Part 2

1.8K 173 249
                                    

Kepakan sayap burung gereja yang bertengger manis dipagar besi kediaman keluarga Nam menyambut kedatangan Sunggyu. Terbiasa seperti masa kanak-kanaknya, ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Menghampiri Nam ahjumma yang sibuk dengan urusan dapur.

"Pagi ahjumma, Hoya-ah" sapa Sunggyu sembari mengusap kepala Hoya dengan senyum lebar. Bocah itu tak membalas sapaan Sunggyu, begitu sibuk dengan makanan didepannya.

"Pagi chagi, duduklah! Dan ikut sarapan bersama kami" titah Nam ahjumma sembari meletakkan piring berisi nasi goreng tepat dihadapan putra bungsunya.

"Euum... aku sudah makan kok ahjumma..." tolak Sunggyu sehalus mungkin.

"Sayang sekali, lain kali makanlah disini. Dan kau Hoya, panggil kakakmu turun!"

"Eomma~ aku sedang sibuk"

"Biar aku saja ahjumma..." potong Sunggyu yang tak tega melihat tampang melas Hoya. Bocah itu sepertinya benar-benar sibuk dengan menu paginya.

Ckckckck!

Sama seperti kemarin, Sunggyu mengetuk pintu itu terlebih dahulu. Dan tak butuh waktu lama sampai Woohyun membukanya. Tahu betul bukan sang umma yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Kau menjemputku? Haha... manis sekali"

Sunggyu menggembungkan pipinya. Kesal mendengar gurauan yang Woohyun lontarkan. Namja mesum dihadapannya ini suka sekali membuat moodnya mendadak down. Sungguh bukan sosok Nam Woohyun yang ia rindukan.

"Kau mau berdiri disana selamanya?"

"Memangnya kenapa?"

"Nothing! Aku pegal, akan kututup lagi pintunya..."

"Yyaaaah!"

Bergerak cepat sebelum namja yang dianggapnya sangat menyebalkan itu benar-benar melakukan apa yang telah dikatakannya.

Bagaimanapun juga Sunggyu harus beradaptasi dengan diri Woohyun yang baru, bukankah ia berniat menjadikannya sebagai uke yang di dominasi? Tentu hal sekecil itu tak masalah bukan?

"Aku sengaja datang untuk berangkat bersamamu"

"Emm... aku tahu itu"

Seolah tak peduli, Woohyun kian sibuk dengan lilitan dasi yang tengah dikenakannya. Berdiri membelakangi Sunggyu yang duduk di tepi ranjang, lebih memilih mematut penampilan sempurnanya di depan kaca. 

Tak ingin hari pertamanya sebagai siswa Woollim high school berantakan dengan penampilannya yang terkesan asal-asalan. Woohyun harus selalu terlihat sempurna, itulah prinsip hidupnya!

"Kau tidak bertanya kenapa?"

Menyadari nada bicara Sunggyu yang terdengar kesal membuat Woohyun tersenyum samar. 

"Baiklah, aku akan bertanya. Kenapa kau menjemputku?"

Sunggyu mendecih. Sadar benar pada nada bicara Woohyun yang sengaja dibuat-buat dalam kalimatnya. Jika ia tak lupa tujuannya menjadikan Woohyun sebagai uke-nya, sudah ia kubur hidup-hidup namja menyebalkan satu itu.

"Tentu saja untuk melindungimu, apalagi hah?!"

"Melindungi apa? hahahaha..."

Lagi, Woohyun terkekeh tak jelas. Hingga urat-urat kekesalan Sunggyu kian terlihat jelas.

"Melindungimu bodoh! Kaukan uke-ku!"

Eehmm..

Kekehan Woohyun berhenti, begitu pula gerak tangannya yang tak juga selesai dengan dasi panjang itu. Dia berbalik, memandang Sunggyu dengan tatapan aneh.

Be Seme Or UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang