Twenty Two - Lisa Perhatian

21.2K 1.8K 96
                                    

Lisa menatap kosong ke kakinya yang sedang sibuk mengayun ke tempat yang tidak menentu.

"Punya temen kok bangsat semua," gumam Lisa yang masih kesal karena ketiga temannya meninggalkannya hanya karena urusan pria.

Jedug jedug jedug.

Lisa melirik ke arah lapangan basket yang merupakan sumber suara bola dipantulkan yang barusaja terdengar. Senyum Lisa terukir kecil ketika melihat Jungkook sedang asyik bermain basket.

Sebenarnya setelah kejadian dimana Jungkook menjadi sangat dingin kemarin masih membayangi otak Lisa. Gadis itu takut, takut jika Jungkook akan meninggalkannya. Tapi sekali lagi, dia terlalu enggan untuk minta maaf karena tak merasa bersalah.

Tak mau ambil pusing terlalu lama, Lisa segera mencari tempat duduk di taman yang memutari lapangan basket out door SMA-nya. Lisa sedikit bersembunyi takut Jungkook akan melihatnya dan malah enggan untuk bermain lagi.

Brukk.

Lisa melotot ketika melihat Jungkook yang barusaja akan memasukkan bola ke dalam ring basket tiba-tiba jatuh. Dengan segera gadis itu bangkit dan menghampiri Jungkook.

"Kookie?!" Pekik Lisa yang segera membantu Jungkook berdiri.

Jungkook menepis tangan Lisa kasar. "Ngapain kamu bantuin saya? Pacar kamu bisa marah nanti."

"Pacar aku itu kamu, Kook," lirih Lisa. Matanya menatap Jungkook dengan tatapan penyesalan.

Jungkook menunduk, enggan untuk melihat sorot mata penyesalan dari Lisa. Meski begitu, Jungkook masih bisa merasakan apa yang gadisnya rasakan. Jungkook tau, Lisa terluka.

"Pacar kamu bukan saya! Gausah mimpi! Pergi!" Seru Jungkook.

Lisa menggeleng. "Enggak, aku mau bantuin kamu! Aku ini pacar kamu, Kook, aku berhak buat bantuin ka--"

"--Pergi, Lalisa Manoban!"

Lisa diam sejenak ketika mendengar perintah Jungkook barusan. Cowok itu menyebut namanya tanpa ada rasa hangat dalam penuturannya.

Sedangkan Jungkook, cowok itu sedang mati-matian menyembunyikan rasa bersalahnya kepada Lisa.

Aku cuma mau kamu pergi, Lalis.

Bukannya beranjak, Lisa malah mengalungkan tangan kanan Jungkook ke bahunya dan membantu cowok itu berdiri. Jungkook tidak bisa memaksa, karena jika ia memberontak sedikit saja maka ia akan jatuh. Dan jelas, jatuh itu sakit.

Lisa membantu Jungkook duduk ke rerumputan di taman dekat lapangan basket--mengingat lokasi UKS sangat jauh dan Lisa tidak akan kuat membantu Jungkook hingga ke sana.

"Kamu di sini dulu, ya? Aku ambil kotak P3K buat obatin luka kamu," pesan Lisa.

Setelah Lisa kembali dengan sebuah kotak putih berisikan obat-obatan, gadis itu dengan lihainya mengobati luka yang mengeluarkan darah di kaki Jungkook. Setelah selesai, Lisa menyodorkan sebotol air mineral yang barusaja ia beli di kantin sekolah.

"Makasih."

Satu kata lagi, tapi Lisa senang.

Lisa beranjak, mencari keberadaan tas Jungkook. Setelah itu ia kembali pada cowok itu, tak lupa mengambil kunci mobil Jungkook untuk transportasi mereka pulang.

"Aku aja yang nyetir, ya? Aku takut nanti kamu kenapa-napa. Sini, aku bantuin kamu berdiri."

***

Lisa membantu Jungkook untuk tidur di kasur cowok itu. Kemudian ia menaruh tas Jungkook di dekat kasurnya. Ya, Lisa barusaja mengantar Jungkook ke rumah cowok itu--setelah berdebat kurang lebih setengah jam karena Jungkook tidak mau diantar.

"Kookie, aku pulang, ya? Kamu jangan lupa makan," pamit Lisa yang lalu beranjak.

"Kamu pulang bareng siapa?" Tanya Jungkook ragu-ragu.

"Jalan," jawab Lisa.

"Oh, saya kira dianter pulang sama pacar kamu."

Anjir, kenapa gue malah ngomong gitu?! Pekik Jungkook dalam hati.

Lisa yang mendengar itu segera beranjak. Lagi-lagi, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Ini udah malem dan saya gak mau kamu kenapa-napa. Pulang sama Mang Ujang dan bilang kalau saya yang nyuruh."

Kalimat pertamanya ituloh! Seru Lisa dalam hati.

Lisa mengangguk seraya membalikkan badan. "Aku sayang kamu, Kook." Kemudian gadis itu bergegas meninggalkan Jungkook.

Tanpa Lisa tau ungkapannya membuat hati Jungkook tenang. "Aku juga sayang kamu, Lalis."

Relationship | LizkookWhere stories live. Discover now