Part 3

158 19 17
                                        

Ketika hati berubah menjadi dingin, dimana tempat untuk menemukan kehangatan?

Bahkan ketika hati itu semakin membeku, dapatkah itu mencair ketika cahaya kehangatan datang?

ⓛⓘⓔ

Jimin menyesap kopi panasnya sesekali ia menatap layar laptopnya mengerjakan beberapa dokumen proyek yang sedang ia kerjakan.

Pikirannya melayang pada beberapa saat yang lalu, saat Jimin mengikuti Jiyeon ke pantai.

Flashback

"PARK JIMIN! SARANGHEA!!"

Jimin yang mendengar itu langsung berbalik.

"Tidak!" Batin Jimin.

Jimin kira ia ketahuan mengikuti gadis itu, tapi ternyata tidak. Gadis itu masih terisak di sana.

Tangisannya terdengar oleh Jimin.

"Wae!!! PADAHAL DIA MEMBENCIKU! TAPI KENAPA AKU MASIH SAJA MENCINTAINYA! WAEE!!!" teriak Jiyeon.

Deg!

Entah kenapa jantung Jimin berdegub kencang setelah mendengar ucapan gadis itu, seakan ucapannya mengiris hati Jimin.

"Apa aku sejahat itu?" Gumam Jimin lagi.

"Jiyeon ah..." panggil seorang wanita paruh baya, yang juga bersama pria yang mungkin itu adalah suaminya.

"Eo.. eomma..." panggil Jiyeon dengan suaranya yang parau. Lalu segera memeluknya.

"Apa yang kau lakukan malam-malam disini, nak? Jungkook bilang kau sakit.. kenapa kau tidak pulang kerumah?" Ucapnya sambil mengelus lembut rambut Jiyeon.

Jiyeon hanya diam, masih memeluk ibunya erat. Walaupun bukan ibu kandungnya, setidaknya ia masih bisa merasakan kehangatan seorang ibu.

"Wajahmu..." belum selesai nyonya jeon berbicara Jiyeon tiba-tiba saja pingsan.

"Jiyeon!!! " pekik nyonya Jeon.

"Yeobo! Ayo kita bawa dia pulang! " ucap Tuan Jeon, lalu segera membopong Jiyeon menuju mobil.

Flashback End

"Apa aku sejahat itu? " gumam Jimin lagi.

"Aishh!! Apa yang kupikirkan! Masa bodoh dengan apa yang dikatakannya! Aku tak peduli!" Kemudian Jimin pun melanjutkan pekerjaannya, walau hati kecilnya mengatakan hal yang lain.

***

Jiyeon terbangun saat sinar matahari menyentuh wajahnya yang menandakan bahwa sang fajar telah terbit.

Ia menoleh ke samping kiri sisi tempat tidurnya,mendapati ibunya yang lebih tepatnya nyonya Jeon yang tertidur.

"Eomma.." panggil Jiyeon lembut sambil menyentuh pelan bahunya.

"Eoh? Kau sudah bangun?" Tanya Nyonya Jeon yang dibalas anggukan oleh Jiyeon.

"Sudah pagi ternyata, eomma akan buatkan bubur untukmu! " ucap Nyonya Jeon menatap Jiyeon lembut.

LIE (I Hate You)Where stories live. Discover now