Chapter 35 - Don't Leave Me

Comincia dall'inizio
                                    

"Aku ingin memakai permintaanku sekarang," bisiknya didekat telinga Kendra.

Keduanya terdiam dalam posisi nyaman mereka.

"Don't leave me," bisik Aaron pelan. Suara berat dan seraknya berhasil membuat tubuh Kendra bergetar.

Lagi-lagi Kendra mendesah dalam hati, ia melepaskan pelukan itu, kemudian segera meninggalkan ruangan saat itu juga.

Bertanya-tanya kenapa di dalam hidupnya itu selalu ada kata janji dan sumpah. Aaron begitu tega telah memanfaatkan dirinya.

👑

"Dia bahkan tidur di luar," gumam Aaron mendekati Kendra yang sudah terlelap di sofa.

Setelah menunggu cukup lama di dalam kamar Kendra, Aaron berpikir wanita itu pasti akan kembali, namun nyatanya tidak.

Sudah cukup lelah setelah memutar otak, menebak-nebak apa yang membuat kelakuan Kendra berubah total, termasuk ucapannya tadi soal berpisah. Ia memutuskan untuk menghabiskan malam ini duduk dan menatap wajah wanita itu tertidur daripada harus pulang dan merasa kesepian lagi.

Kebiasaan ditemani oleh wanita itu, tanpa kehadirannya, kini rumahnya sendiri terasa sangat-sangat sepi.

Ruang tamu itu sangat sepi dan gelap, Olivia mengerti bahwa memang ada masalah diantara mereka. Aaron bercerita sejak ia datang dan menunggu wanita itu tadi.

Bahkan saat menatap mata sembap wanita itu, Aaron masih bertanya-tanya ada apa dengan kelakuan Kendra belakangan ini.

Aaron mengelus kepalanya dengan lembut, membuat Kendra terbangun kemudian menangkap tangan yang telah menyentuhnya barusan.

Melihat wajah pemilik tangan yang barusan ia tangkap, Kendra lalu menghempaskannya begitu saja dan mengubah posisi tidurnya menghadap ke dalam agar ia tidak dapat melihat pria itu, dan pria itu juga tidak dapat melihatnya.

"Kendra" panggilnya.

Kendra berusaha tidak peduli, hanya bertahan beberapa detik, ia ternyata tidak sanggup menahannya. Ia kembali ke posisi awalnya menghadap ke Aaron lalu menatapnya, "Aku masih membencimu! Jangan kira aku bisa tidur nyenyak sekarang ini!" Ucapnya serak.

"Tapi aku tidak," Sahut Aaron.

Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa ia sadari. Mata hazel Kendra behasil menyihirnya dan membuatnya berkata seperti itu.

Aaron mendekati dan mencium bibirnya, Kendra menatap dengan tatapan kosong saat Aaron melumat bibirnya, bibir Aaron masih menjadi salah satu hal favoritnya.

Tiba-tiba satu hal terlintas dipikirannya.

Bertanya-tanya apa Aaron sedang mencoba mencintainya, karena dirinya yang mirip dengan kembarannya? Bukan karena dirinya yang sekarang ini?

Kendra mendorongnya dan segera pergi meninggalkan Aaron tanpa menatapnya sekalipun.

👑

"Makan siang!"

Teriakkan itu membuat Aaron sedikit terkejut, kemudian cepat-cepat mencari asal suara khas itu.

"Ayo!" Tasya menunjuk arah keluar, agar Aaron segera ikut dengannya.

Aaron bangkit dan Tasya langsung berbalik berjalan melewati koridor, menekan tombol lift.

"Ini terakhir kalinya bukan?" Tanya Aaron yang dari tadi membuntutinya.

Tasya mengangguk dengan cepat, suara dentingan halus membuat mereka serentak memandang ke arah pintu yang sedang membuka itu.

Hampir seluruh pasang mata menyaksikan keduanya berjalan bersama dan masuk ke salah satu mobil berwarna merah maroon itu.

Sesuai perjanjian, Tasya yang akan menyetir dan memilih tempat makan siang mereka hari ini.

Anehnya, mobil mereka berhenti di depan bangunan Luxury Nightclub. Yang jelas hanya buka saat malam hari.

TBC
👑

✅ A Missing PartDove le storie prendono vita. Scoprilo ora