Gulita Senja

612 30 0
                                    

Jingga terasa memudar
Awan gelap bergerak memutar
Perlahan tetesen air mulai luruh
Membasahi apapun dibawah sana

Bumi bersedih hari ini
Luka yang ada tak mampu lagi ia tampung sendiri
Tumpah menggenang menyisakan kesedihan

Dibawah hujan senja
Ku terpaku menatap langit
Merutuki diriku sendiri
Yang mulai naif terhadap rasa yang ada

Bodohnya kurasa
Saat aku tak bisa begitu menguasai diri
Disaat engkau datang menghampiri
Diriku yang sedang terbungkus jutaan rasa perih

Gengsi yang kupunya lebih besar dari pada kasih sayang yang mungkin kubutuhkan

Hangatnya mentari pagi
Tak sanggup mengalahkan dinginnya bulatan salju malam ini

Rengkuhan tangan yang mulai kau ulurkan
Sebuah senyum yang mulai kau lukis
Seketika hancur tak tersisa
Tak mampu menahan dinginnya sikapku

Kata tajam dan menusuk
Tangan kaku tak bergerak
Tatapan sinis dan senyum penuh keremehan
Muncul begitu saja pada wajahku saat ini

Maafkan aku yang begitu saja melewatkanmu
Membiarkanmu pergi hanya karena gengsi besarku
Tak peduli akan begitu besar
rasa sayangmu
Karena luka masa lalu yang tak mampu membuatku percaya lagi pada spesies sepertimu

Kau mungkin tulus mencintaiku
Dengan sungguh sepenuh hatimu
Namun aku masih tak mampu
Membersihkan segala serpihan yang tersisa dari masa lalu ku

Mungkin suatu hari
Ku akan menyesal dengan apa yang kulakukan saat ini
Telah tega membuatmu kecewa padaku

Biarlah ku menanggung segala rasa sesalku sendiri
Memeluk luka dalam diam
Hingga segalanya pulih kembali

Kuyakin kau pantas mendapat lebih dari diriku
Menemukan sosok baru yang mampu membuatmu lebih berarti
Merangkai kisah baru dengan penuh air mata bahagia

About Secret Admirer #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang