untold story pt 1

Start from the beginning
                                    

Hampir 15 menit kalian dalam posisi seperti itu, dan meskipun tanpa suara, kau tau Taehyung menangis. Jadi yang kau lakukan selama hampir 15 menit itu adalah membelai rambut juga punggungnya, membuatnya senyaman mungkin. Kau tau kau tak akan bisa menghapus kesedihannya atas kepergian kakeknya, tapi kau tau dengan berada disana, dan membelai punggungnya, Taehyung tidak akan merasa sendirian.

Kau tau kenapa Taehyung sangat sedih dengan kepergian kakeknya, kau tau sendiri bagaimana kedekatan mereka.

Setelah menenangkan diri dan secara diam-diam menghapus jejak air matanya, Taehyung menengadahkan wajahnya kembali, dan menatapmu.

Lama dalam posisi itu, hingga akhirnya Taehyung tersenyum. Kecut.

Pikirnya mungkin ingin memperlihatkan padamu bahwa dia kuat, tetapi yang terjadi malah hal sebaliknya.

Tapi kau tak ingin membuatnya kecewa dan semakin sedih, jadi kau membalas senyumannya.

"Aku akan pulang hari ini." Ucapnya lalu bangkit dan mulai membereskan barang-barangnya, satu persatu dimasukannya kedalam tas ranselnya, lalu berjalan keluar sementara kau mengikutinya dari belakang.

"Apa kau akan pulang juga?"

Tanyanya sembari menyejajarkan tas kalian di samping pintu keluar, agar lebih mudah nantinya.

"Hm iya."

"Baiklah, kau bisa pulang bersamaku. Ada yang akan menjemputku sebentar lagi."

"Tidak perlu Tae," tolakmu.

"Tidak apa-apa, hanya supir. Kita akan baik-baik saja aku janji." Jelas Taehyung sambil duduk disampingmu. Pria itu kemudian merebahkan dirinya, lalu meletakkan kepalanya di pahamu.

Reflek kau membelai rambutnya. Kau sangat menyukai melakukan ini tentu saja. Rambut Taehyung begitu lembut dan harum.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi bell dan Taehyung hampir tertidur, melompat bangun dan berjalan menuju pintu, untuk membukakan pintunya kepada orang yang dia sebut sebagai supir.

"Oh hai pak, bisakah kau membantuku membawa ini?" Terdengar ucapan Taehyung kepada sosok yang belum kau ketahui wujudnya yang berada di ambang pintu dan tertutupi dengan tubuh Taehyung.

Setelahnya Taehyung menoleh kearahmu dan memberikan isyarat agar mengikutinya.

"Ayo kita pulang."

***

Kau beriringan bersama Taehyung menuju mobil.

"Tae, apa tidak apa-apa?" Tanyamu ragu. Sudah pasti kau takut jika supir yang menjemput Taehyung akan bertanya atau curiga macam-macam kepadamu. Hubungan kalian tidak diketahui oleh orang tua kalian.

"Tidak apa-apa, kita akan bersikap seolah teman kampus, ok?" Tanya sambil menggandeng tanganmu, yang lalu kau tepis.

"Tidak ada teman sekampus yang bergandengan tangan Tae."

"Maaf."

Taehyung tersenyum jahil, dan kau mencubit pinggangnya lalu ikut tertawa.

stupid ; kthWhere stories live. Discover now