6. Flashback

1.3K 42 0
                                    

3 bulan yang lalu

Ini terlalu pagi buatku untuk berangkat ke sekolah baruku. Setelah Bunda memutuskan untuk memindahkanku, dari Sekolah perempun waktu itu. Alasanya, karena kedua kakak ku kesuliatan menjemputku jika mereka sibuk. Memang, jarak sekolahku yang dulu, terlalu jauh buat mereka. Jadi bunda memutuskan untuk memindahkanku ke sekolah umum.

" Kenapa kaka nganterin aku sepagi ini sih?" tanyaku, dengan menoleh kearahnya dengan sebal. Sementara yang ditanya hanya tersenyum dan fokus dengan kendaraan yang dikemudikannya.

" Kakak juga harus bekerja, kasian pasien kakak kalau harus berengkat, mengikuti dengan jam sekolah" dia menoleh kearahku lalu tersenyum. Senyum yang membuat ku selalu nyaman. Aku benar-benar bersyukur dia bisa menyayangiku sebagaimana ayah menyayangiku dulu. " terus kalau kaka pergi duluan siapa yang akan mengantarmu kesekolah? Bahkan dia tidak pulang dari semalam. Benar-benar anak tidak tau diri" Sambungnya lagi. Mimiknya kini berubah sebal, kedua kakaku memang tidak pernah akur mereka selalu berantem seperti Tom and Jary.

" Berhenti memarahinya, dia kan sudah bilang ada tugas yang tidak bisa dikerjakan dirumah" ucapku tegas.

"iya, iya, bela saja terusss!" Ia tersenyum kecut. Dan memeberhentikan mobilnya dengan kasar. Membuatku membulatkan mata, kaget. " Turun, kakak terlambat" sambungnya lagi, sesekali melirik jam yang tertempel kuat ditanganya. Aku tertegun mendengar perkataanya. Aku berpikir bahwa dia marah, karena aku selalu membela kakaku yang lain bukan dia.

" Kaka marah?" tanyaku dengan hati-hati.

" Hahah. Kenapa kamu ini ? turun sana kita sudah di depan sekolah" dia tertawa, benar. Mungkin karena ini pertama kalinya, aku sampai tidak tahu bahwa kami sudah berada di halaman sekolah.

" Dasar kau ini" aku mendengus kesal belum sempat aku membuka pintu kakak menariku kedekapannya lalu mecium keningku lembut.

"belajarlah yang benar. Buat kami semua bangga" setelah itu, dia turun dari mobil lantas membukakan pintu untuku. aku turun dan tersenyum kearahnya.

Tidak memperdulikan senyumku dia langsung kembali masuk kedalam mobil, melambaikan tangannya dan menancapkan gas membawa mobil nya keluar dari Area Sekolah. Aku menarik nafas panjang, melangkahkan kakiku mencari ruangan Kepala sekolah.

***

" Hey kembalikan buku itu" suara Johan menggema di dalam kelas. Dia berusaha keras mengambil buku tugasnya dari kedua sahabatnya, Alvin dan Nando.

" Lo mau buku ini, yang benar saja?" Alvin, kembali menyalin buku tugas Johan dengan cepat, tidakut-tidakut johan berhasil merebut kembali buku itu. Sementara Nando berusaha menahan Johan.

" SELESAI, thanks Johan" Nando yang tadi menahannya lantas melepaskan Johan, melihat Alvin sudah selesai menyalin buku tugas Johan.

Meskipun bergitu, mereka bertiga adalah sahabat yang dekat. Kedekatan mereka terkenal seantero sekolah karena ketampanannya kelebihannya masing-masing. Seperti Alvin Andera Prama laki-laki bemata sipit dengan surai yang hitam legam serta memiliki ketampanan diatas rata-rata itu, hebat dalam bermain basket, bahkan Alvin adalah ketua di teamnya. Nando Airlangga nama panjangnya seperti nama pesawat, tapi jangan salah dia terkenal playboy, dia juga pemetik gitar yang handal, saat Nando memaikan gitarnya semua perempuan akan terbuai dengan petikannya . Dan satu lagi Johan Fauzan laki-laki tampan bermata sipit dengan suara baritonnya yang kas, sedikit berbeda dengan kedua sahabatnya. Meskipun Johan suka ikut-ikutan membuat kekacauan, atau tidak jarang dengan hukuman. Johan adalah anak yang rajin, dia selalu mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru. Dan siapa sangka kalau Johan adalah peringkat kedua di kelasnya.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang