Halaman 29 : Mengejutkan

3.4K 217 1
                                    

Author Pov.

"Yang pertama. Vale, aku hanya ingin kau tau tentang perasaanku selama ini. Saat pertama kali aku melihatmu dikelas, aku menyukai matamu. Bukan hanya matamu, aku menyukai wajahmu, sifatmu, dan a-aku menyukai seluruh tubuhmu. A-aku,--" ucap Marcel dengan tergagap. Haduhh, mau bagaimana lagi, ia tiba-tiba kehabisan kata.

Namun Vale tersenyum, senyuman itu membuat kata, "Aku tau itu, Cel. Tapi bagaimana dengan takdir Sea? Takdir yang menuliskan aku sebagai kekasihnya."

"Biarkan saja, itu adalah takdir Sea. Tapi,... ini adalah takdir kita," Genggaman tangan Marcel semakin erat. "Mari kita buat takdir baru kita, Vale. Takdir yang ditulis oleh rasa cinta dan juga kasih sayang."

Vale menunduk, ia sangat bimbang. Tangan Marcel terulur untuk menyentuh pipi Vale, ia menangkup wajah Vale dengan kedua tangannya.

"Jika kau bimbang, kurasa kau tidak perlu menjawabnya. Sungguh aku tidak memaksamu. Cukup untuk menjadi teman special-mu saja aku terlebih senang."

Vale mengangguk, ia mengerti sekarang. "I'm sorry. It was a difficult decision, especially for me,"

"No problem, dear. I know that. Um, for the second, can I kiss you for a moment? I hope so," Ucap Marcel penuh harap.

Sedangkan Vale hanya diam. Apakah ia akan menolak keinginan Marcel untuk yang kedua kalinya?

"I kno--"

Vale tersenyum, "This is for you,"

Sebelum Marcel melanjutkan ucapannya, Vale terlebih dulu mencium bibir Marcel, hanya bersentuhan, tidak lebih. Bibir mereka saling menempel sangat lama. Mata mereka terpejam dengan pikirannya masing-masing.

'Aku harap, ini bukan mimpi' --batin Marcel.

'Aku harap, aku dapat melupakan Sea' --batin Vale.

Vale pun melepaskan bibirnya ketika ia rasa sudah cukup lama. Mereka berdua tersenyum senang.

"Untuk yang ketiga, maukah kau berjanji padaku, Vale?" Marcel masih menggenggam tangan Vale. Vale yang mendengarnya pun mendongak ke wajah Marcel. Sungguh ciptaan tuhan yang paling indah. Vale tersenyum dan mengangguk.

"Berjanjilah untuk selalu disampingku. Jika kau takut, bersembunyilah dibelakangku, jika kau sedih bersandarlah dipelukanku, jika kau marah maka keluarkanlah kemarahanmu itu, jika kau bosan ajaklah aku bersamamu, jika kau sakit panggillah aku untuk menemanimu, jika kau rindu sebutlah namaku maka aku akan terus berada disampingmu. Aku akan selalu menjagamu, melindungimu, walau dari jauh atau dekat. Karena apa? Karena kau adalah yang berhaga dalam hidupku."

Sebutir air mata jatuh dari pelupuk mata Vale. Ia menangis, ucapan Marcel membuat hatinya renyuh. Sungguh kalimat yang sederhana disulap menjadi kata yang teramat istimewa untuk Vale.

Vale menangis sesegukkan karena bahagia, "Marcel?"

Tangannya terulur untuk memeluk Marcel. Ia menangis dipelukan Macel. Dengan lembut, Marcel mengelus rambut perak Vale terkadang mengecupnya.

Ekor mereka saling melilit. Matahari yang berada tepat diatas mereka, sekarang mulai jatuh untuk terbenam. Kolam renang ini menjadi saksi bisu perjuangan cinta Marcel kepada Vale.

"All I do for love," bisik Marcel tepat ditelinga Vale.

~•ѻ•~

DILAUTAN, seorang ayah sedang menatap iba pada anaknya yang terkulai lemah diatas peraduannya. Ia teramat sedih. Sang anak yang belum juga membuka pasang matanya hanya dapat terdiam membeku dengan kulit pucatnya.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang