Trouble Love -16-

15.6K 1K 26
                                    

"Andriani—"

Tubuh Andriani menegang ketika melihat Ibunya sudah berada di hadapannya. Senyum manisnya yang tidak berubah sejak dulu membuat Andriani yakin bahwa senyumnya diturunkan oleh wanita paruh baya yang dulu di panggil Ibu.

Patricia dan Ryan saling berpandangan, kemudian mereka memutuskan untuk undur diri secara bersamaan.

Kini, tinggal Andriani, Arkana dan Ibunya.

"Kenapa bisa disini? Anda bukan orang yang saya undang." Katanya pedas.

Arkana memberi senyum pada Ibu Andriani dan mempersilahkan untuk duduk di tempat yang tadi di duduki oleh Patricia.

"Duduk dulu, Ibu."

Andriani melotot pada Arkana, "Dia nggak diundang, Ar! Kenapa malah kamu suruh duduk?" Andriani hendak bangkit dari tempat duduknya dan kemudian tangan Arkana mencekalnya.

"Jangan kabur lagi—" perintahnya dengan tatapan yang mendalam pada mata Andriani. "Sebenarnya saya yang mengundang Ibu kamu untuk datang, saya juga ingin Ibu kamu melihat pernikahan putrinya."

Andriani terdiam. Wajahnya menekuk kesal dan malas memandang sang Ibu.

"Andriani, seburuk-burunya orangtua, dia tetap menjadi orang tua kamu. Dia yang dulu melahirkan kamu." Kemudian pandangan Arkana mengarah pada Ibu Andriani yang terlihat sedih memandang putrinya yang tidak mau melihatnya. "Ibu—terima kasih sudah melahirkan Andriani." Kata Arkana dan membuat kedua orang wanita yang berada satu meja dengannya menoleh secara bersamaan.

Ibu Andriani menjawab dengan tersenyum, sedangkan Andriani menatap tak percaya pada Arkana.

Arkana menarik diri dari hadapan kedua wanita itu, sebelum beranjak, Arkana berbisik pada Andriani, "Selesaikan. Maafkan Ibumu, bagaimanapun dia orang yang dicintai Ayahmu." Dan kemudian Arkana benar-benar meninggalkan kedua wanita itu sendirian.

Andriani masih tidak sudi memandang Ibunya. Dia membuang pandangannya kesegala arah dan tentu tidak ingin memandang Ibunya.

"Kamu benar-benar mendapatkan suami yang baik, Dri. Ibu bangga sama kamu."

Andriani mendengus, "Bangga karena aku dapet suami kaya maksud Anda?" sindirnya.

Ibunya memandang sedih pada Andriani, "Bukan begitu—dia terlihat mencintai kamu dan sayang sama kamu. Dia juga baik pada Ibu."

Kali ini Andriani tertawa, "Anda tidak tau apa-apa tapi Anda sudah menilai perasaan seseorang. Anda benar-benar orang hebat."

"ANDRIANI!" Suara Ayahnya terdengar meninggi di belakang tempat duduk Andriani. Wanita itu hampir terlonjak kaget, Ayahnya bukan orang yang akan berbicara keras atau bahkan berteriak.

Langkah kaki Ayahnya terlihat besar-besar, amarah yang berada di hatinya meluap-luap mendengar betapa anak perempuannya begitu sangat membenci Ibunya sendiri.

"Tidak pantas kamu bicara seperti itu pada Ibumu sendiri. Apa Ayah pernah mengajarkan kamu bicara kasar?" Kata Ayahnya ketika dia sudah berada di hadapan anak perempuannya.

Andriani diam simbari menundukkan kepalanya. Dia tau, Ayahnya benar-benar marah saat ini.

Dibelakangnya, Malik menepuk pelan pundak telanjang Andriani. "Mbak, aku tau sangat sulit buat maafin Ibu, tapi, mencoba memaafkan nggak apa-apa kan?"

"Memaafkan setelah apa yang pernah dia lakukan pada kita? Pada Ayah?!" Andriani mendesis. Pandangan benci pada Ibunya terasa tidak akan pernah padam.

Untuk pertama kalinya, mereka berempat berkumpul bersama setelah perceraian orangtuanya. Dan berkumpul di pernikahan Andriani yang bahkan belum ada satu hari.

Trouble Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang