Chapter 21.3

333 28 0
                                    

Ketiadaan cahaya ini tiba-tiba saja hilang ketika api tercipta kembali di ujung jari Violet, membuatku terkejut untuk waktu yang singkat ketika wajahnya terlihat.

"Kita di mana?" tanyanya.

Ada suara yang terdengar namun tidak begitu jelas.

"Lu denger itu?" Casey menyela sebelum aku sempat menjawab.

"Gue nggak tau," aku mengecek map, inventory maupun info, namun tak ada yang bisa aku akses. "Nggak bisa ngapa-ngapain." Aku memegang tangan Violet tepat di jari yang mengeluarkan api itu, menariknya dan menuntunnya mengelilingi sudut-sudut yang kemudian kuketahui kami berada di sebuah ruangan.

Suara tadi terdengar semakin jelas. Violet memberanikan diri meletakkan telinga sebelah kirinya di pintu itu. Aku dan Casey juga ikut.

"Sudah kubilang kan, menempatkan item semacam itu bukan hal yang baik." Casey kemudian menggedor-gedor pintu itu. "Kurasa aku mendengar sesuatu, apa kau juga mendengarnya?"

"Aku tahu, tapi mau bagaimana lagi?" ada jeda dan langkah kaki yang menemani suara itu, "suara apa?" suara kedua itu kembali bertanya.

Violet mengetuk pintu itu ketika suara itu sudah terdengar lebih keras.

"Kau dengar itu? Ada yang mengetuk dari pintu itu!"

"Pintu yang mana?"

"Yang itu, bodoh! Yang selalu kita kunci! Coba dengarkan lagi." Kami bertiga diam dan hanya saling memandang.

"Mungkin cuma perasaanmu saja."

"Tidak! Aku yakin mendengar sesuatu!"

Ada jeda lagi yang tercipta, sebagai gantinya ada langkah kaki yang terdengar, kali ini aku memutuskan untuk mengetuknya dengan keras.

Brak!

Kurasa mengetuk bukan kata yang tepat dan dengan cepat menjadi keputusan yang buruk.

"Lihat! Ada sesuatu dibalik ini!" langkah kaki itu kembali terdengar dan semakin cepat.

"Ya ampun, White..." White? "... tidak perlu memasang kuda-kuda seperti itu."

"Kau tahu aku tidak suka dengan hal-hal yang menakutkan, kan? Iya kan, Red?" Red?

"Baiklah-baiklah, kalau begitu kita buka saja pintu ini."

Mendengar kata-kata itu kami langsung mundur beberapa langkah dengan cepat dan halus tanpa suara.

"Gawat!" bisik Violet dengan gugup.

"Matikan apimu!" Casey menggenggam api di jari milik Violet dan kini tak ada cahaya apa pun selain dari luar melalui bawah pintu—itu pun hanya garis panjang yang tipis dengan bayangan yang terus beralih dan ragu.

Aku mengeluarkan busurku dan Casey sudah siap dengan kuda-kudanya di depanku. Namun ketika pintu itu dibuka, sinar memasuki ruangan ini sedikit demi sedikit dan aku mengembalikan busurku di punggung.

Aku tersenyum dan menutup mulutku dengan tangan.

"Blue?"

Bayangan siluet dari kedua pemain di depanku ini masih tidak dapat kulihat siapa, namun aku tahu pasti dari suara keduanya barusan yang bersamaan, begitu jelas dan membawa banyak kenangan kembali ke kenyataan.

"Tunggu, C." Aku melangkah maju dan menepuk bahunya. Ia kemudian menurunkan perisai miliknya dan mundur satu langkah.

"Ini yang kita cari?" tanyanya.

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang