Kekuatan Flou

Mulai dari awal
                                    

"Penyusup!"

Felix masih terus berlari entah kearah mana.

"Felix, jangan berlari terus. Biarkan mereka menangkapmu!" bisiku dari balik jubahnya.

Entah apa yang terjadi aku bisa merasakan tubuh Felix tertangkap dan mencoba untuk memberontak dan mengerang. Aku sedikit terheran-heran, dari mana ia belajar berakting layaknya pelaku pencurian yang tertangkap basah? Ia mengerang dan akupun tahu dia juga hanya berpura-pura sambil berharap semoga para Una yang menangkapnya tidak melukainya sedikitpun.

"Bawa dia pada yang mulia!"

Yap, akhirnya berhasil. Aku tidak menyangka akan berjalan mulus. Aku bisa mendengar suara gerbang di buka dan sepertinya kami sudah memasuki kota lalu suara pintu gerbang kembali berderak dengan suara keras yang berarti gerbang kembali ditutup.

"Berhenti!"

Sebuah suara yang tampak kukenal membuat Felix dan beberapa Una yang menyeretnya menghentikan langkahnya.

"Siapa dia?"

Aku langsung mengetahui bahwa pemilik suara itu adalah Tuan Erick.

"Dia mata-mata dari Zarakh Tuan."

Keadaan begitu hening untuk sejenak namun Tuan Erick kembali bersuara. "Seret dia ke penjara."

Mataku terbelalak seketika. Penjara?

"Tunggu!" sergah Felix. "Aku datang kemari karena aku ingin bertemu dengan yang mulia Ratu."

"Ada urusan apa kau ingin bertemu dengannya?"

"Maafkan aku, tapi aku hanya bisa memberitahukan hal ini pada yang mulia."

Aku mendengar Tuan Erick mendengus.

"Maaf, aku tidak percaya padamu. Seret dia!"

"Tunggu! Aku harus memberitahu yang mulia bahwa Qlue akan menyerang!" teriak Felix.

Keadaan kembali hening dan aku masih belum bergeming sedikitpun.

"Kedatangan Dendez bukanlah untuk berperang. Tapi menawarkan kerjasama untuk menghadapi para Qlue," ucap Felix menjelaskan.

"Qlue? Apa kau sedang berpikir bahwa mereka akan menerobos hutan Strix dan menyerang wilayah ini? Kau tidak bisa membodohiku anak muda."

"Aku tidak bermaksud untuk membodohimu pak tua!" tepis Felix dengan nada menekan dan—sidkit kurang sopan. Rasanya aku ingin sekali menarik nafas dalam-dalam saat aku menyadari bahwa Felix tidak sepenuhnya Alex yang selalu berwibawa setidaknya di depanku.

"Mereka tidak akan muncul dari balik hutan Strix melainkan mereka akan bermunculan dari gerbang dimensi," lanjut Felix menjelaskan.

Suasana kembali hening begitu lama dan ini membatku sedikit tegang. Berharap Tuan Erick tidak menghalangi rencana kami.

"Bawa dia ke penjara. Aku akan menyampaikan informasi ini pada yang mulia," ucap Tuan Erick.

"Bisakah aku berbicara langsung dengannya?"

"Seret dia!" Kali ini Tuan Erick berteriak.

Aku langsung melesat dari balik jubah berusaha untuk membebaskan Felix dengan menyerang para Una yang menyeret Felix.

"Kau bahkan membawa peri berbahaya kemari!"

"Tuan Erick! Dengarkan kami. Kami bermaksud ingin menyampaikan secara detailnya pada yang mulia agar dia tahu apa yang harus dia lakukan dan memberi perintah atas keputusannya," kataku. Tapi aku mendengar seluruh ucapanku menggema seakan-akan aku berbicara di dalam ruangan kedap suara. Aku tahu ini akan sia-sia jika aku menjelaskannya pada Tuan Erick, dia tidak bisa mendengarku.

Loizh III : ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang