14. Our Last Memory

9.4K 1.7K 593
                                    

Taehyung masih ingat kapan terakhir kalinya Jimin menyentuh makanan yang ia bawa ke dalam kamar. Satu minggu yang lalu? Atau mungkin beberapa hari yang lalu? Ya, mungkin sekitar seperti itu. Bahkan dia dapat mengingat setiap rentetan kalimat yang akan Jimin keluarkan jika Taehyung mengajaknya untuk makan.

Satu penolakan cukup tegas, tetapi tidak begitu bersemangat. Seolah-olah untuk beradu argumen kecil sekalipun Jimin benar-benar sudah tidak memiliki tenaga lagi. Jadi, terkadang ketika Taehyung sudah mengetuk pintu kamar, kemudian mendorongnya pelan dengan sebuah nampan besar berbahan kayu yang diletakkan begitu banyak piring berisi makanan, sup hangat, buah juga air putih, Jimin hanya akan menggeleng pelan, kemudian kembali melakukan hal yang ia senangi─menatap keluar jendela kemudian menemukan dirinya menjadi sedikit bebas.

Tetapi kali ini berbeda. Kemungkinan Taehyung akan bergegas menuju sebuah gereja dan melipat kedua tangan untuk berdoa setelah selesai melihat Jimin makan dan menghabiskan satu mangkuk penuh sup kacang merah yang ia bawa malam itu; ketika cuaca mendadak menjadi semakin dingin. Dia harus berterimakasih pada pemilik semesta yang kemungkinan sudah bekerja keras untuk menjawab doa-doanya yang ia kirim secara beruntun bahkan di dalam igauan tidurnya, ya, malaikat bahkan menghabiskan berlembar-lembar kertas banyaknya untuk menulis setiap doanya.

Tetapi tidak apa-apa, sebab ketika Jimin menatapnya dengan tatapan dalam saat ia mendorong pintu kamar, berhenti seperti biasa di antara celah pintu yang terbuka dengan menggengam nampan besar sembari menahan napas─merasa sangat was-was dengan jawaban yang akan Jimin lontarkan kali ini─faktanya pemuda itu hanya menunduk sebentar kemudian mengangguk tanpa menatap Taehyung yang berhasil meloloskan napas kemudian sukses tersenyum begitu lebar seperti orang bodoh saat buru-buru menutup pintu, kemudian mengambil tempat di sisi Jimin yang duduk di atas lantai beralaskan karpet.

Taehyung menyodorkan nampan dengan aroma yang lezat, nasi pulen juga sup kacang merah yang memenuhi mangkuk terlihat mengepulkan uap panas yang sukses menggugah rasa lapar. "Hari ini mereka menyediakan sup kacang merah lezat. Aku mencicipinya sekali dan sulit untuk berhenti. Aku yakin kau akan menyukainya, jadi aku mengambil sedikit lebih banyak. Makanlah selagi hangat."


Jimin yang hari ini mengenakan kaus putih kebesaran terlihat sedikit berbeda. Entahlah. Apakah Taehyung yang terlampau gembira karena akhirnya Jimin mau memakan makanan yang ia bawa hari itu sehingga mengatakan bahwa Jimin sedikit terlihat bersemangat dari hari sebelumnya atau memang seperti itu kenyataan.

Saat Jimin hanya diam kemudian menerima sendok juga sumpit dari tangan Taehyung, berpikir sejenak saat menatap kepul uap panas yang menyentuh wajahnya, ia kemudian benar-benar menyendok sesuap besar nasi ke dalam mulut, mengambil sepotong daging untuk dijejalkan ke dalam mulut, kemudian menyeruput kuah sup kacang merah dengan lahap.

Jika kau pernah mendengar sebuah kiasan tentang perasaan seorang ibu yang begitu bahagia ketika melihat anaknya menyantap masakan yang ia buat, kemungkinan besar Taehyung benar-benar tengah merasakannya kali ini. Ia mengintip Jimin yang makan sambil menunduk, beberapa kali tatapan mereka bersirobok, Jimin hanya menggigit bibir bawah canggung saat melihat wajah Taehyung yang berbinar ketika menatapnya, jadi dia hanya akan kembali menunduk dan menyendok makanannya sekali lagi ke dalam mulut, mengunyahnya cepat lalu merasakan makanan itu bergerak melalui tenggorokan tanpa benar-benar merasakan lezatnya.

Sementara Jimin dengan lahap menghabiskan makanannya, Taehyung berulang kali berusaha untuk mengontrol senyuman di atas bibirnya. Bohong jika Taehyung tidak bahagia ketika melihat sahabatnya terlihat jauh lebih baik, bahkan mau menelan lebih dari dua sendok nasi malam ini.

"Bagaimana keadaan Seolbi?" Taehyung bertanya dengan sangat hati-hati─setengah mengecilkan suara agar Jimin tidak terkejut kemudian tersedak.

Jimin tidak cepat menjawab. Ia hanya menggantung sendok berisi nasi juga sepotong kimchi di atasnya, terlihat berpikir sebentar sebelum kembali meletakkan makanannya demi menarik satu hela napas yang cukup panjang. Ia terlihat membasahi bibirnya sendiri dengan cara yang aneh, kemudian beralih menatap Taehyung dan untuk sepersekian detik membuat Taehyung tertegun, menyadari bahwa ada rasa kehilangan yang besar pada sudut mata Jimin dan ia menemukan mata sembab itu berusaha terlihat baik-baik saja di hadapannya.

End And Beginning (Re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang