Tekad Kuatku

6.3K 306 32
                                    

'Sebanyak apapun kau menyakitiku, aku akan bersikap baik padamu. Karena aku yakin bisa meluluhkan dan membuatmu menerima keberadaanku di sini.'
-Shelina Aston.

.○°˙♡˙°○.

Kini aku berada di ruang makan. Duduk tepat di samping Andrew dan di hadapan Marcus.

"Aku meminta Mbok Sari untuk memasakkan makanan kesukaanmu." Andrew menyodorkan piring berisi steak sapi mendekat ke arahku.

"Ya, terimakasih." Aku tersenyum menerima perhatiannya.

Kami mulai makan bersama. Sejak tadi Marcus hanya diam dengan tatapan tajamnya yang tak pernah lepas dariku. Aku mencoba mengabaikannya walaupun itu sangat sulit karena tiap kali aku mendongak, wajah tampan dan mata tajam itu yang menyambutku.

"Ini, kau harus makan banyak daging. Aku tak ingin pengantin wanitaku terlihat sangat kurus di hari pernikahan nanti." Andrew meletakkan potongan daging besar ke piringku. Aku tersenyum lebar ke arahnya.

"Terimakasih, kak. Kau juga harus makan banyak sayuran agar tetap sehat selalu." Aku membalas perhatiannya. Bukan untuk basa basi tapi aku memang tak ingin dia sakit. Dengan semua kesibukannya, aku selalu khawatir tentang kesehatan Andrew.

Suara sendok yang dibanting dengan keras mengejutkanku. Tubuhku terlonjak kaget dengan suara keras itu tepat setelah aku meletakkan sayuran di piring Andrew.

"Memuakkan! Bisakah kau berhenti berpura-pura." Mata Marcus menyipit semakin tajam ke arahku. Atmosfer berubah mencekam. Aku yakin akan terjadi pertengkaran lagi di ruangan ini.

"Apa maksudmu, Marcus?" Wajah Andrew mulai mengeras, dia sadar jika Marcus sudah mulai bertingkah menyebalkan kembali.

"Aku tahu niat licikmu, jalang rendahan. Bertingkah penuh perhatian padahal kau sangat ingin ayahku sakit, agar kau bisa menguras habis seluruh kekayaan keluarga Cho. Benar bukan?" Tidak bisakah dia berbicara lebih manis padaku? Mengapa dia selalu saja menghina dan selalu mencari masalah denganku? Apa karena aku terlalu muda dan miskin hingga tak layak menikah dengan Andrew?

"Marcus Cho, jaga ucapanmu. Sudah berapa kali aku katakan, berhenti memanggil Shelina seperti itu. Dia adalah tunanganku dan calon ibu tirimu, sudah seharusnya kau menghormati Shelina." Rahang Andrew mengeras, tangannya mengepal di atas meja. Aku tahu dia menahan amarahnya dan kuharap Marcus berhenti menyulut pertengkaran ini.

"Menghormatinya? Aku tak sudi punya ibu tiri yang lebih muda dariku. Aku yakin seluruh dunia pasti akan menertawakan keluarga kita. Dia lebih layak menjadi putrimu, ayah." Nada rendah penuh penekanan di akhir ucapan Marcus membuat kalimat itu penuh sindiran.

"Kau!!" Andrew bangkit dari duduknya. Gawat! Dengan cepat aku menahan lengannya. Aku harus mencegah apapun yang ingin Andrew lakukan.

"Tenanglah Andrew." Andrew menatapku setelah menyadari tanganku menahan pergerakkannya. Perlahan dia kembali duduk. Aku membelai lengannya dan perlahan mengenggam tangan Andrew erat.

"Aku mengerti Marcus masih belum bisa menerima keberadaanku. Aku juga sadar bahwa umurku sangat muda untuk menikah denganmu." Kutatap lekat mata hitam Andrew. Kuharap dia bisa menahan amarahnya. Aku sungguh tak ingin melihat dia bertengkar dengan Marcus. Aku berbalik dan menatap Marcus dengan lekat. Seakan menantang pria itu yang sudah menghina ketulusanku.

"Tapi Marcus, aku sungguh menyayangi Andrew. Tak peduli seluruh dunia menghina dan merendahkanku. Walaupun mereka semua mengatakan aku jalang licik mata duitan tapi aku tulus menyayangi Andrew dan akan tetap disisinya apapun yang terjadi."

"Shelina." Andrew menatapku tak percaya. Dia pasti terkejut aku bisa berbicara begitu berani di hadapan Marcus, pria yang menatapku dengan tajam dan benci. Andrew membalas genggaman tanganku erat. Kami saling menguatkan.

Mantanku Putra Tunanganku √ [Repost Versi Orifict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang