PART 11

19.6K 416 1
                                    

-Part 11-

            Sebagai seorang pria yang tinggal sendiri, aku sudah terbiasa terbangun di pagi hari tanpa menunggu seseorang membangunkan. Entah sejak kapan aku mendapatkan kebiasaan tersebut, mungkin saja sejak ayah dan bunda meninggal. Mau tidak mau hidup sebagai seorang sebatang kara membuatku harus mandiri dan dewasa sebelum saatnya.

            Mataku beralih pada seorang wanita cantik yang masih terlelap dengan damainya dalam pelukanku. Berbeda denganku yang sudah terbiasa hidup sendiri, Kayra mungkin masih sering mengandalkan orang-orang di rumahnya. Lihat saja, disaat suaminya sudah terjaga ia masih asyik dengan dunia mimpinya. Aku sama sekali tidak keberatan. Melihat Kayra terlelap dalam pelukanku seperti ini sudah menjadi kebahagian tersendiri untukku.

            Apakah dengan menatap seseorang yang sedang terlelap dapat membuatnya terbangun? Tiba-tiba saja tubuh Kayra bergerak-gerak dalam pelukanku dan tidak lama kemudian matanya mengerjap-ngerjap sebelum ia benar-benar membuka matanya. Mata sayunya yang terlihat masih mengantuk bertemu pandang dengan mataku yang sudah benar-benar terbuka lebar tanpa menyisakan rasa kantuk.

            “Selamat pagi istriku.” Jari-jari panjangku menelusuri wajah mulus milik Kayra.

            “Pagi mas. Tidur nyenyak tadi malam?” balas Kayra dengan pertanyaan yang sama setiap pagi. Aku tidak akan pernah merasa bosan jika Kayra yang menanyakannya.

            “Aku akan selalu tidur nyenyak jika ada kamu di sampingku, sayang.” Aku merasakan tubuh Kayra bergetar pelan dalam pelukanku.

            “Kamu pintar sekali merayu, mas.” tidak ada balasa apapun dariku. Aku lebih memilih mengetatkan pelukanku pada tubuh Kayra. Aku hirup dalam-dalam aroma strawberry yang sudah bercampur dengan keringat Kayra. Aroma tubuh Kayra seakan menjadi zat adiktif tersendiri untukku.

            “Sampai kapan kamu akan memelukku seperti ini mas?” gumam Kayra dalam pelukanku.

            “Apa kamu tidak suka aku peluk seperti ini?” alih-alih menjawab pertanyaannya aku malah menanyakan pertanyaan baru pada Kayra.

            “Kay tidak akan pernah merasa keberatan jika harus dipeluk seperti ini setiap 5 menit sekali oleh mas Ando. Tapi sekarang Kay harus menyiapkan sarapan untuk kamu, mas.”

            “Hahaha.. kamu mulai pintar membalas rayuanku, Kay.” Aku cium puncak kepala Kayra.

            “Kalau begitu aku mandi dulu. Kamu masak yang enak ya.”

            “Seperti biasanya, Tuan.” Tawaku kembali menggema setelah mendengar jawaban Kayra yang seolah menjadi asisten rumah tangga yang sedang menghadap majikannya.

***

            Setelah membuat Kayra menjadi milikku seutuhnya tidak pernah henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah dijodohkan dengan Kayra. Apapun yang dipilihkan orangtua pasti memang yang terbaik untuk anaknya. Mengingat perjalanan hidup dan cintaku yang bisa dibilang sedikit rumit, tetapi sekarang terbayar dengan hadirnya Kayra sebagai istriku yang sangat aku cintai dan juga sangat mencintaiku.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang