Bab 2 - Goddess of The Spring

34.7K 4.8K 599
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita

Dunia Atas jauh berbeda dengan Dunia Bawah tempat Hades berkuasa. Langit biru tempat Zeus bertahta dan permadani rerumputan hijau, mendominasi warna Dunia Atas.

Hades memacu kendaraannya cepat, melewati pepohonan rindang yang berada di sekitar tempat itu. Namun, tiba-tiba sudut matanya melihat kilat sinar yang berasal dari salah satu ranting pohon terdekat.

Pria itu berusaha mengelak dengan mengarahkan kuda-kudanya menjauh dari serangan. Namun, dia terlambat. Sebuah anak panah terbuat dari emas melesat masuk di antara roda kereta, sehingga menyebabkan kendaraan terguling dan penumpangnya terhempas ke atas tanah.

"Eros! Sialan kau!" bentak Hades ke arah seorang bayi bersayap yang tertawa terbahak-bahak membawa busur panah.

Menggeram, pria itu meraih dwisula yang tergeletak di sisinya lalu mengarahkan ke Dewa Cinta yang masih sibuk mentertawai dirinya dan berseru, "Terbakarlah!"

Kilatan hitam keluar dari ujung tombak menyerang target yang dituju. Eros memekik dan terbang menjauh sebelum sihir Hades berhasil mengenai tubuhnya.

"Makhluk terkutuk!" umpat Hades memperhatikan bayi terbang itu menghilang di balik pepohonan, mungkin menunggu target berikutnya untuk dikerjai.

Pria itu bangkit dari posisi duduk lalu mengibaskan pakaiannya yang ternoda debu dan tanah. Menoleh ke arah roda yang terlepas, dia menggerutu lalu berjongkok di sisi kendaraan itu dan berusaha memperbaikinya.

Namun, tiba-tiba pendengarannya menangkap suara tawa beberapa orang gadis. Mengerutkan wajah berpikir bahwa telah menjadi bahan olok-olokan, Hades melihat sekeliling, tetapi dia tidak menemukan siapa pun.

Gelak tawa kembali terdengar tidak jauh dari tempatnya berada. Rasa penasaran mulai menggelitik pria itu. Bangkit dari posisinya, Hades berjalan mencari sumber suara.

Pria itu beberapa kali harus menyibak dedaunan dan menyelip di antara batang pohon hingga dia dapat mengintip ke arah kehebohan yang sedang berlangsung.

Mata Hades melebar, jantung pria itu berdebar cepat saat melihat seorang gadis sedang menari dengan gemulai di atas rumput.

Rambut gadis itu panjang bergelombang berwarna cokelat keemasan tertimpa cahaya matahari, kulitnya yang berwarna putih terlihat kontras dengan warna matanya yang sebiru langit.

Gadis itu tertawa riang, berputar dan menari mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan oleh para Nimfa, roh penjaga padang rumput dan bunga. Kakinya yang telanjang menjejak rumput dengan ringan, meninggalkan benih bunga berwarna-warni pada setiap langkahnya.

"Persephone! Sekarang giliranmu yang bernyanyi!" teriak salah satu Nimfa, roh dari alam, berdiri mengajak saudari-saudarinya untuk berdansa.

Tertawa riang, gadis itu bersandar di salah satu batang pohon lalu mulai melantunkan sebuah lagu yang indah. Benih bunga yang telah menyebar di antara rerumputan, tumbuh dan mekar seketika, mengeluarkan aroma harum yang menenangkan indra penciuman.

Hades terpaku, mata hitamnya tidak dapat lepas menatap gadis yang tingginya hanya sebibir pria itu. Dia bukanlah seorang laki-laki yang mudah menyukai perempuan. Baginya perasaan tertarik terhadap lawan jenis adalah sesuatu yang sia-sia, berbeda dengan Zeus atau pun Poisedon yang memiliki gairah tinggi untuk mengejar-ngejar banyak wanita.

Pria itu menelan ludah saat mencium wangi yang memabukkan berasal dari tubuh gadis itu. Tidak ingin membuat kegaduhan, Hades terus berdiri dalam persembunyian dan mengamati tingkah Persephone.

Persephone [ ADA DI GRAMEDIA [ Buku 2 Mitologi Yunani ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang