"Kenapa kau membawa Ranunculus?" Tanya profesor Kim selagi memandangi bunga di dalam pot yang dibawa Kyungsoo.
Tetapi Kyungsoo tak memberi respon dan terus berjalan di jalan setapak menuju rumah kaca. Ia pikir peringatan kemarin seharusnya bisa membuat Profesor Kim menjauh darinya, namun pria itu justru masih bersikap seperti biasa.
"Aku bertanya karena aku harus tahu apa yang akan kau lakukan dengan bunga itu." Jelas Profesor Kim menanggapi sikap diam Kyungsoo.
"Aku hanya ingin menanamnya di rumah kaca karena Ranunculus di sana sudah hampir mati tak terawat." Jawab Kyungsoo meski bernada enggan.
"Mungkin karena kami tidak terlalu sering menggunakannya."
Tanggapan itu menyentil emosi Kyungsoo hingga ia berhenti melangkah lalu menatap Profesor Kim tajam. "Hanya karena tanaman bunga itu tidak digunakan bukan berarti harus dibiarkan mati begitu saja."
Dan hal itu membuat Profesor Kim terkejut. "Oh, kau terlihat emosional jika mengenai tanaman bunga." Celetuknya.
Kyungsoo mendelik kesal sebelum kembali berjalan, apa dia lupa bahwa dirinya adalah seorang florist?
Bagaimanapun ia mencoba menjauh dari Profesor Kim, namun seperti itulah bagaimana dia selalu muncul di hadapannya, sudah seperti menjadi rutinitas ketika hal itu berlangsung selama beberapa bulan kemudian, dia akan muncul, menyela pekerjaannya lalu membuatnya kesal. Namun Profesor Kim tak pernah 'mengganggu' dirinya di hadapan orang lain, dia lebih bersikap wibawa jika bersama dengan Profesor lain dan terlihat seperti mengabaikan dirinya selain hanya berbicara tentang penelitian padanya. Tidak hanya itu, Profesor Kim juga sangat tegas dan keras pada siapapun yang melakukan kesalahan dalam penelitian, tak terkecuali pada dirinya.
Ini adalah pertama kali ia melakukan kesalahan dalam membuat laporan sistematika mikroba, yang ia akui minimnya pengalaman dan teknik observasi adalah penyebab utamanya, namun seolah lupa bahwa ia bukan dari mahasiswa agrikultur, Profesor Kim menegurnya dengan nada formal yang dingin, yang menurut Kyungsoo terlalu berlebihan ketika pria itu mengungkit kompetensinya. Akan tetapi Kyungsoo tak bisa mengeluh karena ketika ia menerima permintaan Profesor Suho, ia sudah menyadari bahwa ia harus bisa mempertanggung jawabkan apapun kesalahan yang bisa saja dilakukannya, tak ada yang akan menerima alasan, termasuk Profesor Kim Jongin.
Meskipun terasa berat, perintah untuk membuat perbaikan laporan dari awal yang harus sudah selesai esok hari, membuat Kyungsoo hanya menghela napas lemas saat melihat satu persatu para Profesor meninggalkan meja kerja mereka. Waktu sudah menunjuk angka delapan malam hari, ia meninggalkan mikroskopnya dan meletakkan kertas yang dipegangnya ke atas meja lalu mengambil botol air minum di dekat komputer dan menenggaknya seperti seseorang yang tersiksa karena dahaga. Teliti, ia harus lebih teliti, itu yang dikatakan Profesor Kim, dan karena kalimat itulah sekarang ia bekerja lebih lambat dari biasanya, yang membuatnya cepat kelelahan.
"Apa yang kau lakukan?"
Kyungsoo menoleh ke belakang mendengar sapaan seseorang, dari pintu ruangan, Dokter Byun Baekhyun sedang berjalan ke arahnya sembari membawa tas ransel, dia tidak lagi menggunakan baju laboratoriumnya,
"Anda sudah akan pulang, Dokter Byun?"
Dokter Byun terkekeh, "Apa yang kau katakan, ini memang sudah waktunya pulang." Jawabnya. "Kau tidak menjawab pertanyaanku, bukankah kau juga harus pulang?"
"Saya akan pulang setelah saya selesai."
"Tugas apa yang menahanmu?" Selagi berdiri di samping meja kerja Kyungsoo, Dokter Byun mengambil catatan yang sedang Kyungsoo kerjakan, saat memeriksanya kening Dokter Byun mengernyit, "Kau mengerjakan ulang?"
YOU ARE READING
Red VOID [ Kaisoo ]
Fanfiction[ KaiSoo ] Menurut mitologi, benang merah tak terlihat menghubungkan mereka yang ditakdirkan untuk bertemu, terlepas dari waktu, tempat, dan keadaan. Benang merah dapat meregang atau kusut, namun tak akan pernah bisa putus. Profesor Kim hanyalah ora...
CH4/Part 3 - Dewdrop
Start from the beginning
![Red VOID [ Kaisoo ]](https://img.wattpad.com/cover/110899759-64-k649812.jpg)