"Kabari aku secepatnya," ujar Scorpius.

Aku mengangguk dan mengecup pipnya singkat untuk kemudian berlari menuju kompartemenku.

000

Wiltshire tampak tenang seperti biasanya. Dad sudah berangkat menuju kantornya sedari tadi setelah menyantap roti panggang setengah hangus serta jus jeruk yang kubuatkan untuknya. Wajahnya menahan geli dan aku rasa dia memiliki perasaan was-was apakah ia akan mati keracunan setelah menyantap makananku. Aku bergegas membersihkan rumah dengan sedikit jentikan sihir dan bersiap menyambangi makam Mum. Aku rindu melihat pusara itu.
Kebahagiaan menjadi 17 tahun adalah kau tak perlu dirangkul orang tua lagi hanya untuk sekadar ber-Apparate. Dan aku cukup bahagia akan hal itu. Cuaca yang cerah dengan matahari yang bersinar dan awan putih yang berarak di atas kanvas langit bewarna biru cerah menambah kebahagiaanku. Angin yang bertiup dan perlahan menyapu wajahku menjadi salah satu aspek pendukungnya. Rasa bahagia ini mungkin seperti anak balita yang terlalu banyak mengonsumsi cokelat dan glukosa. Rasanya seperti ada yang ingin meledak dari dadaku.

Mungkin dikarenakan aku menjadi lulusan terbaik, tapi sepertinya bukan. Atau mungkin karena hubunganku yang terlihat akan bernasib secerah hari ini bersama Scorpius. Entahlah. Bila kebahagiaan menyebabkan kadar gula dalam darahku melonjak mungkin sekarang aku sudah menjadi pengidap diabetes melitus tingkat lanjut.

Makam Mum terlihat cantik seperti biasa. Rumput hijau tumbuh indah di atasnya. Namun, pandanganku teralihkan pada bunga fressia ungu yang sudah terpampang indah di dalam sebuah vas bening dengan air secukupnya. Aku langsung mengedarkan pandangan kesekeliling area makam. Aku tahu sosok siapa yang aku cari. Mr. Malfoy. Tetapi, tak ada satupun orang berada di area makam ini. Mungkin saja ia datang lebih pagi dariku. Aku duduk di samping makam ini dengan wajah yang tersenyum.

"Hai, Mum. Apa kabarmu?" aku memulai pembicaraan.

Seperti berbicara dengan orang hidup kebanyakan, aku mulai menceritakan hariku. Menceritakan semua prestasi yang kudapatkan, mengenai kebimbangan antara harus memilih melanjutkan studi atau bekerja, dan mengenai hubunganku bersama Scorpius.

"Itu konyol sekali, bukan? Kita sama-sama jatuh hati pada klan Malfoy. Apa mungkin mereka memiliki semacam sihir rahasia yang ditebar pada para keturunan Granger?" kekehku dengan memeluk lututku sendiri.

Aku menghela napas sejenk. Udara yang bergerak tadi membuat napasku sedikit tercekat.

"Apakah kau tahu Mum bahwa Mr. Malfoy masih selalu membawakan bunga kesukaanmu? Entah apa jadinya bila aku menjadi dirimu. Mungkin aku akan mati gila saat harus berpisah dengannya. Dan mengapa juga kau harus berpisah dengannya bila ia dan aku yakin Mum juga masih saling mencintai. Itu hal bodoh Mum, mengorbankan cinta kalian demi menyelamatkan perusahaan. Kenapa kau mempunyai jalan pikiran seperti di novel-novel picisan atau serial drama Amerika yang sering kutonton?"

Sejenak aku terdiam. Aku benar-benar seperti orang gila sekarang. Tetapi, berbicara dengan Mum merupakan kesenangan tersendiri bagiku. Namun, lebih tepatnya aku sekarang seperti orang gila dan pengkhianat Dad. Bila Mum masih bersama Mr. Malfoy dapat dipastikan bahwa ia tak akan bersatu dengan Dad dan dapat dipastikan pula aku tak akan muncul ke permukaan dunia sekarang dan dapat dipastikan pula aku tak akan bertemu Scorpius.

Aku masih berada di makam Mum dengan sejuta cerita yang kupunya. Sejuta cerita yang tak dapat kubagikan dengan siapapun, bahkan pada Helaine dan James. Sampai suara dari perutku menginterupsi keheningan. Kulirik jam sakuku dan waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Pantas saja perutku sudah lumayan meraung. Aku bangkit dan langsung ber-Apparate ke The Burrow.

Seperti tradisi yang ada di keluarga kami, selalu ada pesta perayaan untuk para lulusan Hogwarts. Dan tahun ini adalah milikku dan Albus. Beberapa sepupu Weasley sudah hadir disini. Aku menyapa Aunt Ginny dan Aunt Fleur yang tengah berbincang di ruang tengah dan langsung berjalan melewati sisanya menuju dapur. Kujulurkan kepalaku dan mendapati Grandma Molly tengah berada di sana dengan berbagai macam hidangan yang mulai tersedia untuk makan malam nanti.

The Notebook by AchernarEve (END)Where stories live. Discover now