BAB 6

80.3K 8.9K 945
                                        

SEBELUMNYA, Lagas yakin dia sudah pernah bertemu dengan orang paling menyebalkan di muka bumi, namun sekarang ketika dia melihat Judy, Lagas salah besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBELUMNYA, Lagas yakin dia sudah pernah bertemu dengan orang paling menyebalkan di muka bumi, namun sekarang ketika dia melihat Judy, Lagas salah besar. Belum pernah ada seorang pun yang bisa mengalahkan level menyebalkan seorang Raden Ajeng Judyrastika.

Seperti saat ini. Lagas membawanya ke Ruang Kejujuran dan perempuan tak tahu aturan itu malah menumpangkan kakinya di sandaran sofa, sementara kedua tangannya sibuk memainkan ponsel. Mulutnya pun tak kalah sibuk, mengunyah permen karet dan kepalanya mengangguk-angguk sesuai irama lagu.

Keterlaluan.

“Dy…," panggilam temannya, Lema, tidak Judy hiraukan. Malah, Judy semakin giat menganggukan kepalanya, kini matanya terpejam seolah tidak ingin diganggu.

Kesabaran Lagas habis.

Lagas berdiri dari sofa dan mencabut earphone Judy. Lantas perempuan itu memekik kaget. Mata yang sama tajamnya dengan milik Lagas itu menatap tak suka.

“Masalah lo apa, sih?” tanya Judy sewot.

Lah? Harusnya gue yang nanya gitu, decak Lagas dalam hatinya.

Sementara Lema syok menyaksikan hal ini, berharap segera pulang sekarang juga. Atau setidaknya, kembali ke kamar asramanya yang nyaman dan dingin.

“Gue bawa lo ke sini bukan buat lo santai-santai,” ketus Lagas. “Kenapa pergi tanpa izin?”

Judy semakin marah. “Emang enak menurut lo, kalo gue izin dengan alasan ‘panggilan alam’? Kalo lo jadi gue, lo bisa izin? Hah?!”

Lagas sejenak membulatkan matanya, kemudian tawanya berderai. Judy dan Lema bengong melihat reaksi tak terduga dari lagas. Apalagi ketika Lagas tertawa, rasanya ada pribadi yang berbeda. Yang tidak mencerminkan Lagas.

Dan tawa itu hilang secepat dia datang.

“Tetap aja lo kabur dan menyalahkan aturan,” tegas laki-laki itu dengan tangan bersedekap.

Oh, mau ngajak berantem lagi, ya? Siapa bilang Judy takut?

Lagas mengantisipasi tindakan Judy selanjutnya. Benar saja, Judy langsung berdiri dan mengangkat dagunya untuk mengintimidasi Lagas. Sekarang, Lagas tahu tak-tik Judy membuat lawan bicaranya tidak berkutik.

“Mau lo apa?” tantang Judy.

“Mau gue apa?” kali ini, Lagas membentuk senyuman.

Senyuman licik.

“Lo harus minta maaf ke semua pengurus acara Pertukaran Pelajar. Dan sertakan alasan. Enggak boleh bohong.”

Wajah Judy pias. Sesaat, dia hanya termenung, memikirkan sesuatu. Kemudian dia tersenyum sangat tipis.

"Oke," ucapnya santai.

Loh, kok perasaan Lagas jadi enggak enak?

Loh, kok perasaan Lagas jadi enggak enak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HSS (1): DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang