Page 14

5.5K 725 19
                                    

Eunwoo bukanlah orang yang baru mengenal Jaehyun dalam kurun waktu singkat. Kalau sedang tidak ditugaskan melakukan survei, mereka berdua akan menghabiskan waktu bersama. Baik itu di ruang kerja maupun di luar kantor.


Melihat raut sarkatis yang Jaehyun torehkan mengingatkan Eunwoo pada peristiwa yang terjadi satu bulan yang lalu. Saat ia memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Yerim karena sudah lelah terikat dalam sebuah hubungan. 


Jaehyun memang begitu, baginya tidak ada masalah yang perlu dipikir dalam-dalam kecuali masalah perempuan. Karena ia tak punya sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam urusan pekerjaan. Begitu pula dengan urusan keluarga. Orang tuanya di Incheon masih sehat-sehat saja. Bahkan ayahnya masih bisa bekerja dan gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


"Kau murung karena Jung Chae Yeon?" celetuk Eunwoo menggugah lamunan Jaehyun di depan komputer.

"Hah, aku?" Jaehyun mengangkat sebelah alisnya heran. Eunwoo pun menarik kursinya agar ia bisa memposisikan diri di sebelah pemuda itu.

"Kudengar dari Saeron, Yerim menangis semalaman dan terus murung karena perkataanmu beberapa hari yang lalu." Eunwoo membuat topik baru untuk ia perbincangkan.

"Aku cuma berusaha memberinya kejelasan, seperti apa yang selama ini ia minta." tandas Jaehyun.


"Kenapa tiba-tiba kau melakukannya? Padahal, kan, sebelum-sebelumnya kau enggak pernah mempedulikan itu. Bahkan terkadang kau menikmati keberadaannya yang mengganggumu. Maksudku..., bahkan saat kau sudah mulai tidak acuh pada Yerim, kau tetap menanggapinya. Semacam, sudah tak ada kesempatan bagi Yerim untuk diterima di hatimu. Namun kau tetap tak rela jika ia berhenti menyukaimu. Dan kalau boleh jujur, kau jadi besar kepala saat gadis itu mengemis cintamu. Kenapa?"


Penuturan Eunwoo sontak membuat Jaehyun terhenyak. Ucapan sahabatnya itu sedikit banyak telah membuka pikirannya. "Apakah aku seketerlaluan itu?"

"Eh? Bukan, bukan. Oke, kau memang salah karena sudah meninggalkan Yerim dengan alasan yang konyol—bosan. Tapi mari tak mempermasalahkan itu. Tindakanmu yang tiba-tiba melepaskan Yerim dan membuatnya tak lagi mengemis cintamu—yang tanpa sadar kau jadikan hiburan untuk diri sendiri—pasti memiliki alasan, 'kan? Pasti ada suatu hal yang menggerakkanmu untuk melakukan itu, 'kan?"


Ya, sepertinya persahabatan yang terjalin antara Eunwoo dan Jaehyun benar-benar sudah mendalam. Buktinya dia bisa sampai memahami seluk-beluk dari perasaan yang ada di dalam hati pemuda itu—padahal Jaehyun tidak paham dengan kekhawatiran apa yang mengganjal dalam benaknya sendiri.

"Kita buat jadi sederhana saja, deh. Kau menyukai Jung Chae Yeon, 'kan?" tukas Eunwoo yang langsung menggurat air muka terkejut pada wajah Jaehyun. Matanya membeliak dan pikirannya langsung porak-poranda.


"Yang benar saja?!" Jaehyun berseru.

"Kalau bukan perasaan semacam itu, lalu apa, dong?" balas Eunwoo. Jaehyun bungkam, tak kuasa menanggapi.

"Mungkinkah, aku?" kata Jaehyun. Eunwoo mengendikkan bahu, karena awalnya ia cuma bertujuan menenangkan hati Jaehyun yang sedang kalut. Mau dibawa ke mana perasaan itu, selebihnya urusannya sendiri.


***


My Lesbian Roommate [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang