Di apartemen Taka
6.15
Taka baru saja terbangun dari tidurnya. Dia yang masih belum sepenuhnya sadar mencoba meraih ponselnya di atas nakas. Dia melihat jam dan memiringkan badannya ke kanan. Sebuah pesan yang masuk setengah jam yang lalu membuat Taka membuka mata sepenuhnya.
Haruna
Hari ini kau sibuk tidak?
Taka langsung tersenyum tipis.
Taka
Sedikit. Kenapa?
Tak perlu menunggu lama, Haruna langsung membalas pesannya.
Haruna
Sebelum ke kantor label nanti, aku ingin bertemu denganmu.
Taka
Untuk apa?
Haruna
Sebentar saja :)
Taka
Baiklah
Dimana?
Haruna
Di kafe dekat kantor label saja bagaimana?
Taka
Setuju
Haruna
Jam 8
Taka
Ok :)
Setelah membalas pesan Haruna, dia langsung beranjak ke kamar mandi dengan semangat.
**
"Yes!" teriaknya.
Tepat saat itu juga, mochi buatannya baru saja jadi. Dia langsung memasukannya ke kotak makan merahnya. Setelah selesai, dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang biasa dia kerjakan, dan lanjut mandi.
Ya, Haruna sengaja bangun pagi-pagi sekali untuk membuat mochi. Bukan karena dia ingin memakannya, dia membuatnya untuk Taka sebagai permintaan maafnya, karena sudah menghancurkan kertas berisi nomor penting miliknya semalam. Beruntung saja bahan-bahan membuat mochi sudah tersedia di rumah.
Selama mengerjakan pekerjaan rumahnya, seperti menyapu, mengepel lantai dan membantu ibunya memasak, Haruna terlihat sangat bersemangat. Bahkan ibunya sedikit heran. Tidak biasanya dia seperti itu, mengepel lantai sambil senyum-senyum, dan menyapu dengan terburu-buru.
"Kau mau pergi kemana?" tanya sang Ibu.
"Aku mau ke kantor label tempatku bekerja, Bu. Menyerahkan hasil foto kemarin." Haruna sedang mengikat tali sepatu ketsnya.
"Kenapa tidak via email saja? Biasanya kau selalu mengirimnya lewat email."
"Tidak, Ibu. Pihak label menyuruhku datang ke kantor langsung." Setelah mengikat sepatu kirinya, dia berdiri dan berpamitan dengan Ibunya. Senyumnya tak juga lepas dari bibirnya.
"Ibu, aku berangkat dulu!" Haruna mencium pipi kanan Ibunya dan langsung berangkat.
"Hati-hati!"
**
Ryota baru saja keluar dari apartemennya dan berjalan menuju mobilnya. Dia bersiap menuju ke kafe dekat kantor label, karena member OOR janjian bertemu di sana sebelum rapat.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Taka menelponnya.
"Tumben dia menelponku." Lalu Ryota mengangkat telpon dari Taka.
"Ada apa?"
"Kau dimana?"
"Aku baru saja akan berangkat. Kenapa?"
"Tolong belikan kopi di kedai kopi biasa di pertigaan arah ke sini, ya? Kau lewat sana kan?"
"Iya, baiklah. Kau sudah sampai?"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Clock Strikes
Kısa HikayeWaktu terus berputar tanpa berhenti. Menciptakan berbagai peristiwa di dalamnya, yang disebut sejarah. Haruna mengabadikan tiap detik dari bagian sejarah tersebut dengan menjadi fotografer. Manis pahit hidupnya terekam dan menyimpannya dengan rapi s...
