13

6.7K 301 1
                                    

Kehidupan Donald...
Aku duduk dipusaran makan anakku Adam Blue Cullen, sudah 2 hari ini aku tidak mau pergi hati kecilku berharap ini hanya mimpi buruk dan Adam masih didalam pelukkanku.
Semua salahku kenapa ini bisa terjadi, aku seharusnya tidak menolong zahra pada saat itu. Kepalaku rasanya mau pecah, dadaku sakit mataku tak berhenti-hentinya menangis.

Santi pergi meninggalkanku setelah Adam menghembuskan nafasnya yang terakhir dirumah sakit dan dia langsung meminta cerai saat itu juga. Belum lagi Mama Ani yang terus menerus memukulku tanpa ampun sambil berteriak histeris. Aku hanya bisa pasrah menerima pukulan itu, mama kandungku Gina pingsan bahkan ayahku Eddy menangis sambil memeluk mamaku.

Seandainya aku tidak menyelamatkan Zahra mungkin saat ini anakku masih hidup. Seandainya...

Aku duduk dikursi sambil mengejarkan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda diatas meja kerjaku, 2 hari yang lalu adalah putusan sidang perceraianku dengan Santi. Aku berhasil menyakinkan diriku untuk melepaskannya walau seluruh tubuhku terasa sakit saat melepaskan orang yang kita cintai.

Aku sangat menyesal dengan semua yang telah terjadi kebodohanku dan ketidakpekaanku terhadap kehidupan keluargaku sendiri. Aku memang mengetahui ketertarikan Zahra kepadaku sejak lama tapi bodohnya aku menganggap sepele.

"Maaf pak, saya tidak berhasil menemukan ibu Santi." Aku menyewa dektektif untuk mencari keberadaan Santi. Wanitaku itu hilang ditelan bumi, saat persidangan pun dia tidak pernah muncul hanya pengacara pribadinya yang datang.

"Cari lagi sampai dapat." Dektetif Akbar keluar dari ruanganku dengan secepat kilat, aku sangat kesal tangananku otomatis merusak yang berada dijangkauanku.

Santi pandai sekali bersembunyi dariku, dulu pun begitu sejak memutuskan untuk meninggalkanku keberadaannya sangat sulit untuk dilacak.

Aku hanya ingin meminta maaf kepadanya dan berdoa dia mau memberikan kesempatan sekian kalinya kepadaku. Walaupun aku tahu itu hanya mimpi bagiku, mana mungkin Santi mau berdekatan lagi denganku yang sudah membuat Adam meninggal dunia.

Aku terdiam, disaat pikiranku kacau begini pasti aku akan menuju makam Adam itu adalah obat mujarab yang paling ampuh.

Musim hujan di Jakarta telah tiba, seluruh wilayah Jakarta semuanya rata-rata banjir dan aku terjebak dijalan sudah hampir 2 jam penuh. Sudah hampir 6 bulan pencarian Santi tidak membuahkan hasil, dia pun tidak pernah mengunjungi makam Adam anak kami. Kemana perginya dia, semua orang sudah ditanyakan dan semua tempat sudah dijelajahi bahkan sampai seluruh dunia pun tidak ada. Pasti ada yang membantunya melarikan diri dariku, aku takkan menyerah untuk dapat menemukannya kembali bagaimana pun caranya.

"Malam pak Donald, saya Denny assitant dari Winner Group." Aku tidak memperdulikannya dan Denny mulai mempersentasikan proyek kami yang akan dibangun nanti. Inilah kegiatan membosanku setiap hari, hanya proyek dan proyek sialan yang tidak berguna.

"Semoga kerja sama kita tidak akan ada kendala pak." Denny pergi setelah merapikan barang-barangnya dimeja dan aku menghabiskan wine merah yang aku pesan sampai tandas.

Aku memabukkan diriku untuk menenangkan segala kegundahan hatiku ini.

Hari Jum'at aku akan menghadiri pertemuan dengan rekan bisnis dari politikus terkenal di Negara ini. Mengendarai mobil sport pribadi menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, daerah depok memang memang masih sepi tidak sesak seperti di Jakarta. Beberapa pohon ribun pun masih banyak untuk menghalau panas matahari siang menuju sore.

Ada banyak taman bermain aku melihat anak-anak kecil senang sekali bermain tanpa lelah, tapi entah kenapa aku melihat sosok wanita yang selama ini aku cari. Wanita itu duduk dibangku dengan termenung, yang tidak aku habis pikir pakaiannya sangat lusuh dan kulitnya sangat hitam tidak mirip dengan Santi. Aku mendekatinya setelah turun dari mobil sportku, aku berharap semoga itu bukan Santi oh Tuhan cobaan apalagi ini bila ini semua benar.

Aku berjongkok tidak memperdulikan orang-orang yang melihatku dengan aneh, rambutnya sangat berantakan dan tulang-tulang yang menonjol itu membuktikan betapa kurusnya tubuhnya. Jantungku berdetak cepat, nafasku tercekat ketika membuka helaian satu demi satu rambut kusutnya. Oh Tuhan, wajahnya sangat tirus tapi matanya tetap sama dengan mata Santi.

Aku langsung mendekapnya erat dan takkan melepaskannya kembali.

Continued...
25 Agustus 2017

Stupid In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang