Chap 3:

1.2K 59 2
                                    

Hening, satu kata yang tepat menyiratkan suasana dalam ruangan besar ini. Disana, dimeja makan besar itu. Hanya ada suara detingan pisau dan garpu yang memenuhi ruangan.

Diujung kanan meja, terlihatlah seorang pria duduk dengan tenang sembari melahap makananya. Didepannya terlihat seorang pria yang lebih tua darinya duduk dengan elegan sembari membersihkan sisa-sisa makanan dimulutnya.

"Sasuke, ada yang perlu Onii-san sampaikan padamu?" Ujar pria itu pelan, suaranya terdengar memenuhi ruangan besar ini yang hanya diisi oleh mereka.

"Setelah selesai, temui Onii-san diruang kerja. Secepatnya!" Tambahnya dingin, yang dibalas 'Hn!' oleh Sasuke. Pria itu begitu sangat serius hari ini. Entah apa yang terjadi padanya.

Setelah itu Itachi pergi melewati Sasuke yang hanya diam menatap makanannya.

"Oh! Dan satu lagi" tambahnya, sembari menghentikan langkahnya pelan, Itachi sedikit menoleh kebelakang.

"Sebelum itu, obati dulu memar dipunggungmu. Suruh bibi Mizu mengobatinya?" Tambahnya lembut sembari sedikit mengangkat sudut bibirnya pelan. Ya, pria itu tersenyum. Tersenyum begitu lembut pada sang adik.

Walaupun kini ia jarang sekali menjenguk Sasuke di Tokyo. Namun ketahuilah ia selalu memikirkan kehidupan adiknya itu dimanapun dan kapan pun ia berada walaupun jarak memisahkan mereka. Katakanlah ia seorang 'brother complex'.

"Hn!" balas Sasuke. Sedikit menyembunyikan keterkejutannya.

Setelah itu Itachi kembali meneruskan langkahnya menuju ruangannya. Sembari berjalan, pria itu kembali tersenyum mengingat ekspresi adiknya barusan.

Tidak ada yang tidak Itachi ketahui mengenai Sasuke. Adiknya itu memang pintar dalam menyembunyikan sesuatu, namun tidak berlaku baginya. 'Sasuke tetaplah Sasuke' adik kecilnya ini tetaplah adik kecilnya yang tidak bisa menyembunyikan sesuatu darinya. Apapun itu, hingga gadis kecil masa lalunya pun Itachi tahu.

Tak!

Dengan kasar, Sasuke menghentakan garpu yang ia pegang keatas meja.

"Ckk! Sialan" Runtuknya kesal.

'Bagaimana Itachi tahu?' tambah Sasuke dalam hati. Diam, lama Sasuke berpikir.

"Harusnya aku lebih menyembunyikan raut wajahku barusan" runtuk Sasuke kembali.

"Ck! Semua ini ulah si pinki pembuat onar itu. Tunggu saja pembalasanku.."

'Bukankah didunia ini tidak ada yang gratis eh?' Pikir Sasuke, sembari memikirkan hukuman apa yang cocok ia beri pada mainan barunya itu.

Hachuu!...

"Ada apa Sakura? Kamu sakit?" khawatir Mebuki sembari mengecek kening Sakura.

"Ah, Tidak Okaa-san. Saku baik-baik saja" sembari menepis pelan tangan ibunya.

'Sepertinya ada yang membicarakanku. Awas saja kalau 'ia' berpikiran buruk tentangku ughh!' Pikir Sakura kesal. Entah siapa yang Sakura maksud.

Tring!

'Siapa yang mengirim pesan malam begini? Siapa ini tidak ada nama pengirimnya, aneh?" Pikir Sakura.

Cherry Trees ✓Where stories live. Discover now