1.Gadis Barbar

37.8K 374 21
                                    

BAB I

Gadis Barbar

.

.

.

Suasana sekolah sedang ramai, tetapi tidak menghentikan langkah kaki tergesa sesosok pria dengan wajah menawan dan terkesan lebih muda dari usianya—sedang kebingungan dan celangak-celinguk mencari seseorang. Tubuh bersimbah keringat tak menghambat laju kakinya, ia Harata Hoshi—dengan cekatan terus mengarahkan pandangan ke seluruh penjuru Sekolah Menengah Atas di kota Tokyo. Koridor demi koridor ia lewati, beberapa siswi tengah berdiri atau memasukkan buku ke loker pun terkaku karena melihat makhluk Tuhan menawan dan tiba-tiba menginjakkan kaki di sekola mereka.

Bisik-bisik siswi terdengar, menyerukan betapa kerennya sulung Harata yang sekarang tengah berwajah panik dengan poni ikal nyaris basah karena keringat. Menambah kesan hot pada lelaki berparas tampan dan baby face tersebut.

"Ck, ke mana perginya anak nakal itu?" tanyanya dengan suara yang menggeram, iris amber menelisik taja.

Ketika ia berbelok menuju sebuah lorong, pandangannya pun menangkap sesosok siluet seorang gadis yang sedang dalam keadaan duduk di lantai, dengan kedua kaki tengah menjulur. Harata Siera—nama sang Gadis, masih belum menyadari kalau kakaknya tengah mendekat dengan cara mengendap-endap.

Siera mengikat rambutnya yang panjang dengan tergesa-gesa, napasnya ia lepaskan dengan saksama karena sedari tadi berjalan tak tentu arah, tetapi sejenak istirahatnya kini terganggu juga tak kala mata dengan iris gelap itu menatap sang Kakak—tengah berajalan ke arahnya. Ia pun membeliakkan mata dan langsung menegakkan badan.

"Ga-gawat!" teriaknya terbata dan langsung berlari menjauh dari Hoshi.

"Hoi! Beraninya kau! Jangan kabur!" Hoshi kembali menggeram ketika melihat Siera sudah menghilang di balik koridor sekolah, bak ditelan bumi. Ia lalu menghela napas, menyisir rambut dan anak poni yang terjatuh ke dahi menggunakan jari-jarinya yang panjang, keringat di sana pun tersapu dan terlihat mengkilap ketika terkena cahaya mentari. Mengeluh beberapa saat, kemudian menyadari ketika kelelahan akhirnya menerjang tubuh, ia bebisik, "Anak nakal itu, awas saja dia."

Menggerutu dan masih tak menerima kekacauan yang terjadi, Hoshi pun melangkahkan kaki dan kembali mencari adiknya yang seenaknya minta ampun itu, padahal sudah duduk di bangku SMA.

Entah sudah berapa kali menghapus keringat, ia pun mengendurkan dasi sambil bersandar di dinding, percuma saja meluangkan waktunya untuk tidak bekerja, kalau Siera ternyata masih tetap ngotot tidak mau dipindahkan sekolah seperti ini. Padahal kemarin malam Siera sudah bersedia, kenapa tiba-tiba gadis keras kepala itu berubah pikiran lagi? Ck, menyusahkan saja.

*

Entah di ruangan mana, seorang gadis menatap waspada pada sekeliling. Masih mengendap-endap, Siera pun membuka pintu yang ada di depannya guna untuk kembali bersembunyi.

"Hos! Dasar si baby face mesum, enak saja dia sesuka hati memindahkanku ke sekolah jelek ini." Siera berucap dengan kesal karena tidak terima akan didaftarkan oleh kakaknya ke salah satu sekolah yang berpusat di kota Tokyo, yang pastinya memiliki peraturan sangat ketat dan jauh berbeda dengan sekolahnya yang lama.

Tengah berkelut dengan pemikirannya sendiri, mengumpat dan terkadang mengeluh karena dirinya tak bisa menemukan jalan keluar dari sekolah yang terlampau besar ini, Siera pun melangkah kembali dan sama sekali tak menyadari kalau dirinya sedang berada di tempat yang terlarang.

Ia nyaris terdiam, dan kemudian berteriak ketika telah menemukan jiwanya kembali.

"Huaaaa! A-apa yang kalian lakukan di-di sini? Dan kenapa kalian hanya pa-pakai handuk?" Siera tentu saja langsung syok dengan mulut agak mengaga, ia juga terbata-bata lengkap dengan wajah yang memerah seperti buat tomat siap panen.

Siera (Dark Soul) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang