Chapter 22 - Perfect Breakfast

Zacznij od początku
                                    

Gadis cantik dan super cool, melihat kakak iparnya ini adalah bintang, ia bahkan tidak terlalu terkejut apalagi bertingkah berlebihan.

"Hadiah untukmu!"

Kendra memutuskan untuk memberikannya kotak berisi botol Gin yang sudah cukup lama ia simpan pada saat ini juga.

Aaron melirik Kendra, berusaha menebak apa Kendra masih marah padanya atau tidak.

"Kau beli semua ini di Marco's Beer?" Aaron mengangkat kantong bertulisan nama toko itu dan menunggu jawaban dari Kendra.

Kendra mengangguk asal, "Bukalah!"

"Caorunn!" Seru Aaron sembari menganggkat botol kaca berisi cairan bening itu.

Sebetulnya Aaron sengaja membuat suasana lebih heboh agar Kendra terlihat senang. Meskipun sebenarnya, dirinya itu tidak akan bisa seheboh itu hanya karena melihat minuman kesukaannya.

Kendra bertopang dagu dan memperhatikan reaksinya, entah apa yang membuatnya sangat senang sudah memberikannya kepada Aaron.

Padahal, Ia sangat berharap bisa lebih lama lagi marah pada pria itu.

Aaron meraih dua gelas kaca dari dapur dan menuangkannya sedikit. Kemudian Aaron menyodorkan salah satu gelas yang berisi lebih sedikit dibandingkan punyanya kepada Kendra.

Kendra menerima dan mendekatkan gelas itu ke bibirnya, "Hmm, tidak seenak yang kukira," Keluhnya sembari tersenyum masam.

"Kenapa? Lebih enak merasakannya lewat bibirku, bukan?" Godanya.

Kendra tersentak, "Hey, ada adikmu disini!" Bisiknya. Wajahnya pasti memerah sekarang, karena ucapan Aaron itu mungkin ada benarnya.

"Sebenarnya aku bisa membaca pikiranmu," Ucap Aaron asal, sembari meletakkan kembali gelasnya.

Kendra mendongak dan menoleh ke arahnya dengan cepat, "Benarkah?" Tanyanya gugup. Mata hazel itu membulat sempurna.

"Jadi benar, ternyata kau memang lebih menikmatinya lewat bibirku," Tukas Aaron, ia mengangguk-angguk sembari tersenyum miring.

Kendra menepuk lengannya dan dengan cepat mengelak. Mana mungkin?

👑

Aaron merasakan sesuatu menyentuh wajahnya serta merasakan jari-jari kecil menelusuri hidungnya, matanya mengerjap membuka dan langsung bertemu dengan sepasang mata hazel yang sangat cantik dan bersinar.

Ia mengerang, kemudian mendapati dirinyalah yang memeluk tubuh seorang wanita pemilik mata hazel itu dengan erat kemudian ia segera melepaskannya, "Kenapa kau disini?" Keluhnya dengan suara serak.

"Aku juga tidak tahu" Dusta Kendra, sembari berbaring mendekatinya lagi.

Aaron pasti lupa, ia sendiri yang membiarkan adik tersayangnya itu memakai kamar milik Kendra. Bagaimanapun, jika adiknya melihat hal yang janggal, Aurora tidak akan segan-segan melaporkannya kepada Abercio dan Olivia.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya lagi dengan suara yang lebih serak dan berbalik menghadap Kendra yang kini tepat berada dibelakangnya.

"Sial! Kenapa lehermu menjadi favoritku ketika aku mabuk?" Ucap Kendra sembari menyentuh lehernya yang meninggalkan sedikit bercak merah.

"Apa?" Aaron terbelalak, barusan Kendra bilang mereka mabuk? Lagi?

"Kita tidak melakukannya, kan?" Tanyanya sembari mengacak-acak rambutnya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Kendra, ia benar-benar menikmati menggoda pria itu sekarang, belakangan ini hatinya jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan.

Setelah Aaron menyadari wanita di sampingnya itu masih mengenakan jubah tidur lengkap, ia menghempaskan dirinya kembali ke kasur.

Apapun yang terjadi biarkan saja terjadi, yang jelas ia masih sangat mengantuk sekarang.

"Kau harus bekerja," Ucap Kendra lagi yang sedang berbaring menghadapnya.

"Bangunkan aku lima menit lagi!" Perintahnya. Kemudian Aaron kembali memejamkan matanya.

Kendra sibuk menyentuh wajah pria itu, ia juga membandingkan kemancungan hidungnya dengan pria itu, hidung mancung Aaron benar-benar menawan.

TBC
👑

✅ A Missing PartOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz