•Surat [4] : Senyum

20.4K 3.7K 314
                                    


Tepatnya, pas lagi istirahat MOS.
Gue lihat lo duduk di lapangan, sendirian, kayak jomblo.
Dan anehnya, lo senyum-senyum sendiri. Bikin gue penasaran.

Gue sampai diem-diem ngambil foto lo saat senyum, pake kamera handphone gue. Setelah gue lihat hasilnya, otomatis gue ikut tersenyum. Walau rada geli.

Ternyata, lo senyum-senyum sendiri karena lagi baca novel.

Gue lega, karena itu artinya lo mungkin beneran jomblo. Iya, 'kan?

Dan entah kenapa, setelah hari itu, kita ternyata sering ketemu mulu. Di kantin, di lorong kelas, di depan pager sekolah. Pokoknya gue ngerasa, lo selalu ada di sekitar gue. Tuhan kayaknya ingin gue cepat bertindak, agar gue bisa kenalan sama lo.

Akhirnya ... gue mulai mencari perhatian, dengan pura-pura nabrak lo, dan marah-marah dengan lebay.

"Jalan pake mata, dong! Nama lo siapa, sih?!"

Saat itu, gue berakting semaksimal mungkin. Padahal, gue rasanya pengin ketawa lihat wajah kesal lo. Orang gue yang nabrak, tapi gue yang marah-marah. Maaf, lho!

Sejak hari itu, gue terus berusaha mengganggu lo. Rasanya menyenangkan, karena gue jadi bisa deket sama lo terus.

Thank you so much, Nara.
Lo udah bikin hidup gue lebih berwarna...

Dan nanti, saat gue udah nggak ada, gue harap lo bisa membuat hidup banyak orang berwarna juga. Mungkin, dengan karya lo? Who knows?

Jadi diri lo sendiri aja, jangan pernah berubah. Tetaplah jadi Nara yang jutek tapi manis banget kalo lagi senyum...

Salam rindu,
Deeka

Last Letters ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang