05.50
Bangun woy udah siang!! Mau sampe kapan lu jadi kebo hahh?!!
Bangun woy udah siang!! Mau samp-
"Ck siapa sih yang ganti dering alarm gue?! Pasti si jojon nih ah!" kesal rara yang baru bangun dari tidurnya sambil mematikan alarm di hp berlogo apple itu.
Ya, dia rara. Lebih tepatnya Radennia Zazkya Azzara. Teman-teman nya lebih sering memanggil dia rara, gadis cantik, berprestasi, dan juga ramah. Tapi di satu sisi dia adalah sosok yang tertutup dan pendiam. Hal ini dikarenakan oleh kejadian yang terjadi 7 tahun silam ketika rara berumur 9 tahun.
Flashback on
Prangg!!!
Sebuah piring cantik pecah berkeping-keping di lantai dapur rumah rara.
"Daripada aku terus tersiksa oleh kelakuan suami bajingan itu, lebih baik aku mati saja sekarang!" ucap Madena seraya mengarahkan pecahan piring tersebut ke arah nadinya.
Rara kecil yang terbangun dari tidur nyeyaknya terbangun karna mendengar suara bising dari arah dapur. Ketika ia keluar kamar, ia melihat mamanya yang ingin mengarahkan pecahan piring ke arah nadinya. Rara yang ketika itu sangat terkejut, langsung berlari ke arah mamanya.
"Mama jangan! Mama jangan ma! Mama gaboleh lakuin itu! Jangan ma! Rara mohon, tolong jangan lakuin ini ma! Kiya sayang mama, kiya gamau mama pergi! Kiya sayang mama! Jangan lakuin ini ma!"
Flasback off
Rara tersadar dari lamuannya ketika jam sudah menunjukkan pukul 05.58
Berarti sudah hampir delapan menit ia mengingat kejadian tujuh tahun silam.
Rara yang tak ingin terlambat masuk sekolah, langsung bergegas ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.
Selesai melakukan ritual pagi, Rara langsung memakai seragam putih abu-abunya lalu mempoleskan sedikit lip ice pada bibir pink mudanya itu agar tidak terlihat pucat.
Ya, Rara memang sudah duduk di bangku kelas XI SMA. Tepatnya di SMA PERMATA yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahnya.
Setelah siap, rara langsung turun ke lantai bawah untuk mengambil bekal yang telah disiapkan oleh Bi Ijah, asisten di rumah Rara.
"Eh non Rara udah siap, ini non bekelnya udah bibi buatin." ucap Bi Ijah sambil memberikan bekal pada Rara.
"Makasi ya Bi, Rara berangkat dulu. Tolong jaga rumah ya bi. Assalammualaikum"
"Iya non hati-hati dijalan. Waalaikumsallam."
Kasihan non rara, ga pernah sarapan bareng mama papa nya lagi kayak dulu, yang sabar ya non. Bibi yakin non rara pasti kuat. -batin bi ijah.
Rara sudah berada di depan gerbang kompleknya melihat ada angkutan umum yang lewat. Ia langsung melambaikan tangan pada angkot tersebut untuk segera berhenti.
Di dalam angkot, Rara melihat ada seorang Ayah yang sedang mengantar anak nya ke sekolah menggunakan sepeda motor. Anak itu terlihat bahagia sekali, karna ia sangat erat berpegangan pada pinggang ayahnya sambil menampilkan senyum bahagia khas anak kecil.
Rara yang melihat itu hanya bisa tersenyum miris sambil bertanya-tanya dalam hati.
Kapan kiya bisa kayak gitu lagi? Kiya kangen. Kiya kangen semuanya ma, pa.
Ini cerita pertama gua hohoho, jangan lupa follow akun gua ya. Jangan lupa juga pencet tombol bintang di bawah😊👇
Thank you💞
VOCÊ ESTÁ LENDO
ME
Ficção AdolescenteCantik, pintar, ramah tapi pendiam. Kejadian 7 tahun silam lah yang membuat Rara menjadi pendiam dan tertutup. Jika saat itu ia tidak mengajak ibunya untuk pergi ke swalayan, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Ia tidak akan menjadi seperti es sep...
