Epilogue pt. 4

Mulai dari awal
                                    

"ishh, apaan sih." decak jiwoo sambil mencubit pinggang daniel.


setelah berpamitan kepada mama dan papa kang, daniel pun langsung bergegas ke garasi untuk mengambil mobil. 


saat perjalanan, tak banyak hal yang mereka bicarakan. entahlah kenapa jiwoo jadi enggak mood ngobrol banyak. serasa ada hal yang memberatkan hati dan pikirannya meski baru saja diliputi kebahagiaan.


"diem mulu dek, sariawan?" celetuk daniel karena mulai merasa ada yang enggak beres sama jiwoo.

"kalo aku sariawan enggak ketelen itu tadi nasi sepiring."

"siapa tau kan... sariawan datang terlambat."

"yeee, daniel ayunda!"

"garing krispi anjirr..." cibir daniel pada lawakan jiwoo.


"nanti di surabaya ngekos apa ngontrak?" sebuah pertanyaan akhirnya jiwoo lontarkan.

"enggak dua-duanya."

"eh, terus? ada asramanya?"

"udah beli apartemen, hehehe." cengiran daniel dibalas dengan ekspresi melengos oleh jiwoo. di mana-mana orang kerja tujuannya cari duit, kalo daniel mah kerja buat mengisi waktu luang kayaknya.


setelah menempuh perjalanan selama empat puluh lima menit, mereka pun akhirnya sampai di depan komplek perumahan jiwoo. daniel enggak bisa nganter sampe depan rumah karena puter baliknya bakalan susah.

"kak..." panggil jiwoo tepat setelah daniel mematikan mesin mobil.

"iya dek?" balas daniel.

"beneran ini bentar lagi kita bakalan jauh?" tanya jiwoo dengan bibir yang ia kerucutkan. matanya pun berancang-ancang mengeluarkan air mata.

"enggak bakal jauh kok dek... nanti kakak usahain sering pulang ke malang." dengan gerakan cepat daniel menyeka air mata jiwoo dengan punggung tangannya.

"terus nanti kalo kak daniel digodain tante-tante gimana, hiks..." sia-sia sudah usaha daniel menyeka tangisan jiwoo, yang ada sekarang air matanya makin berlinang.

"iya iya nanti kakak oplas biar mirip bastian, biar tante-tante enggak godain kakak." daniel malah ngelawak.


bagi jiwoo, daniel adalah orang pertama yang mengajari apa arti sebuah perjuangan dan ketulusan, daniel satu-satunya cowok yang berhasil bikin dia luluh dengan 1001 cara yang enggak pernah jiwoo pikirkan. entah itu sederhana atau berlebihan, asalkan daniel yang ngelakuin buat dia, jiwoo akan selalu suka.


keberadaan daniel jelas udah jadi salah satu kebutuhan primernya. kapan pun jiwoo membutuhkannya, daniel enggak pernah absen untuk selalu ada buat jiwoo. dan sekarang mereka harus terpisahkan oleh jarak demi daniel yang ingin menggapai cita-cita yang sudah lama dia impikan. 


"kakak bakal nelpon adek setiap hari. janji." kata daniel sambil menatap ke dalam mata jiwoo dan menunjukkan kesungguhannya. jiwoo mengangguk, masih dengan air mata yang membanjiri pipinya.


mungkin sapuan lembut ibu jari daniel bukanlah sesuatu yang tepat untuk meyakinkan jiwoo tentang hatinya. daniel mulai menggunakan bibirnya untuk mengusap air mata jiwoo. dia ciumi bulu mata lentik jiwoo yang basah, kemudian turun ke pipi dan mengecupnya beberapa kali. bibirnya terasa asin, namun tidak dihiraukan.

Oh Little Girl • kang daniel [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang