan mereka itu berteman karna club fotografi bareng dari semester 1 sampai sekarang jadi yah bisa dibilang mereka sahabatan lah sekarang, paham?" kata Zoya memperjelas

"ohh jadi si Banez itu temenan sama diaa" kata Aleena mengangguk-anggukan kepalanya

"Kak Banez !!! "

"yee, lo aja bilangnya Banez"

"ya bedalah gue kan pacarnya, lagian kita baru semester 5 dan mereka semester 7 panggil kaka biar sopan" kata Zoya

Aleena, Belva dan Zoya memang masih semester 5 di jurusan Public Relation.

Aleena jadi penasaran, dengan cowok yang bernama Saga tersebut... dia sangat tampan, tinggi dan harum salah satu kriteria cowok idaman Aleena, tapi...bukan itu yang membuat Aleena penasaran.. melainkan debaran jantungnya ketika dia bersalaman dengan Saga. Apakah Aleena akan jatuh cinta kembali? Apakah dengan Saga?

"kenapa lo senyum-senyum sendiri?" tanya Belva

"gue mau nantang perasaan gue" jawab Aleena

"maksud lo?" tanya Zoya

Aleena tersenyum " iya, gue pingin tau aja kalo gue deket sama cowok apa gue bisa baper lagi atau engga? Dan mungkin cowok yang bakal gue deketin adalah kak Saga"

"serius? Tapi, bukannya lo takut jatuh cinta lagi?" tanya Belva

Aleena menggeleng pelan "sebenernya gue bukan takut untuk jatuh cinta lagi, tapi takut untuk sakit hati lagi"

"trus, lo bakal deketin kak Saga? Gue kemarin ngobrol sama Banez, ternyata Saga tuh orangnya rada pendiem gitu dan kayanya gak terlalu tertarik sama cewek dan katanya sih belum pernah pacaran atau baru pacaran sekali gutu gue lupa" kata Zoya

"waaah ganteng-ganteng belok"

"ya gak gitu Bel, intinya dia sama kaya lo sih Al, kalo lo kan jutek sama cowok nah si kak Saga kebalikannya dia yang jutek sama cewek" kata Zoya

"Al, lo beneran mau deketin kak Saga?" tanya Belva penasaran

"kita lihat aja, siapa yang bakal baper duluan dia... atau gue..." jawab Aleena

"lo mau main-main? Please jangan main-main sama perasaan Al" gumam Zoya

***

Aleena menatap langit malam yang mendung, tidak terasa rintik air hujan mulai turun. Terlihat beberapa orang berlarian sembari menutupi kepalanya dengan tas atau dengan tangannya sendiri ada juga yang dengan cepat mengeluarkan payung.

"ahhh kenapa lupa bawa payung sih, mana hp low gak bawa mobil. Lengkap hidup jomblo" gerutu Aleena pada dirinya sendiri

Malam ini Aleena berada di salah satu apotek, dia habis membeli obat untuk mamanya.

"udah jam segini lagi ah" kata Aleena sembari menatap jam tangan coklat di pergelangan tangannya yang menunjukan pukul 9 malam.

Tiba-tiba seseorang berdiri di samping Aleena, Aleena pun menoleh melihat seorang cowok dengan perawakan tinggi. Aleena tampak tahu siapa dia... dia tampak kaget.

"kak Saga" sapa Aleena

Saga hanya menoleh dan mengerutkan dahinya mengingat-ngingat siapa cewek yang ada disebelahnya ini lalu memalingkan kembali wajahnya

"jutek banget" gumam Aleena pelan

"lo ngomong apa?" tanya Saga dengan wajah datarnya

Aleena langsung menutup mulutnya dan menggeleng

Hujan makin deras tidak ada tanda-tanda akan berhenti, Aleena masih diam di depan apotek dengan tangan yang memeluk dirinya sendiri karena dingin. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua. Aleena menyadari bahwa Saga tipe cowok yang susah untuk didekati.

"ayo balik" gumam Saga masih dengan wajah datar

"hm?" kata Aleena tampak tidak mengerti

"lo mau diem disini aja?"

Aleena menggeleng pelan. Saga membuka jaketnya lalu melebarkannya untuk menutupi kepala mereka berdua "gue gak bawa payung" kata Saga

Mereka berdua menerobos hujan dengan berlari kecil untuk ke parkiran mobil. Aleena tampak mencium harumnya tubuh Saga, karena jarak mereka sangat dekat sekali.

Ini pertama kalinya Aleena berdua bersama Saga, Aleena tersenyum simpul ketika dia duduk bersebelahan dengan Saga. Entah kenapa dia menyukai hal ini.

"kenapa senyum-senyum?" tanya Saga

Aleena yang mendengar itu tampak salting dan malu.

"rumah lo dimana?"

"di perum Himalaya Residence no 45 kak, jadi kalo dari sini kita ke lampu merah aja terus belok kiri deh habis itu ada supermarket nah belok kanan itu jalan Anggrek trus masuk ke perumahan Himalaya Residence nah rumah gue tuh war..." sebelum Aleena menyelesaikan perkatannya Saga sudah menyelanya duluan.

"gue tau"

Aleena mengangguk pelan...

Tidak lama kemudian mereka sampai didepan rumah Aleena "makasih yah kak"

"sama-sama hmm siapaa"

"Aleena kak, nama gue Aleena"

"ok Alien"

Aleena memasang wajah cemberutnya "Aleena kak bukan Alien!!!" kata Aleena menjelaskan

Saga hanya menyunggingkan senyumnya

Aleena masih duduk di dalam mobil Saga dan menatapnya

"sampai kapan lo mau diem disini?" tanya Saga

"eh hm iya, yaudah sekali lagi thanks kak" kata Aleena sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali

Aleena pun keluar dari mobil Saga dan menatap mobil Saga melaju meninggalkannya mematung di depan gerbang.. tiba-tiba Aleena tersenyum geli

"laah ngapain gue senyum-senyum sendiri iiih" kata Aleena yang menyadari hal itu dan langsung masuk ke dalam rumah

"lama amat sih dek?" kata Karina (mama Aleena)

"hujan tau mah, aku gak bawa payung gak pake mobil hp low" gerutu Aleena

"yaudah gih sanah ganti baju ntar masuk angin" kata Karina yang dibalas anggukan oleh Aleena

"nana mana fd gue yang lo pinjem?" kata seorang cowok yang menghampirinya

Aleena menghentikan langkahnya di anak tangga lalu menoleh nyengir "ilang bang, gue lupa nyimpen hehe" lalu berlari ke kamarnya

"eh kebiasaan lo ah ganti gak!!!"

"Aldean berisik, tinggal beli lagi" kata Karina

Aldean adalah saudara kembar Aleena, mereka kembar berbeda jenis kelamin.. Aldean lahir beberapa menit sebelum Aleena makannya Aleena memanggilnya abang.

Aleena with Sagara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang