Day 14 - Part 2

3.6K 303 22
                                    

Day 14 - Part 2



(Pukul 21.35 - Parking Area XXI)

"Saya antar kamu pulang aja sekalian, lagian kita searah." Devan mendekati Michelle yang tampak sedang menunggu taksi.

"Ngak usah pak, saya bisa naik taksi kok." Michelle terlihat masih sangat menjaga jarak dari Devan.

"Ayo, saya nga suka mengulang kalimat, apalagi penawaran." Devan berbalik meninggalkan Michelle, dan gadis itu tampak merengut.

"Aduh, sumpah bisa ngak sih dia nga usah bersikap kaya gitu ke gue. Sebentar baik, bikin gue berharap banyak, terus bentaran galak bikin gue pengen bunuh diri rasanya." Gumam Michelle dalam hati, meski dia akhirnya berbalik dan berusaha mengimbangi langkah Devan.

***

(Pukul (21.45 - Mobil Devan)

"Anak-anak ngajak kamu haiking ya?" Devan membuka pembicaraan.

Michelle tampak mengingat kejadian tadi sore saat semua bujang di ruangan itu yang ternyata memiliki hoby sama yaitu haiking sedang heboh menentukan destinasi haiking di liburan akhir weekend ini, maklumlah hari Senin adalah hari libur, jadi ada tiga hari libur terhitung dari hari Sabtu. "eh.. iya." Jawab Michelle singkat.

Seketika bayangan Devan terseret ke moment tadi sore ketika tiba-tiba Wisnu masuk ke ruangannya.

"Boss." Wisnu masuk dengan gaya santai, tidak ada error, tidak ada laporan, tidak ada deadline sore itu.

"Ya." Devan tampak mengalihkan fokusnya dari kertas di hadapannya pada pria jangkung di hadapannya.

"Kita mau haiking boss, akhir minggu ini."

"Terus?" Devan menatap ke arah Wisnu "Perlu persetujuan saya juga? Itu kan acara free kalian, nga perlu lah saya in charge" Alis Devan tampak bertaut, sementara Wisnu tampak menahan senyumnya.

Devan semakin curiga pada gelagat aneh Wisnu "Kenapa kamu senyum-senyum?"

"Bos nga mau ikut?"

"Enggak, males saya." Devan melengos, kembali fokus pada kertas berantakan di hadapannya.

Wisnu tampak berdehem, "Kita ajak Michelle bos."

"Michelle?" Mata Devan hampir saja terlepas dari kerongkongannya. "Enggak, saya nga kasih ijin kalian ajak Michelle." Entah megapa, tapi dia jadi terlihat begitu protektif pada gadis magang itu.

"Tapi orang tuanya udah kasih ijin bos." Wisnu tampak menaikkan alisnya, sementara Devan seperti mati langkah.

Meski sangat terkejut, tapi Devan bisa menutupi keterkejutannya itu "Ya udah, terserah." Dia pura-pura acuh.

Wisnu menyipitkan mata pada bosnya itu, menunggu reaksi sang bos."Jadi bos kasih ijin nih kalau Michelle ikut?" Wisnu menyipitkan mata pada bosnya itu, menunggu reaksi sang bos.

Devan tampak mempertimbangkan "Kemana tujuannya?"

"Semeru."jawab Wisnu singkat.

Mata Devan kembali terbelalak "Serius kalian?"

"Iya bos. Lagian Michelle itu anak MAPALA kok boss, jadi jangan kawatir lah, ini bukan pendakian pertamanya." Wisnu menjelaskan.

Devan berdehem "Coba kasih tahu saya detail teknisnya."

"Jadi gini bos, untuk mempersingkat waktu kita akan pakai flight terakhir ke Surabaya hari Jumat, terus malam itu juga kita masuk ke home stay. Besok paginya kita akan mulai pendakian, total ada tiga hari dua malam bos. Nah Senin malam kita akan terbang ke Jakarta. Jadi selasa sudah bisa aktif kerja lagi." Wisnu memberikan gambaran secara garis besar untuk tekis perjalanan yang akan mereka tempuh itu.

120 Days #Googlrplaybook #JE Bosco PublisherWhere stories live. Discover now