Part 11 | Ikatan Kovalen

133K 12.2K 1.2K
                                    

ES teh penyebab derita! Bulu kuduk Gladys berdiri semua ketika membaca chat yang dikirim Varel untuknya.


Daftar kewajiban sebagai Mbak Pacar:

1. Diharuskan, wajib, dan kudu mengirim pesan setiap pagi, "Kak Varel, I love you. Semangat buat hari ini! Muah!"

2. Enggak boleh tidur sebelum bilang, "Semoga Kak Varel mimpi indah. Lebih bagus lagi kalau mimpiin aku. I love you."

3. Anti cemburuan, marah-marah enggak jelas, ngibul, dan labil.

4. Terserah Mas Pacar mau ngajak ke mana. Ikutin tanpa banyak cincong.

5. Hanya percayalah kuncinya.



Jijik! Jijik banget, ya Allah. Saraf otak Varel modar semua atau gosong sampai sealay ini ketikannya?

Api di kepala Gladys membakar habis kesabarannya. "Ini orang kayaknya belum pernah ditabok pake pantat kuali kali ya! Pengin muntah gue!"

Berengsek! Antitesis agenda mengompori Varel berujung malapetaka pacar jadi-jadian. Bukannya menghajar Evan, cowok songong itu malah menguber Gladys dengan sebuntel petaka. Argh! Yang benar saja!

"Kalau lo nolak, gue bakal sebarin rekaman lo yang bikin gue pingsan ke seluruh warga Senjayana. Pake caption 'cewek yang racunin murid kesayangan para guru dua kali dan bikin dia nyaris innalillahi', kira-kira bakal gimana hidup lo ke depannya?" Varel mengedipkan mata. "Ini kan yang lo maksud tadi? Gimana? Sesuai enggak sama ajaran lo, Pikachu?"

Jahanam! Sialnya, Gladys yang mengajari Varel begitu.

Ia berguling-guling di teras saking emosinya. Bunyi deritan pagar bahkan tidak Gladys hiraukan karena sibuk meratapi nasib.

"Muka lo lecek amat. Mirip komuk kucing gue yang abis kecebur got." Celetukan Fathan mengiringi kemunculan kucing belangnya. Tanpa diundang, cowok itu duduk di teras rumah Gladys. "Nih, udah bersih. Jangan lupa minggu depan jadwal lo beliin Whiskas, Dis."

Ojan, kucing kesayangan Gladys, mengeong saat bulu-bulu putihnya dielus. Melihat ini kontan saja sumpah serapah Gladys terhadap Varel terpinggirkan. Ia memilih duduk dan memangku Ojan. Kebetulan sekali peliharaannya datang di saat majikannya sedang migrain.

"Iya-iya, gue inget. Bawel lo!" Gladys mengelus-ngelus kucingnya. Selang beberapa detik, keningnya berkerut. "Ih, kok Ojan masih bau comberan, Than? Enggak bersih, ya, lo mandiinnya?"

Oceanita Kirchoff Newton Schrodinger Ohm, panggilannya Ojan. Dia adalah kucing belang yang hobinya ngejablay. Ditemukan dalam kardus yang dibuang di bak sampah kompleks rumahnya, Gladys akhirnya mengadopsinya sebagai peliharaan.

Akan tetapi, berhubung Gladys miskin dan anabul itu cuma doyan Whiskas--kucing tidak tahu diri, makanannya lebih mahal dari uang jajan majikannya--hak asuh terpaksa dibagi dua dengan Fathan. Gladys jadi emak angkatnya, sedangkan Fathan jadi kakeknya.

Sehari-hari, Ojan akan setia menunggui Gladys pulang dari sekolah untuk lendotan di kakinya. Tampangnya sangar banget ketika minta makan, tetapi mendadak berubah manis usai membuat kekacauan.

"Ojancooook!" Gladys berteriak saat Ojan tiba-tiba mengibas-ngibaskan tubuhnya. Rupanya Fathan belum mengelap bulu kucingnya sampai kering.

Cowok itu ngakak guling-guling di teras. "Suruh siapa lo nyuruh gue mandiin."

Perjuangan memandikan kucing yang habis tercebur got itu luar biasa. Masih untung Fathan mau menumbalkan diri dicakar-cakar Ojan.

Gladys mengusap wajahnya yang basah. Sialan! "Bawa nih kucing! Bawa, Than! Malem ini, ungsiin dia sama anak-anaknya ke rumah lo. Dasar kucing akhlakless! Enggak pengertian banget sama majikannya yang lagi apes!"

Heliosentris [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang