Kaa-chan Bahagia

8.2K 524 398
                                    

"Tou-chan!!!!!" Suara itu terdengar semakin dekat dengan derap langkah kecilnya yang berlari.

Naruto yang merasa mengenal suara mengalihkan pandangannya.

Bola matanya melebar tak percaya, putri kecilnya berlari kearah mereka.

"Tidak! Jangan mendekat!" Entah suara hati atau Naruto memang mengeluarkan suaranya dengan lantang. Hanya saja yang ia tau rasengannya akan bertemu dengan chidori dan bisa dipastikan akan melukai putri tercintanya.

"Byakugan!!" Ucap Himawari lantang. Masih dengan memacu langkahnya mendekat.

"Hakke Kuushou!!" Dengan hempasan gelombang cakra dari telapak tangan kecilnya, Himawari mengarahkannya pada chidori dan rasengan. Dua jurus itu terlepas dari tangan si empunya jurus.

"Kurama!!" Teriak Naruto. Cakra kuning berbentuk telapak tangan raksasa keluar dari tubuh Naruto, menggenggam chidori dan rasengan agar tak meledak diudara.

Sasuke yang tanggap langsung membuka portal, Naruto melempar chidori dan Rasengan.

"Dbam!!!" Terhempas.

Portal yang belum tertutup rapat membuat efek chidori dan rasengan yang bertemu menghempas mereka.

"Himawari!!!" Teriak Naruto khawatir. Dengan gerakan kilat Naruto menangkap tubuh putrinya.

Suasana menjadi sunyi.

Ketika suasana tenang perlahan mereka membuka mata. Kehancuran di lantai khusus medical check up tidak perlu ditanyakan karena terlihat nyata. Bagaimana jadinya jika rasengan dan chidori tadi benar-benar bertemu di depan mata mereka?

"Bodoh!!! Kalian berdua berencana menghancurkan rumah sakit ha??!!" Sakura berdiri berkacak pinggang. Dirinya masih dilindungi Susanno milik Sasuke.

"Hima.. kau baik-baik saja?" Tanya Naruto khawatir. Suara Sakura yang menyeramkan bahkan tak terdengar.

Bola mata biru terlihat. Mengerjap perlahan. "Tou-chan." Ucapnya pelan.

"Jangan berkelahi dengan Paman Sasuke." Ucap Himawari.

Naruto menarik nafas "Iya, tou-chan tidak akan berkelahi dengan Paman Sasuke."

"Janji?" Ucap Himawari lagi.

"Um. Tergantung.. situasi." Balas Naruto.

Himawari cemberut. "Tou-chan bilang sesama teman tidak boleh berkelahi." Himawari mengingat nasihat yang dulu diberikan padanya.

Sekarang putri Uzumaki telah berdiri dan berhadapan dengan ayahnya yang masih terduduk di lantai.

"Tapi paman Sasuke bukan teman Tou-chan." Ucap Naruto membela diri.

"Moo~" Himawari semakin ngambek.

"Iya iya.. Tou-chan hanya bercanda.. Paman Sasuke tidak hanya sebagai teman Tou-chan, dia saudara, sahabat sekaligus rival Tou-chan. Sesekali berkelahi tidak apa, agar ikatan kami tidak terputus." Balas Naruto dengan senyum lima jari.

Himawari yang masih terlalu polos itu bingung dengan perkataan ayahnya dan memilih tidak membahasnya lebih lanjut.

"Kalau begitu.. Tou-chan berjanji tidak akan memarahi Boruto-nii kan?" Tanya Himawari mengalihkan topik.

"Boruto?" Sekarang giliran Naruto yang bingung. Bukannya putra pertamanya sedang menjalankan misi ke luar desa. Dan persoalan yang terjadi disini tidak ada sangkut pautnya dengan Boruto. Yah, begitulah yang Naruto tahu.

"Boruto-nii!!" Panggil Himawari.

Boruto keluar dari sudut lain sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Yo! Tou-chan." Sapanya canggung.

Be My Ideal "Tou-chan" Please...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang