Karena kebahagiaan
terbuat dari canda tawa yang kita ciptakan sendiri
tanpa ada unsur perencanaan
- o -
"von lo liat berita kemarin di tv gak ?" Tanya Sesil pelan penuh dengan nada serius
"iya gue liat kemarin beritanya itukan soal lo yang katanya lagi banyak di incer orang buat di sembelih"
BUG
Sesil memukul meja kantin itu dan berdecak sebal "itu kambing ogeb" devon terkekeh sambil meminum es jeruk yang ia pesan
"gue serius von"
"iyaa.. iyaaa.. berita yang mana? Kan berita banyak gak Cuma satu"
"yang penjabat tajir korupsi" Sesil menghentikan ucapnya dan devon mengangkat bahunya acuh
"ck, lo tau itu bokapnya Raya, dan waktu gue mau nanya itu hp si Raya malah ga aktif, sekarang juga dia malah ga sekolah" suara Sesil yang begitu khawatir, devon masih saja terdiam dengan kening yang mengkerut karna kebingungan
BRAKK...
Gerald yang datang tiba-tiba sambil mengebrakan meja kantin membuat devon dan Sesil terhentak
"heh bangke biasa dong gue kaget ogeb" nyolot sesil
Gerald hanya tersenyum tanpa bersalah "abisnya gue cariin lo lo pada, taunya di sini pojok berdua ngelamun lagi" dengan PDnya sendari tadi gerald berbicara sambil menarik es jeruk Sesil dan menyedotnya hingga tak tersisa
Sesil memukul-mukul lengan gerald berulang-ulang kali "GERALD... ko lo PD sih itukan minuman gue"
"iyaa.. iyaaa tar gue beliin lagi ih, berenti ish sakit ogeb" devon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Gerald dan Sesil yang tak berubah sejak dulu
Sesil pun berhenti memukuli Gerald dan ia sekarang melipat tanganya di depan dadanya dengan mulut yang di kerucutkan dan mendelik tajam pada Gerald
"udah jangan kaya gitu mukanya jelek, nih minum punya gue" ucap devon seraya menaruh es jeruknya di hadapan sesil, sesil tersenyum manis pada devon dan mulai menghabiskan es jeruk itu. Di antara ke 3 sahabat sesil, hanya devon lah selalu mampu menjadi menengah di antara yang lain, walau pun terkadang raya juga melakukan hal yang sama, namun sikap acuhnya membuat orang lain enggan menuruti perintahnya
"tuh liat devon aja baik sama gue gak kaya LO"dengan penekanan di kata 'lo' dan tepat ai sunggingkan di telinga Gerald
"Sesil kan baik, cantik tidak sombong tapi... KAYA SINGA" Gerald memberi menekan di kata terakhir yang ia lontarkan tepat seperti apa yang Sesil lakukan tadi
Rasa kesal Sesil pun semakin memuncak , ia menjenggut rambut Gerald dengan kasar "masih berani lo sama gue?" Gerald hanya meringis kesakitan sambil memengani rambutnya yang di tarik oleh sesil
Melihat itu aksi jahil di benak devon mulai muncul "sil.. sil di raambut lo ada kecoa" seraya menunjuk ngeri rambut sesil, sesil pun berteriak dan melepaskan rambut Gerald lalu beralih pada rambutnya yang kini sedang ia usap-usap dengan kasar untuk mengusir kecoa itu. Ketahui lah hanya satu makhluk ciptaan tuhan yang sesil takuti yaitu kecoa ( remeh kan :v ), Gerald dan devon tak hentinya tertawa melihat sesil yang sibuk mengacak-ngacak rambutnya sendiri.
Seisi kantin berubah menjadi sepi, hampir seluruh orang menatap Sesil kebingungan. Menyadari itu devon memajukan wajahnya hinggan di telinga Sesil "tapi boong" tawa devon dan Gerald pun semakin pecah dan kantin kembali rinyuh oleh suara-suara
YOU ARE READING
Where Should I Go
Teen Fiction"Tunjukin ke temen temen lo siapa lo sebenarnya! Berhenti berpura-pura! Apa perlu gue yang tunjukin siapa lo sebenarnya?!" Teriak revan keadaan pun berubah menjadi mencekam seluruh mata tertuju pada sesil. "BUAT APA! Buat apa gue balik lagi kalo sem...
