7: Silly

23 4 0
                                    


Chaerin melangkahkan kakinya memasuki rumah. Ia sengaja tak menghidupkan lampu, jika ia melakukannya siap-siap ia mendapat omelan dari ibunya. Ia menenteng sepatunya di tangan kanan smabil sesekalii menengok ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Wajahnya sedikit tegang, rupanya ia berusaha tidak membuat suara sedikitpun.

"Ibu tahu jika itu dirimu," terdengar suara seorang perempuan bersamaan dengan menyalanya lampu. Chaerin memicingkan matanya karena silau.

Ia mendapati ibunya sedang berdiri sambil menyandarkan diri ke tembok. Terlihat ibu Chaerin sedang melipat tangan di depan dada sambil memandang Chaerin dengan lekat. Ia yang ketahuan tertangkap basah hanya dapat tersenyum kikuk sambil menggaruk kepala.

"Dari mana?" tanya ibu Chaerin.

"Ibu kenapa belum tidur?" tanya Chaerin dengan wajah polos.

"Ibu tanya kau dari mana?!" tanya ibu Chaerin sambil berjalan mendekat ke arah Chaerin. Membuat Chaerin harus berjalan mundur beberapa langkah.

"Sudah kubilang aku pergi bersama teman-temanku," kata Chaerin yang ingin membela diri.

"Kenapa sampai malam? Ini sudah hampir jam dua belas," kata ibu Chaerin yang sedikit mengintimidasi. "Baumu aneh,bau rokok. Kau merokok?"

"Ani!" jawab Chaerin cepat. "Sudah kubilang aku pergi ke club," kata Chaerin seolah ia tidak berdosa sama sekali.

"Apa? Kau ke club? Aduh..., kepalaku sakit," kata ibu Chaerin sambil memegang kepalanya. "Kau mau jadi apa, hah?" tambahnya.

"Pemilik club itu adalah ayah temanku eomma," jawab Chaerin.

"Benar? Kau tidak bohong? Awas sampai bohong kupukul pantatmu," kata ibu Chaerin sambil berlalu menuju ke lantai atas.

"Eomma! Eomma akan kemana?" kata Chaerin sambil mendengus kesal.

"Aku mau tidur," ucap ibu Chaerin dengan santai.

"Kamarmu dibawah!" jawab Chaerin yang setengah kesal.

"Aku akan tidur di kamarmu. Jika Appa-mu tahu aku menginap disini. Bisa hancur harga diriku," kata Ibu Chaerin yang sudah menghilang dari pandangan Chaerin.

"Bilang saja kau masih suka dengannya? Memangnya kenapa sih?" kata Chaerin kepada Ibunya. Sebenarnya ia masih tidak tahu alasan dibalik kedua orang tuanya itu berpisah.

Seharian ini yang di lakukan Chaerin tentu saja hal yang membosankan untuknya. Ibunya sedang kembali ke rumah neneknya. Chaerin dirumah hanya makan, tidur, sesekali ia dengan bosan memukuli samsak yang terlihat mengerikan itu.

Setelah ujian semester dua yang akan datang ada turnamen tenis. Ia tadi berlatih tenis dengan pelatihnya dibelakang rumah yang kebetulan terdapat lapangan tenis. Ia sengaja memanggli pelatih Kim untuk mengajarnya tadi pagi, kalau tidak ia akan mati berdiri karena bosan terus melandanya.

Malam ini Chaerin pergi ke markas Caramelo dengan membawa setumpuk buku. Rupanya niat belajarnya untuk menghadapi ujian semester dua yang akan datang sangat kuat setelah mendapatkan omongan pedas dari gurunya.

Ia sudah meminta Seulgi mengajarinya setiap mata pelajaran yang akan diujikan dalam ujian akhir semester yang akan datang. Hari ini yang mereka pelajari adalah matematika. Chaerin sudah duduk manis di meja depan televisi ambil memperhatikan Seulgi yang tengah mengajarinya aljabar yang sempat dilupakannya.

CarameloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang