"Pegang tanganku sebelum Grandma mengamuk," kekehnya. "Omong-omong, Selamat Natal, Rose."

"Selamat Natal, James," aku mejawabnya dan ia kembali terkekeh.

Aku ikut terkekeh dan memegang tangannya untuk ber-Apparate.

000

The Burrow sudah kedatangan banyak tamu. Dan sepupu-sepupu dengan interval umur yang beragam sudah sibuk dengan urusannya masing. Anak baptis dari Uncle Harry, Ted, juga sudah ada disini. Lily dan Victoire sedang membahas sesuatu di sudut ruangan. Albus dan beberapa sepupuku yang lain tengah bermain simulasi mini Quidditch di bawah dan aku hanya duduk rapih dengan telinga yang sudah kusumbat dengan iPod sambil menunggu makan malam tiba. Karena James sudah sibuk diwawancarai oleh para Uncle tentang pekerjaannya.

Tak lama setelah itu makan malam akhirnya terlaksana dan seluruh keluargaku menyantap makanan enak buatan Grandma Molly dengan khidmat namun tak meninggalkan kesantaian khas keluarga ini. Dan saat ini juga aku membayangkan makan malam Natal tradisi keluarga Malfoy. Aku membayangkan Mr dan Mrs. Malfoy serta Scorpius dan tak lupa Mrs. Malfoy senior duduk dengan begitu anggun dan tentunya 'diam' seperti yang terlihat dari keseharian mereka. Mungkin ia akan bingung bila berada di situasi keluargaku seperti sekarang. Kami duduk di hadapan meja yang terhampar sangat panjang di bawah tenda di pekarangan belakang The Burrow yang disihir tertutup dan tentunya hangat. Karena cuaca diluar yang sangat tak bersahabat dengan kulit manusia normal. Ada 6 anak dengan masing-masing pasangannya, kecuali Uncle Charlie yang masih setia melajang sampai sekarang. Dan tentunya minus Uncle Fred yang gugur pada perang Hogwarts bertahun-tahun silam. Dan ada 11 cucu plus Teddy yang memang sudah dianggap cucu kandung oleh Grandma dan Grandpa Weasley. Jadi, silahkan bayangkan sendiri bagaimana ramainya keluarga ini. Ditambah suara riuh rendah rantukan sendok dan garpu terhadap piring dan ocehan akan makanan mana yang akan dimakan terlebih dahulu. Dan mungkin keluarga ini akan bertambah ramai saat Victoire menikah dan melahirkan cicit, begitupula dengan James, dan mungkin juga aku.

"Rose."

"Rose," suara James membuyarkan pikiranku.

Aku melihatnya dan kembali mencoba fokus terhadap setiap ucapannya. "Yaa."

"Kau melamun," ucapnya lalu meletakkan kentang tumbuk keju di piringku yang ternyata masih kosong melompong sementara piring yang lain sudah terisi penuh dengan berbagai macam makanan.

Aku hanya tersenyum menanggapinya. "Kau mau apa?" taanyanya.

"Steak boleh juga."

Dengan cekatan James mengambil dua potong steak yang diletakkan di masing-masing piring kami. "Ada lagi?" tanyanya.

"Cukup dan terima kasih."

Kini ia yang tersenyum lalu mengacak sedikit rambutku yang kubalas dengan tawa dan memulai makan malam kami. Seusai makan malam, seluruh keluarga kembali asik pada aktivitas masing-masing. Minum Eggnog dan cokelat panas. Tertawa bersama. Sementara aku lebih memilih untuk mengasingkan diri di dekat perapian dan memulai membaca kembali buku harian itu.

Musim Gugur

Hubunganku dengan Draco sudah menjadi rahasia bersama antara aku, Harry, dan Ginny. Dan sampai sekarang kami atau lebih tepatnya aku belum tahu bagaimana cara yang tepat serta aman untuk memberitahukan pada Ron. Aku masih ingat bagaimana cara Ginny mengetahui hubunganku dengan Draco. Jangan berpikir bahwa Harry yang mengumbarnya. Ternyata Ginny benar-benar harus menjadi seorang wartawan kelak. Jadi, menurutnya ia melihat setiap gerak-gerikku saat Draco berada di sekitarku. Ia mengatakan bahwa saat Malfoy berada di radius beberapa meter di sekitarku napasku seketika memburu, mataku tak lagi fokus pada satu hal, dan terakhir adalah gelang yang melingkar cantik di pergelangan tanganku. Lagi-lagi atas dasar analisisnya ia mengatakan bahwa seorang kelahiran muggle sepertiku sangat kecil kemungkinannya untuk memiliki gelang perak buatan goblin yang sudah beratus-ratus tahun umurnya dan ia mengatakan secara gamblang bahwa gelang itu adalah warisan turun-temurun keluarga Malfoy dan Black. Karena gelang itu hanya ada dua di dunia. Satu milik klan Malfoy dan satu lagi dimiliki klan Black. Dan karena tak ada lagi keturunan asli Black yang berada di umur kami, Ginny langsung menyimpulkan bahwa itu adalah milik Malfoy. Dan Ginny langsung menebak bahwa itu adalah pemberian dari Draco karena tak ada Malfoy lain di generasi kami. Dan aku hanya menatap pongo padanya. Analisis yang sangat luar biasa. Luar biasa adanya. Bahkan aku tak tahu bahwa gelang ini sudah berumur ratusan tahun dan aku tak tahu bagaimana cara Draco mengambil dan dengan mudahnya memberikannya padaku. Aku tak peduli. Hal yang aku pedulikan adalah sudah sangat lama sekali aku tak bertemu dengannya.

The Notebook by AchernarEve (END)Where stories live. Discover now