RT 9 (Daryl)

4.9K 327 53
                                    

"APA???" teriak kami semua ramai-ramai.

"Serius lo?" tanya Dante, jelas-jelas tak percaya.

"Lo kira gue ngada-ngada?" tanya Justin jengkel. "Gue cuma ceritain apa yang gue lihat. Lagian, udah gue bilang, bisa jadi gue salah lihat. Tapi daripada gue pikirin sendiri, mendingan kita pikirin rame-rame. Jadi kalo sampe rambut kita rontok-rontok, minimal yang botak bukan cuma gue."

Ternyata begitu. Kupikir dia teman baik. "Jadi alasan lo egois?"

"Eh, omongan lo bikin gue jadi mikir!" Sial, sekarang Grey yang menyelaku dengan suara supercempreng dan muka superkepo! "Gue masih heran dengan omongan lo, Dar, soal hape Merly yang nggak ketemu-ketemu. Sejak kapan sih kita ketemu cewek seusia kita yang nggak bawa hape? Aneh banget, kan?"

"Oh ya, betul banget!" Aku menepuk bahu Dante yang sedang duduk di dekatku, dan sobatku itu langsung mengerang kesakitan. "Gue kan sempet nemenin ortunya Merly tuh. Setelah semua urusan beres, mereka dikasih tasnya Merly yang dibalikin polisi karena nggak ada kaitan sama sekali tentang bunuh diri. Mereka sempet periksa dan nanya soal hape, tapi kata polisi, sampe waktu itu pun, hapenya belum ketemu."

"Sama sekali nggak ada apa pun di dalam tasnya?" tanya Hyuga. "Termasuk surat tentang bunuh diri? Itu juga keanehan, kan?"

"Apanya?" tanyaku heran. "Mungkin dia nggak sempet nulis."

"Nggak mungkin." Hyuga menggeleng. "Setelah dia melakukan semua kehebohan ini supaya kematiannya jadi tontonan seluruh kampus, masa dia nggak ngasih tahu alasan dia bunuh diri sih?"

"Waduh, setelah mendengar penjelasan kalian, rasanya semua urusan ini jadi makin aneh aja!" komentar Josh sambil memandangi kami semua. "Terus apa yang harus kita lakukan? Nggak mungkin cuma duduk-duduk sambil ngebahas masalah ini!"

"Tapi apa yang bisa kita lakukan?" cetus Dante. "Kita memang cowok-cowok keren, tapi kita cowok-cowok keren tanpa kemampuan super..."

"Ah, itu sih lo doang!" cibir Grey. "Gue sih punya kemampuan super-Grey!"

"Itu sama sekali nggak kedengeran keren," Dante balas mencibir. "Kedengerannya justru creepy, kayak semacam stalker!"

"Haduh, muka baik budi kayak gue mah nggak kayak stalker." Grey mengibaskan tangannya. "Lebih kayak cowok baik-baik yang sederhana, rendah hati, sabar, setia..."

"Yang kayak stalker tuh, itu orangnya," sela Hyuga sambil mengangkat dagunya ke arah meja pojokan di restoran. 

Hyuga tidak salah. Di meja itu, duduk mahasiswa kedokteran tahun pertama yang kami kenali. Sekilas anak itu terlihat seperti anak cupu yang biasa-biasa saja—berjerawat, berkacamata, dengan rambut gondrong acak-acakan dan berminyak. Di awal tahun anak itu pernah mendaftar jadi anggota tim futsal, namun setelah beberapa kali latihan, anak itu keluar tanpa diminta karena staminanya payah banget. Aku tidak pernah lupa alasannya saat ditanya kenapa dia kepingin masuk tim futsal.

"Saya kepingin populer seperti kalian," ucapnya dengan senyum penuh percaya diri yang rada mengerikan, seolah dia yakin bakal langsung populer dan disukai banyak orang begitu menjadi anggota tim futsal.

"Udahlah," tegur Justin membuyarkan lamunanku. "Jangan hina-hina orang. Bukan salah dia kalo staminanya lemah. Gue sendiri kan juga letoy banget."

"Gue juga bukan anggota utama tim futsal kita," balas Hyuga. "Bukan masalah stamina atau tampang, tapi dia satu-satunya anak baru yang bikin ulah dan kemarahannya agak nggak masuk akal."

Ya, itu satu lagi keanehan anak baru itu. Sebelum keluar dari tim futsal, anak itu mengamuk dan bikin ulah di lapangan. Dia mengejek kami semua penipu, bahwa dia tidak menjadi populer seperti yang diharapkannya, sementara latihan-latihan yang kami jalankan membuat penampilannya tampak buruk. Padahal kita semua kan sudah dewasa. Masa sih dia masih membayangkan kami semua bakalan berlari-lari keliling lapangan dengan rambut keren melambai-lambai dan keringat berkilauan? Ini kenyataan, bukan gambar-gambar di komik: saat kami berlari-lari keliling lapangan, bau ketiak kami bikin polusi udara di bumi bertambah dahsyat dan keringat kami membuat tampang kami semua tampak menjijikkan.

RAHASIA TERGELAP - Lexie XuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang