Sihir Tak Terduga

14.5K 799 8
                                    

Bulan telah menunjukan kecantikannya, saatnya kami harus segera kembali ke kamar dan beristirahat.

"Hai princess!!" Suaranya terdengar sangat menakutkan, suara itu terdengar dari balik jendelaku yang langsung menghadap keluar.
"Siapa kau?!" Aku sangat panik mendengar suara itu.

"Aku adalah seorang penyihir yang akan menghancurkanmu secara perlahan-lahan, hidupmu akan hancur tanpa kau menyadari apa yang sebenarnya terjadi." Jelasnya.
"Hei! Berani sekali kau mengancamku!"  Bentakku karena aku marah.

Tiba-tiba, dengan seketika bayangan itu menghilang, dan aku berjalan kearah jendela itu.

Aku berjalan dan semakin mendekati jendelaku itu perlahan-lahan aku memberanikan diri untuk membukanya. Dan seketika ada yang mencekikku dan...

Bruukkk..
Aku jatuh dari tempat tidurku dan langsung tersadar dari tidurku, yang ternyata tadi itu hanyalah mimpi.
"Mengapa mimpiku sangat buruk malam ini?" Tanya diriku sendiri sambil menghela nafas panjang.

Kemudian aku kembali tidur dan berharap mimpi itu tidak akan menghampiriku lagi.

*******
"Pagi Jes!" Teriak seseorang dari kejauhan.
"Pagi!" Sapaku pada seseorang yang sedang berjalan kearahku. Wajahnya belum terlihat karena posisinya masih sedikit jauh dariku.
"Kau mau kemana akhir pekan?"
Tanya seseorang itu yang ternyata adalah Yakira.

"Entahlah aku juga belum tahu, bagaimana dengan-mu?" Tanyaku.
"Aku akan mengunjungi ayah ibuku dirumah akhir pekan ini. Apa kau tidak mengunjungi ayah ibumu dirumah?" Tanya Yakira.
"Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku, aku sangat tidak menyukai ibu tiriku."

"Tapi, kau tidak boleh bersikap kasar padanya, apalagi kalau ibu tirimu itu sangat menyayangimu."
"Aku bahkan tidak tahu apakah ia menyayangiku atau tidak."

Yakira hanya terdiam mendengar perkataanku. Sepertinya dia mulai mengerti apa yang kurasakan saat aku berada didekat ibu tiriku.

Kami berdua jalan-jalan ditaman dan kami melihat seseorang menghampiri kami. Apa? Itu Barack tapi untuk apa ia kesini.
"Jes, mau apa pria itu datang kemari?" Tanya Yakira.
"Entahlah, akupun tak tahu."

"Hai nona-nona!" Sapanya kepada kami berdua.
"Hai!" Kataku dan Yakira.
"Apa kalian sudah berteman?"
"Tentu saja." Jawabku.
Tiba-tiba Barack menarik tanganku dan membawaku sedikit menjauh dari Yakira.

"Apa maksudmu?" Tanya Barack
"Ada apa?" Aku bingung padanya.
"Kau berteman dengan Yakira."
"Tentu saja, sekarang ia sudah berubah." Jelasku padanya.
"Apa kau percaya padanya?"
"Tentu saja, dia temanku sekarang."
"Lebih baik kau menjauhinya."
"Ada apa denganmu? Dia itu temanku, kalau aku menjauhi Yakira, maka aku juga akan menjauhimu."

Dia tidak berkata-kata hanya saja sepertinya kesal mendengar perkataanku tadi.

"Apa kau mau pergi denganku akhir pekan?" Ajak Barack.
"Tentu saja, tapi kemana?" Tanyaku.
"Tentu saja kebantaran sungai tempat kita sering bertemu."
"Oh baiklah." Aku menyetujuinya.

"Baiklah, sekarang aku harus kembali ke istana." Ucapnya.
"Tentu." Jawabku dan dia melambaikan tangan padaku dan aku juga hanya tersenyum dan melambaikan tangan.

*********
Pagi yang indah menyambutku, senyum diwajahku mekar ketika aku ingat bahwa aku akan pergi bersama Barack hari ini.

Langsung saja aku bersiap-siap dan merias wajah serta rambutku dengan sederhana.

Ketika aku sudah siap, aku langsung saja keluar dari kamar dan bertemu dengan Yakira dan Balerina.

"Hai Jeslyn!" Sapa mereka berdua.
"Hai!" Sapaku.
"Mau kemana kau?" Tanya Balerina.
"Aku akan pergi ke bantaran sungai bersama Barack." Jawabku.

The Queen Of ElementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang