MBP | Part 4 - The Bad Night

Start from the beginning
                                    

"Wah benarkah?" Suara Antusias Olivia membuat Javier mengalihkan perhatiannya. Matanya tidak bohong ketika ia melihat Olivia sudah berjalan menuju Anggy kemudian memegang bahunya seakan mereka perdua sudah akrab sekali.

"Aku tidak percaya ketika kau berkata kau akan memasak kau benar-benar melakukannya. Ayo, Jav.... Mommy sudah lama sekali tidak memakan makanan Indonesia...." Olivia berkata dengan antusias, dan ejekan yang Anggy keluarkan dari matanya membuat Javier tidak melakukan apapun selain menggeram.

"Memangnya Mommy senang makanan Indonesia?" Anggy menekankan ucapannya di kata Indonesia. Tidak terlalu dalam, tapi itu sanggup membuat Javier paham.

"Tentu saja, Paman Javier mendirikan resort disana. Sayang sekali kami tidak pernah mengunjunginya lagi...." Olivia menjawab seiring langkah mereka yang menuju meja makan.

Anggy sedikit menoleh untuk melihat apakah Javier mengikuti mereka. Dan ternyata iya. Itu membuat senyum penuh ejekan terpasang cantik di wajah Anggy sekarang.

"Javier pernah ke Indonesia?" Anggy bertanya penasaran.

"Dia terakhir pergi kesana bulan yang lalu."

Bruk! Javier merasakan sebuah beton dijatuhkan di atas kepalanya begitu Ibunya mengatakan hal ini. Dasar! Menyebalkan sekali melihat senyum kemenangan terlihat di wajah Anggy saat ini.

"Ah.... Bulan lalu...." Anggy mengulangi perkataan Olivia. Tentunya dengan seringaian jahatnya pada Javier.

"Apakah Javier perlu membawa peta kesana, Mom? Kau tahu, ada orang yang berkata padaku jika Indonesia itu adalah negara antah berantah."

"Orang yang berkata padamu mungkin tidak pernah lulus pelajaran Geography. Salahkan orangtuanya yang tidak mengajarinya dengan benar," canda Olivia. Namun candaan Olivia ternyata mampu membuat Javier tersedak oleh tawanya sendiri.

"Kau kenapa, Jav?" tanya Olivia heran. Wanita itu kemudian menatap Javier dan Anggy yang sedang memindahkan mangkok dari pantri ke meja makan secara bergantian.

"Tidak, Mom... Aku baik." Javier masih menahan tawanya. Sungguh aneh, mengingat beberapa menit sebelumnya moodnya terjun bebas melihat wartawan menyebalkan ini ada disini.

"Kuharap kalian suka bubur ayam," ujar Anggy begitu ia sudah duduk di atas kursinya. Tugasnya sudah selesai, itu bisa dilihat dari semangkuk bubur dengan suwiran ayam di atasnya yang sudah tersaji di depan masing-masing orang.

"My favorite one. Terimakasih, Sayang." Olivia mengatakannya dengan girang. Dan di detik kemudian ia sudah menyuapkan sendok demi sendok bubur itu kemulutnya dengan ekspressi wajah seakan ia benar-benar menikmatinya.

"Kau perlu aku suapi, Baby?" Pertanyaan ini Anggy tujukan untuk Javier, mengingat sampai saat ini Javier masih diam dengan tangan yang sudah memegang sendok.

Javier lantas menatap Anggy dengan pandangan curiganya. Bisa saja karena terlalu kesal Anggy menaruh bubuk racun ke dalam sini, bukan?

"Itu enak, Jav.... Namanya bubur ayam," ujar Anggy, sengaja mengabaikan pandangan curiga Javier. Wanita itu lantas bergerak mengambil sendoknya, sebelum berhenti untuk berbicara pada Javier lagi.

"Kau bisa melafalkan namanya, Jav? Sepertinya tidak, mengingat kau saja tidak bisa melafalkan nama tengahku." Anggy berkata dengan wajah sedih, dan setelah itu Anggy menyendok bubur di mangkoknya sebelum mengarahkannya pada mulut Javier.

"Ayo makan Jav...," ucapan penuh paksa Anggy membuat tidak ada yang bisa Javier lakukan selain membuka mulutnya. Bukan karena Javier takut pada Anggy, tetapi Ibunya di seberang sana sudah menatapnya penuh peringatan.

My BASTARD Prince [LEONIDAS#1]Where stories live. Discover now