Beautiful Tomorrow | 2

Mulai dari awal
                                    

Sudah hampir 3 jam ini Jungkook belum sadarkan diri. Sana mengelus kepalanya dan juga mengelap keringat yang keluar.

"Bagaimana bisa kau tetap terlihat tampan dengan perban mengelilingi dahimu itu chagi?" ucap Sana tersenyum mengelus rambut Jungkook. "Cepatlah bangun dan nikahi aku Jeon Jungkook." ucap Sana, satu tetes air mata kembali keluar. Dengan sigap Sana mengusapnya, ia harus tegar dan yakin bahwa Jungkook akan baik-baik saja.

Srettt..

"Jeon Jungkook!" suara pintu yang bergeser terbuka memperlihatkan wajah yeoja cantik berusia paruh baya.

"Eommonim?" ucap Sana bangkit dari duduknya.

"Eomma, appa?"

"Imo? Samchon?"

Tuan dan nyonya Jeon baru saja sampai langsung berlari kecil ke arah bed Jungkook. Nyonya Jeon terlihat sedih bahkan kedua matanya terlihat sembab akibat menangis saat perjalanan kemari.

"Kook-ah, bangunlah. Eomma dan appa sudah sampai. Ireona Jungkook-ah." ucap nyonya Jeon mengelus kepala Jungkook. Tuan Jeon hanya menepuk bahu istrinya itu berusaha untuk menenangkan.

"Eommonim?" ucap Sana mendekati nyonya Jeon.

"Sana-ya," jawabnya memeluk Sana. "Ini pasti berat bagimu. Bersabarlah sayang." sambung nyonya Jeon. Air mata yang Sana janjikan untuk tidak megeluarkannya kembali menerobos keluar.

"Kalian harus menunda pernikahannya besok." ucap tuan Jeon.

"Eung, aboenim. Aku sudah membatalkan semuanya. Sekarang ini yang terpenting adalah kesehatan Jungkook." ucap Sana.

"Bersabarlah nak." ucap tuan Jeon.

"Eomma, appa. Duduklah, kalian pasti lelah setelah perjalanan menuju kemari." ucap Wonwoo membantu ibunya untuk duduk di sofa sementara Mark membantu tuan Jeon membawakan barang bawaan mereka.

Perbincangan mereka hanya terjadi seperti itu, singkat. Mereka kini kembali pada Jungkook yang belum sadarkan diri. Sana kembali ke posisi awal dimana ia meraih tangan Jungkook dan memegangnya erat. Tidak lama setelah itu Sana merasakan tangannya tergelitik, ia bergerak. Jungkook menggerakkan jari tangannya.

"Jungkook? Eommonim, aboenim! Jungkook!" ucap Sana bangkit terlalu bahagia.

Semua orang yang berada di sofa datang mendekat ke ranjang Jungkook, mereka memperhatikan Jungkook yang perlahan membuka matanya. Sana tersenyum bahagia begitu juga yang lainnya.

"Jungkook-ah, kau bangun? Ahhh syukurlah. Yeobo kau bisa panggilan dokter?" ucap nyonya Jeon.

"Ahh biar aku saja immo." sanggah Mark cepat. Ia berlari keluar untuk mencari dokter.

"Jungkook-ah, apa yang kau rasakan sekarang?" tanya tuan Jeon.

Jungkook tidak menjawab, matanya masih terasa berat untuk membuka apalagi dengan mengelatkan suara. Ia masih terlalu lemah. Sana kembali mengeluarkan air mata, kali ini ia bersyukur Jungkook bisa kembali sadar dan membuka matanya.

"Eo..mma? A..ppa?" ucap Jungkook parau.

"Ne? Ne adeul, eomma dan appa ada disini untukmu kau tidak usah khawatir. Ne?"

"Yakkk, inma! Kau sadar? Mengapa butuh waktu lama untuk kau bangun?!" ucap Wonwoo.

"Hyeong, dimana ini?" tanya Jungkook lemah.

"Kau dirumah sakit, kau tidak ingat? Kau mengalami kecelakaan saat akan bertemu Sana." jelas Wonwoo.

"Kecelakaan?Sa..na?" tanya Jungkook.

"Ne, Sana." ucap Wonwoo mendekatkan Sana pada Jungkook.
Sana tersenyum haru pada saat mata Jungkook dan dirinya bertemu. Mereka bertatap cukup lama sampai Jungkook mengernyitkan dahinya.

"Nugu? Siapa kau?" tanya Jungkook.

Semua terdiam, apa Jungkook baru saja lupa akan Sana? Sana pun terdiam, tidak bisa berkata apa-apa selain senyum yang tadinya mengembang kini telah surut.

"Hyeong, dokternya ada disini." ucap Mark yang datang dengan terengah-engah. Mark terkejut saat melihat tidak ada satupun dari mereka yang berbicara, hanya memperlihatkan wajah serius karena hal yang baru saja terjadi.

"Wae geurae?" tanya Mark. Ia tidak mendapatkan jawaban selain lengannya ditarik Wonwoo untuk bertemu dengan Jungkook.

"Yakk! Jeon Jungkook! Bagaimaan dengannya? Apa kau mengenal dia?" tanya Wonwoo.

"Tentu saja," senyum lemah Jungkook terlihat. "Mark Tuan, kapan kau kembali ke Korea?" tanya Jungkook.

"Heol, aku sudah disini 2 tahun lalu." ujar Mark.

"Lalu ini? Kau benar tidak mengenalnya?" tanya nyonya Jeon menunjuk ke arah Sana yang sedari tadi mematung memperhatikan Jungkook.

"Eung, molla. Mark, apa dia kekasihmu?" tanya Jungkook.

****
"Apa yang dialami oleh tuan Jungkook adalah amnesia disosiatif. Kondisi ini merujuk pada suatu kondisi amnesia yang dicirikan dengan kehilangan memori akan suatu peristiwa tertentu, biasanya peristiwa yang dilupakan adalah peristiwa traumatik di masa lalu atau yang memberikan stres yang berlebihan kepada orang tersebut." jelas dokter.

Saat ini nyonya Jeon, Wonwoo dan juga Sana sedang mendengarkan hasil test yang dilakukan Jungkook sebelumnya.

"Tapi dia mengenal orang tua dan juga kakaknya, mengapa kekasihnya sendiri tidak ia kenal?" tanya nyonya Jeon.

"Sekalipun itu orang yang dicintai, berarti sesuatu yang yang sangat menyedihkan bagi tuan Jungkook telah ia terima dari seseorang yang sangat dicintainya. Dan ia lebih memilih untuk melupakannya dari ingatannya dibanding harus merasakan sakit setiap kali ia melihat wajahnya. Ingat? Orang yang memberikan stres yang berlebihan kepada pasien. " jelas dokter.

Saat itu juga hati Sana sangat sedih. Bagaikan luka jahitan basah yang kembali terbuka, Sana merasa dirinya lah penyebab Jungkook melupakan dirinya. Yang sudah ia lakukan membuat Jungkook ingin melupakan Sana. Saat itu juga Sana menagis sejadi-jadinya, nyonya Jeon memeluk erat Sana meskipun ia tahu itu tidak akan banyak membantu.

🚙 To be continued 💨

Beautiful Tomorrow (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang