prolog

250 14 1
                                    

Enjoy reading

******

Bighit International Hig School, Sekolah internasional yang memiliki fasilitas super mewah untuk muridnya. Sekolah elite ini di bangun oleh konglomerat terkenal, yang diperuntukan untuk anak kalangan atas, ada juga buat kalangan bawah khusus anak yang mendapat biaya siswa, karena kepintaran mereka.

Mobil Lamborghini diablo itu berhenti di parkiran sekolah. Suasana yang tadinya sepi mendadak ramai, teriakan para yeoja begitu menggema saat seorang namja tampan keluar dari mobil itu.

"Kyaaa Kim Tae-Hyung!" Teriak yeoja-yeoja itu, memandang namja yang bernama kim-Tae-Hyung itu dengan tatapan mendamba.

Tae-Hyung mengusap telinganya kasar, rasanya telinganya begitu sakit mendengar teriakan para Yeoja itu. Tae-Hyung memakai earphone yang tergantung di lehernya untuk menutupi kedua telinganya dari teriakan para yeoja, kemudian berjalan melewati para yeoja itu. Sebelah matanya berkedip nakal ke yeoja-yeoja yang ada di sekelilingnya. Sontak membuat teriakan para yeoja itu semakin mengeras.

"Shit berisik sekali, seperti para bebek saja!" Dengus Tae-Hyung, dia kesal dengan para Yeoja itu.

Tae-Hyung memajukan langkahnya, memasuki lorong sekolah. Sekolah hari ini begitu ramai, banyak pasangan yang berpacaran di lorong sambil menunggu bel masuk, ada sekelompok yeoja yang berkumpul untuk sekedar bergosip. Tidak ada yang menarik bagi Tae-Hyung, memang Tae-Hyung itu playboy tetapi dia juga pemilih, seleranya tinggi.

"Cih para yeoja murahan itu begitu membosankan. Apa tidak ada yeoja yang menarik di sini?!" Gerutu Tae-Hyung, namja tampan itu harus tetap tersenyum walaupun dia kesal sekalipun dengan para yeoja. Sebagai playboy terkenal dia harus bisa menarik hati para yeoja itu, agar fans-nya itu semakin banyak.

Matanya teralih ke jam tangan yang melingkar di tanganya. Masih jam 6.00 kst, masih satu jam lagi masuk ke sekolah. Tae-Hyung sampai di kelas, dia berjalan ke tempat duduknya menaruh tas di atas meja. Lalu meloyor pergi begitu saja.

Kedua kakinya membawa dia menuju lapangan basket, entah kenapa sekarang dia ingin istirahat di sana. Hembusam angin begitu terasa, membelai anak rambut Tae-Hyung sehingga rambutnya berantakan, namun terkesan cool.

"one, two, three-" samar-samar terdengar suara seseorang yang sedang berhitung dalam bahasa inggris. Tae-Hyung mengalihkan pandangannya, ke seorang Yeoja yang sedang berlatih gerakan dasar.

Di balik pagar besi yang memisahkan lapangan basket dengan area klub cheers, yang memang di khususkan untuk anggota cheers berlatih. Yeoja manis itu sedang berlatih dengan keras.

"Four, five, six" yeoja itu kembali menghitung sesuai gerakan berbeda yang di peragakan, peluh di keningnya bercucuran membasahi wajah manisnya.

"Manis" gumam Tae-Hyung tanpa sadar, kedua matanya masih fokus menatap yeoja itu.

"Ani!, dia bukan tipeku!" Tae-Hyung mengeraskan hatinya, ya tetap saja dia bukan tipe ideal seorang Kim-Tae-Hyung walaupun dia semanis apapun.

"Dia gak begitu seksi, dandanannya juga terkesan kekanakan. Cih, sejak kapan aku tertarik dengan anak kecil!" Kesal Tae-Hyung, mengalihkan pandangan dari yeoja manis itu.

Bruk

"Aww... appo" ringis yeoja manis itu. Dia terjatuh saat melakukan lompatan terakhirnya, lututnya terluka.

Refleks Tae-Hyung menoleh ke arah yeoja manis tadi. kedua matanya mendapati Yeoja itu terjatuh dengan luka di lutut juga sikunya.

"Bukan tipe hum?" Ujar seseorang yang ada di belakang Tae-Hyung. Dia mengalihkan pandangannya dari yeoja tadi, melihat kebelakang yang ternyata itu Kim Nam-Joon. Sahabat baiknya.

Playboy journal (Kth)Where stories live. Discover now