CHAPTER 3

2.7K 43 0
                                    


Kemudian saling memandang

"Cihuyy samaan nih yeeeeee." Dadang antusias.

"Dang lo diem deh mendingan, tadi lo sarapan apa dang?" Ucup sambil menutup hidungnya.

"Ahhh elu mah cup masa gak tahu, di komplek gue sampah yang numpuk siapa yang abisin?" Neneng bertanya pada ucup.

"Ya elu lah cepot." Ucap Dadang asal.

Belum sempat Neneng menjawab, Alfi dan Anin melerai.

"Diemmmmm!!!." Ucapnya bersamaan.

"Tuh tuh tuh kan samaan lagi, kayaknya fi dia emang jodoh lu deh ." ucap Dadang yang langsung di hadiahi pelototan oleh Alfi.

"Udah-udah , mendingan kita masuk kelas bel masuk udah terdengar tuh." Ucap Ralin yang akhirnya angkat bicara.

Akhirnya keheningan terjadi , kemudian Alfi menatap Ralin.Ralin yang merasa risih dengan tatapan itu, akhirnya mengajak kedua sahabatnya itu untuk ke kelas. Namun sebelum ia pergi ia mengambil sesuatu dari saku seragamnya.

"Nih," ucap Ralin sambil memberikan sapu tangan kepada Alfi.

"Noh temen gue baik kan? Lap tuh muka,kagak enak di liat." Ucap Anin sambil berlari masuk kelas.

Alfi tak bereaksi apa pun, ia hanya melihat punggung Ralin sampai tak terlihat.

"Ralin cantik ya." Celetuk Evan.

Alfi memandang Evan dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Udah lah yuk ke toilet, lama-lama disini ternyata bau juga lo fi kalo gini caranya gue najis mau jadi kembaran lo lagi." Ucap Dadang.

Sementara kelas XII IPA 3

"Nin kok bisa sih kamu di hukum Bu Meta?" tanya Ralin.

Anin pun menceritakan semua kejadian yang menimpanya sampai berakhir dihukum oleh Ibu Meta.

Kelas XII IPA 4

"Gua mimpi apa ya semalem, bisa ketemu sama dedemit cempreng kesunda-sundaan gitu." Ucap Dadang bertanya pada dirinya sendiri.

"Dedemit apa demenan ? ntar lama-lama suka loh." Ucap Evan setengah mengejek.

"Kalian lagi ngomongin ucup? Ucup bukan dedemit." Ucup sembari mengerutkan keningnya.

"Cup please deh gua lagi gak bawa sianida." Dadang sambil melototi Ucup.

Ketika ketiga sahabatnya sedang berdebat, sementara Alfi asyik dengan dunianya sendiri dengan terus memperhatikan sapu tangan yang di berikan oleh Ralin. Ia sedikit menyunggingkan bibirnya yang memperlihatkan sedikit lesung pipitnya.

"Fi lo kesambet setan toilet, dari tadi lo diem aja tiba-tiba lo sekarang senyum-senyum sendiri kok gue jadi ngeri ya." Ucap Evan terlihat bingung.

"Ekhem," Alfi menstabilkan suaranya dan kembali menampilkan wajah datarnya.

"Tuh-tuh kan tadi lo diem terus senyum-senyum terus sekarang muka datar lo muncul lagi, lo emang wajib di ruqyah fi kebetulan tetangga gue abis jiarah." Ucap Dadang.

"Apaan sih lo dang ngusik orang ajah, gua laper nih belom sarapan ke kantin yuk." Ucap Alfi sembari memegang perutnya yang bunyi.

"Nyooo gua juga laper." Ucap Dadang.

Mereka bertiga pun ke kantin untuk makan di jam istirahat, ketika sedang asyik makan Alfi melihat di taman sekolah seorang wanita yang duduk di bangku taman. Dan pandangannya tertuju pada perempuan tersebut yang tak lain adalah Ralin.

An Imposible First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang