Jiwa Yang Di Pindahkan

Mulai dari awal
                                    

"Maafkan aku jika aku di anggap lancang. Tapi aku merasa ini juga termasuk urusanku."

"Ceritakanlah padaku apa yang membuatmu datang kemari. Aku akan mendengarkanmu dan mengambil keputusan atas tindakanmu."

"Apa aku akan di hukum?" tanyaku dengan perasaan sedikit panik.

"Tergantung apa yang kau lakukan di tempat ini. Sekarang ceritakanlah padaku."

Aku mulai berbicara perlahan dengan kelebatan masa-masa yang sudah kulalui. Gambaran-gambaran itu tersusun begitu rapi layaknya album foto yang harus di bacakan dan di kenang. Jika aku mau, aku akan mengarang cerita agar lebih masuk akal, tapi aku bercerita sesuai urutan gambaran dalam ingatanku dan itu terjadi di luar kendali. Aku tahu diriku sedang di kendalikan, begitu kuat dan erat agar aku berkata jujur.

Bermula dari gadis tak kasat mata yang pernah kutemui saat aku SMP bernama Karin yang ternyata adalah bayangan diriku di masa lalu, kemudian berlanjut ke pertemuanku dengan Felix beserta keanehan yang ku alami saat bersamanya hingga akhirnya aku bertemu dengan Axcel, partner kerjaku yang dingin dan penuh misteri yang membuatku kembali masuk ke dunia yang seharusnya tidak kusentuh lagi, Axcel yang ternyata adalah putri Roy. Semua terkuak begitu saja tanpa pemberitahuan apapun hingga aku di kejetukan beberapa hal di luar nalar dan membuatku bingung dan di penuhi pertanyaan.

Kata-kataku mengalir begitu saja dengan lancar tanpa hambatan, dan juga diluar kendaliku. Lisanku seakan-akan di tuntut untuk mengatakan semuanya tanpa ada kebohongan yang di tutup-tutupi.

Aku mendengarnya tersenyum sesekali di tengah-tengah ceritaku, mungkin baginya ada yang lucu dari semua pengalamanku dan itu membuatku merasa kaku namun aku bisa merasakan tangannya menyentuh dahiku hanya untuk mengalirkan ketenangan di saat aku mulai merasa tidak nyaman. Semua pertanyaan yang memebebani kepalaku mengalir keluar perlahan dan terlontar begitu ringan. Namun ia terdiam saat aku mulai menanyakan tentang peperangan antara Una dan Qlue, karena aku juga bercerita tentang pertemuanku dengan Adelia beserta kebaikannya hingga aku berada di tempat yang tak kukenal yang menyebabkan perkelahian anatara Adelia dan Axcel hanya untuk memperebutkan diriku. Ia mendegarkanku dengan seksama dan memahaminya, aku merasa lega dengan reaksinya yang tampak tenang.

"Aku akan menjawab semua pertanyaanmu asalkan kau mau menerima syaratku," ucapnya.

"Apa itu?"

"Kau harus meninggalkan tubuhmu di hutan Strix ini, aku akan membantumu untuk menjelma jika kau ingin keluar dari tempat ini, namun kau harus meninggalkan tubuhmu untukku."

Aku mengerutkan keningku dalam mata yang masih terpejam. "Meninggalkan tubuhku?"

"Saat perang terjadi nanti, aku akan menggunakan tubuhmu untuk mengambil keputusanku. Dan kau akan selalu bersamaku selama itu terjadi dan aku akan memberikan semua jawaban yang kau butuhkan. Apa kau setuju?"

Aku terdiam sejenak namun akhirnya aku menyetujuinya saat aku berpikir tidak ada jalan lagi dalam masalah ini. Loizh menyadari terjadinya perang yang akan datang dan para Qlue memanfaatkan Bumi sebagai jembatan antar dimensi untuk memasuki wilayah Una.

Aku mengangguk setuju. "Kau adalah Loizh, kau tahu apa yang harus kau lakukan untuk para penghunimu. Jika memang dengan tubuhku bisa menyelesaikan semua urusan, aku akan menyetujui persayaratan yang kau tawarkan."

"Baiklah. Kalau begitu biarkan tubuhmu beristirahat untuk beberapa waktu. Aku akan menyimpannya."

Aku terdiam namun aku merasakan guncangan di sekitarku, begitu kuat hingga rasanya aku akan terlempar jauh. Aku tidak tahu apa yang terjadi karena ia masih menahan mataku agar tetap terpejam. Aku merasa ada sesuatu yang menarik tubuhku dengan paksa. Tubuhku seperti terlempar dari kereta api yang melaju kencang dan melayang dengan cara yang menyakitkan kemudian terhempas kedalam kegelapan. Semakin lama, aku merasa tubuhku melayang dengan tenang, namun aku merasakan sesuatu yang berat dan bergerak di punggungku.

Loizh III : ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang