"Kau sudah bangun?"tanya Jiseo.

"Noona lelah?"Jungkook balik bertanya.

"Ani, aku hanya tidur-tiduran sebentar."jawab Jiseo.

"Tapi Noona terlihat sangat lelah."sangkal Jungkook.

"Ani, Kookie ...,"Jiseo tersenyum kecil."Ada apa?mengapa kau kemari?"tanya Jiseo.

"Aku tidak menemukanmu di kamarku, aku takut."rengek Jungkook.

"Aku disini, aku tidak akan kemana-mana."kata Jiseo.

"Noona."

"Emm?"

"Uljima ..."Jungkook tersenyum tipis setelah mengatakan itu.

"Aku tidak menangis, Kookie."ujar Jiseo.

"Bukan matamu, tapi hatimu."kata Jungkook.

"..."

"Jika aku mati-"

"Kookie!!"

"Uh?"

"Kau tidak boleh berkata seperti itu! arrasseo?!"nada Jiseo berubah menjadi lebih tinggi.

"Tapi-"

"Kau akan hidup, ingat itu!"potong Jiseo.

"Noona, mianhae."kata Jungkook kemudian.

"Aku harap, kau tidak berkata seperti itu lagi,"kata Jiseo. Nadanya berubah menjdi sedikit lembut."Aku tidak ingin kehilangan adikku, kau tau bagaimana aku sangat menyayangimu?"tanya Jiseo.

Jungkook mengangguk.

"Aku akan membantumu, apapun akan ku lakukan untukmu."kata Jiseo.

"Noona?"

"Ne?"

"Gomawo ..."

Jiseo tersenyum, ia mengelus pipi Jungkook pelan."Kau tidak perlu berterima kasih karena ini sudah bagian dari tugasku untuk menjagamu."kata Jiseo.

"Ani ... aku namja, seharusnya akulah yang menjagamu."kata Jungkook.

"..."

"Katakan padaku apa yang membuatmu bahagia, aku akan melakukannya untukmu."pinta Jungkook.

Jiseo tidak menjawab. Ia masih sibuk menikmati apa yang ia lihat di hadapannya. Jungkook yang antusias dan Jungkook yang seperti tidak ingin kehilangan semangatnya untuk tetap hidup.

"Apakah menikah dengan Seokjin hyung bisa membuatmu bahagia?"

"..."

"Jawab aku, Noona ... jangan diam saja."paksa Jungkook.

"Ada yang lain yang membuatku bahagia."

"Jinjja?malhaeyo."

"Melihatmu terus membuka matamu, melihatmu tertawa dan merasakan hangatnya nafasmu seperti ini. Aku juga ingin selalu berbincang denganmu setiap hari,"kata Jiseo. Ia menatap mata yang serupa dengan dirinya yang kini terlihat sayu."Aku ingin kau tetap bersamaku."lanjutnya.

"Noona."

"Kau tidak boleh menyerah untukku, Kookie."pinta Jiseo. Air matanya mengalir begitu saja tanpa bisa ia kendalikan.

"Noo- uljimayo uljima ..."Jungkook dengan cepat menghapus air mata kakaknya. Ia menarik tubuh kakaknya masuk ke dalam pelukannya.

"Aku menyayangimu, aku tidak ingin kehilanganmu ... aku mohon tetaplah bersamaku, jangan tinggalkan aku ..."isak Jiseo.

"Noona ..."

"Bisakah kau memindahkan semua rasa sakitmu padaku?bisakah aku menggantikanmu pergi menanggung semua yang kau tanggung?"

"..."

"Mengapa harus kau yang mengalaminya?mengapa bukan aku saja!!"

"Noona, gwenchana ..."

Jiseo menangis kencang di pelukan Jungkook. Ia tidak bisa menahannya kali ini.

"Mianhae, Kookie."kata Jiseo.

"Em Em ... kau tidak perlu meminta maaf padaku."kata Jungkook.

"..."

"Aku sangat menyayangimu, Noona. Hanya kau yang peduli denganku. Aku berjanji akan terus bersamamu sampai saatnya nanti."kata Jungkook.

"Aku akan melakukan apapun agar kau sembuh, Kookie."kata Jiseo.

"Em! Gomawo, Noona."balas Jungkook. Ia memeluk Jiseo lebih erat dengan sisa tenaga yang ia punya.

-kau dan aku adalah bagian dari cinta dan kasih sayang Eomma dan Appa, jika kau adalah bagian kiriku, maka aku adalah bagian kananmu. Jika kau adalah kakiku, maka aku akan menjadi matamu. Bila salah satu dari kita terpisah, apakah kau bisa membayangkan bagaimana aku menjalani hidupku? berjalan dengan satu kaki, melakukan kegiatan dengan satu tangan dan hidup dengan separuh nyawa yang aku miliki. Aku mencintaimu, layaknya bulan mencintai malam, matahari yang menemani siang dan bintang yang tidak bisa hidup tanpa langit. Seperti itulah, aku tidak ingin kehilanganmu ... karena aku, sangat menyayangimu, adikku, Jungkook- [Jiseo, 2017년]

To Be Continued ...
I think ini kurang sad 😭 maybe aku bakal perbaiki chap berikutnya 😥 thank you 🙏

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang